Lakukan Ritual Berendam, 2 Wisatawan Tewas Terseret Arus
Editor
Kukuh S Wibowo Surabaya
Kamis, 24 Maret 2016 14:35 WIB
TEMPO.CO, Wonogiri - Dua pria asal Pacitan, Jawa Timur ditemukan tewas di sekitar obyek wisata Kahyangan, Tirtomoyo, Wonogiri, Jawa Tengah. Korban diduga terseret arus sungai di tempat yang biasa digunakan untuk ritual tersebut. Tim SAR melakukan pencarian dua korban selama semalam suntuk setelah mereka dilaporkan hilang. "Pagi ini kedua korban telah ditemukan," kata Komandan SAR Wonogiri, Warseno, Kamis, 24 Maret 2016.
Dua wisatawan yang berasal dari Punung, Pacitan tersebut diketahui berkunjung ke Kahyangan pada Selasa lalu. Hingga Rabu, kedua orang tersebut belum juga pulang ke rumahnya. Pihak keluarga lantas mencari kedua korban ke tempat wisata itu. Namun, korban yang bernama Hadi Sarijo, 65 tahun, dan Didik Muldiyanto, 40 tahun itu tidak diketemukan. Padahal, motor yang digunakan masih terparkir di sekitar lokasi.
Keluarga akhirnya melapor ke Kepolisian Sektor Tirtomoyo. Polisi bersama tim SAR melakukan penyisiran di sungai yang berada di obyek wisata itu. "Satu korban ditemukan sekitar pukul 06.30 WIB sejauh 1,5 kilometer dari lokasi. Sedangkan korban kedua ditemukan pukul 09.00 berjarak 300 meter dari lokasi," kata Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Wonogiri, Bambang Haryanto.
Kedua jenazah telah dibawa ke puskesmas setempat untuk diidentifikasi. Jenazah langsung dipulangkan ke Pacitan setelah identifikasi selesai. "Proses identifikasi juga melibatkan keluarga," katanya.
Menurut Bambang, korban diduga tengah melakukan ritual kungkum (berendam) di hulu Bengawan Solo itu. Kemungkinan mereka terseret arus sungai yang saat itu cukup besar karena turun hujan. "Ada beberapa saksi yang melihat," katanya.
Bambang menyebut BPBD sebenarnya sudah memasang sejumlah papan peringatan di sekitar obyek wisata itu. Sebab selain rawan banjir, beberapa tebingnya juga mudah longsor.
Selama ini, Kahyangan selalu ramai dikunjungi wisatawan, terutama saat hari libur. Selain menikmati keindahan alam, sebagian pengunjung bertujuan untuk melakukan ritual. Masyarakat setempat meyakini bahwa tempat tersebut merupakan salah satu petilasan Panembahan Senopati, pendiri Kasultanan Mataram.
AHMAD RAFIQ