Kisah Anak yang Dieksploitasi Jadi Joki dan Pengamen Jalanan  

Senin, 28 Maret 2016 10:44 WIB

Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Yohana Yambise bersama tiga anak korban eksplotasi di RPSA Jakarta Timur, 27 Maret 2016. TEMPO/Danang Firmanto

TEMPO.CO, Jakarta - Kiki tak ingat kapan pertama kali dia diajak menjadi joki dan pengamen. Dia hanya tahu kegiatan itu dilakukannya hampir setiap hari. Anak laki-laki berusia tujuh tahun itu mengaku awalnya diajak orang tuanya menjadi joki three in one di sekitar Blok M Plaza, Jakarta Selatan.

"Sebelum sekolah, diajak jadi joki dulu," kata Kiki ketika ditemui di Rumah Perlindungan Sosial Anak (RPSA) Jakarta Timur, Ahad, 27 Maret 2016.

Kondisi fisik Kiki tampak sehat saat ini. Ia mengenakan kaus berwarna putih dan celana panjang. Ia tidak menunjukkan raut muka sedih ketika ditemui Tempo. Kiki masih kelas satu di sebuah sekolah dasar di Kramat Sentiong, Jakarta Pusat.

Saban pulang sekolah, Kiki dibawa ibunya ke jalanan. Dia dan beberapa anak lain disuruh mengamen di Blok M. Ia tak pernah menghitung jumlah uang dari hasil mengamen. Setiap rupiah yang ia peroleh selalu diberikan kepada orang tuanya, yang menunggu di minimarket dekat tempatnya mengamen.

Baca juga: Keji, Begini Modus Eksploitasi Bayi untuk Joki 3 in 1

Ahad 27 Maret 2016, Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Yohana Yambise datang mengunjungi RPSA dan menemui Kiki. Dalam kunjungannya, Yohana sempat memeluk anak berkulit kuning langsat itu. Kiki mengaku senang bertemu Ibu Menteri meskipun ia tak mengenali Yohana.

Ketika menjadi joki, Kiki mengatakan umumnya orang memberikan uang Rp 20-50 ribu. Saat saat, ketika ia menjadi joki, ia mengenal Wiwit, anak perempuan berusia lima tahun yang sama-sama menjadi pengamen di Blok M. Sejak itu, keduanya berteman baik. Keduanya saat ini dalam perlindungan RPSA dan mendapat penanganan psikologi.

Kepala RPSA Neneng Heriyani menjelaskan bahwa Kiki akan memperoleh terapi edukatif untuk mengembalikan semangatnya. Kiki bercita-cita menjadi pilot dan ia mengatakan masih ingin sekolah.

Simak: Kak Seto Dukung Polisi Ungkap Eksploitasi Anak Jalanan

Sementara itu Menteri Yohana mengecam orang tua yang mengeksploitasi anaknya untuk dijadikan pengamen. Hukuman bagi mereka minimal sepuluh tahun penjara. Yohana berencana akan mendata para orang tua yang memang kondisi ekonominya lemah untuk diberikan bantuan usaha.

Ia juga membentuk satuan tugas untuk menyisir potensi eksploitasi terhadap anak di semua pelosok Tanah Air, hingga ke desa-desa.

DANANG FIRMANTO

Berita terkait

Modus-modus Kawin Kontrak, Dijanjikan Mahar Jutaan Rupiah

13 hari lalu

Modus-modus Kawin Kontrak, Dijanjikan Mahar Jutaan Rupiah

Kasus kawin kontrak kembali mengemuka. Berikut modus-modus kawin kontrak, termasuk soal mahar jutaan rupiah.

Baca Selengkapnya

Pelamar PPPK Guru 2023 yang Tak Lolos Seleksi Administrasi Bisa Ajukan Sanggah, Begini Caranya

16 Oktober 2023

Pelamar PPPK Guru 2023 yang Tak Lolos Seleksi Administrasi Bisa Ajukan Sanggah, Begini Caranya

PPPK 2023 yang dinyatakan tidak lolos seleksi administrasi, dapat mengajukan sanggahan.

Baca Selengkapnya

Kementerian: Anak Pelaku Pidana, Termasuk Perundungan di Cilacap, Berhak Dapat Pendidikan

6 Oktober 2023

Kementerian: Anak Pelaku Pidana, Termasuk Perundungan di Cilacap, Berhak Dapat Pendidikan

Anak yang berhadapan dengan hukum sebagai pelaku tindak pidana tetap berhak mendapatkan pendidikan, tak terkecuali anak yang jadi pelaku perundungan.

Baca Selengkapnya

Marak Debat Hak Perempuan dan Aborsi di Pilpres Argentina, Kementerian Perempuan Terancam Ditutup

5 Oktober 2023

Marak Debat Hak Perempuan dan Aborsi di Pilpres Argentina, Kementerian Perempuan Terancam Ditutup

Pilpres yang sedang berlangsung di Argentina menyoroti debat tentang hak perempuan dan akses aborsi.

Baca Selengkapnya

Masih Penyesuaian, Bayi Tertukar di Bogor Terkadang Rewel Cari Ibu Asuhnya

15 September 2023

Masih Penyesuaian, Bayi Tertukar di Bogor Terkadang Rewel Cari Ibu Asuhnya

Dua bayi tertukar di Kabupaten Bogor masih menyesuaikan pengasuhan dengan orang tua biologis.

Baca Selengkapnya

KemenPPPA Sebut Anak-Anak di Pulau Rempang Panik, Takut, dan Kemungkinan Trauma

13 September 2023

KemenPPPA Sebut Anak-Anak di Pulau Rempang Panik, Takut, dan Kemungkinan Trauma

Sebelas anak dilarikan ke RSUD Batam karena terkena gas air mata saat bentrokan antara warga dan polisi terjadi di Pulau Rempang.

Baca Selengkapnya

Kasus Bayi Tertukar di Bogor 99,9 Persen Valid, Polisi: Kami Tunggu Laporan Ortu

26 Agustus 2023

Kasus Bayi Tertukar di Bogor 99,9 Persen Valid, Polisi: Kami Tunggu Laporan Ortu

Kasus bayi tertukar di Kabupaten Bogor, akhirnya terungkap melalui hasil tes DNA

Baca Selengkapnya

Cegah Dampak Berkepanjangan, Psikologis Anak Saksi Bunuh Diri di Rel Diminta Diperiksa

11 Juli 2023

Cegah Dampak Berkepanjangan, Psikologis Anak Saksi Bunuh Diri di Rel Diminta Diperiksa

Kemen PPPA meminta Pemda memeriksa sejauh mana dampak psikologis peristiwa bunuh diri di rel terhadap anak-anak yang menyaksikan.

Baca Selengkapnya

Sudah Sisir Blok G Pasar Tanah Abang, Kapolres Metro Jakarta Pusat: Premannya Mana, Enggak Ada

10 Juli 2023

Sudah Sisir Blok G Pasar Tanah Abang, Kapolres Metro Jakarta Pusat: Premannya Mana, Enggak Ada

Setelah diusut, tidak ada lagi preman maupun pengguna narkoba di lantai 2 dan 3 Blok G Pasar Tanah Abang.

Baca Selengkapnya

Banyak Anak Jalanan dan Manusia Gerobak, Wali Kota Tangsel: Penghasilan Lebih Besar daripada di Tangerang

17 April 2023

Banyak Anak Jalanan dan Manusia Gerobak, Wali Kota Tangsel: Penghasilan Lebih Besar daripada di Tangerang

Pemkot Tangsel telah melakukan beberapa kajian atas fenomena anak jalanan (anjal) dan manusia gerobak tersebut.

Baca Selengkapnya