250 Dokter Bertemu di Bandung Bahas LGBT  

Reporter

Senin, 21 Maret 2016 04:49 WIB

Seorang anggota komunitas LGBT memegang bendera berwarna pelangi dalam parade penuntutan kebebasan hak kaum LGBT di Mumbai, India, 6 Februari 2016. AP Photo/Rajanish Kakade

TEMPO.CO, Bandung - Sebanyak 250 orang dokter dari berbagai daerah di Indonesia menghadiri pertemuan ilmiah tentang lesbian, gay, biseksual, dan transgender (LGBT) di gedung Rumah Sakit Pendidikan Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran, Jalan Eyckman, Bandung. Bertema “Quo Vadis (Mau ke Mana) LGB-T?”, topik yang dibahas mencakup isu terakhir, pemahaman tentang LGBT, kajian neurosains, penanganan pasien, serta penularan HIV dan penyakit AIDS.

Ketua panitia acara tersebut, Lucky Saputra, mengatakan beberapa bulan ini isu tentang LGBT menjadi ramai. “Supaya dapat memberikan sesuatu yang lebih jelas lagi bagaimana sikap kita secara medis, kita melakukan pertemuan ilmiah ini,” katanya. Hasilnya diharapkan bisa menjadi masukan bagi pemerintah daerah serta pengurus pusat kedokteran jiwa.

Peserta yang berjumlah 250 orang ini umum berprofesi sebagai dokter dan psikiater serta beberapa psikolog, yang berasal dari Rumah Sakit Hasan Sadikin Bandung, serta rumah sakit lain di Bandung, Karawang, Cirebon, Lampung, Bengkulu, dan Bali. Acara tersebut terselenggara atas kerja sama Perhimpunan Dokter Spesialis Kedokteran Jiwa Indonesia, Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran, dan Komisi Penanggulangan AIDS Provinsi Jawa Barat, Sabtu, 19 Maret 2016.

Menurut panitia, sampai saat ini belum ada kesepahaman para ahli di berbagai disiplin ilmu tentang homoseksual. Karenanya, hal ini menimbulkan kebingungan dan kontroversi di masyarakat. Misalnya apakah homoseksualitas itu penyakit atau bukan. Sementara itu, banyak masyarakat yang menolak keberadaan homoseksual dan transgender karena alasan budaya atau agama.

Berdasarkan data Survei Terpadu Biologis dan Perilaku pada 2009 dan 2013, LGBT melakukan perilaku seksual berisiko tertular HIV-AIDS. “Sebanyak 73 persen homoseksual melakukan hubungan seks anal (dubur) dengan frekuensi rata-rata sekali per minggu. Sekitar 54 persen berisiko karena tidak memakai kondom,” kata psikiater dari RS Hasan Sadikin, Teddy Hidayat.

Di Jawa Barat, khususnya, tren kasus baru AIDS bergeser dari data Komisi Penanggulangan AIDS Jawa Barat pada 2008 dan 2013. Menurut Teddy, angka penularan HIV melalui jarum suntik menurun dari sekitar 70 persen (2008) menjadi 12,30 persen (2013). Sedangkan penularan HIV dari kelompok heteroseksual mengalami peningkatan dari sekitar 23 persen (2008) menjadi 73 persen (2013). “Kemungkinan telah terjadi penyebaran (risiko HIV) dari kelompok homoseks lelaki ke populasi umum,” ujar Teddy.

Asisten Daerah Kesejahteraan Rakyat Provinsi Jawa Barat, Ahmad Hadadi, mengatakan masyarakat perlu mendapat edukasi tentang LGBT supaya paham. Utamanya agar generasi muda Jawa Barat tetap sehat, kuat, dan cerdas. “Melalui lembaga pendidikan formal, para guru diberi pemahaman tentang ini, mulai pergaulan hingga segala macam yang kita khawatirkan. Sebab, tingkat SD saja ada yang tertular AIDS,” kata Wakil Ketua Harian Komisi Penanggulangan AIDS Jawa Barat itu.




ANWAR SISWADI

Berita terkait

Profil Kim Sang-sik, Pelatih Baru Timnas Vietnam asal Korea Selatan

5 menit lalu

Profil Kim Sang-sik, Pelatih Baru Timnas Vietnam asal Korea Selatan

Timnas Vietnam sudah memiliki pelatih anyar. VFF) mengumumkan penunjukan Kim Sang-sik sebagai pengganti Philippe Troussier.

Baca Selengkapnya

Hasil Liga Inggris Pekan Ke-36: Haaland Borong 4 Gol, Manchester City Kalahkan Wolves 5-1

14 menit lalu

Hasil Liga Inggris Pekan Ke-36: Haaland Borong 4 Gol, Manchester City Kalahkan Wolves 5-1

Erling Haaland memboronhg 4 gol saat Manchester City taklukkan Wolves 5-1 di Liga Inggris pekan ke-36.

Baca Selengkapnya

Bursa Transfer: Real Madrid Bidik Wonderkid Argentina Franco Mastantuono

1 jam lalu

Bursa Transfer: Real Madrid Bidik Wonderkid Argentina Franco Mastantuono

Klub raksasa Liga Spanyol, Real Madrid, kembali dikaitkan pemain muda berbakat (wonderkid), yakni Franco Mastantuono asal Argentina.

Baca Selengkapnya

Wapres Ma'ruf Amin Optimistis Timnas U-23 Indonesia Bisa Kalahkan Guinea di Laga Playoff Olimpiade 2024

1 jam lalu

Wapres Ma'ruf Amin Optimistis Timnas U-23 Indonesia Bisa Kalahkan Guinea di Laga Playoff Olimpiade 2024

Wapres Ma'ruf Amin optimistis Timnas U-23 Indonesia bisa mengalahkan timnas Guinea U-23 pada pertandingan playoff Olimpiade 2024.

Baca Selengkapnya

Lawan Timnas U-23 Indonesia di Playoff Olimpiade, Timnas Guinea Dipenuhi Pemain yang Berkiprah di Eropa

2 jam lalu

Lawan Timnas U-23 Indonesia di Playoff Olimpiade, Timnas Guinea Dipenuhi Pemain yang Berkiprah di Eropa

Timnas U-23 Indonesia akan menghadapi Guinea U-23 pada babak playoff untuk memperebutkan satu tiket ke Olimpiade 2024.

Baca Selengkapnya

Jadwal Championship Series Liga 1 2023-2024 Sudah Ditetapkan, Dimulai 14 Mei

3 jam lalu

Jadwal Championship Series Liga 1 2023-2024 Sudah Ditetapkan, Dimulai 14 Mei

Jadwal Championships Series Liga 1 2023-2024 sudah dirilis. Leg pertama digelar 14 dan 15 Mei 2024.

Baca Selengkapnya

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Senior Jadi Tersangka

3 jam lalu

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Senior Jadi Tersangka

Polisi menetapkan satu orang tersangka dalam kasus penganiayaan yang mengakibatkan tewasnya seorang taruna STIP Marunda

Baca Selengkapnya

Kepala RS Polri Ungkap Hasil Autopsi Jenazah Taruna STIP Korban Penganiayaan Senior

4 jam lalu

Kepala RS Polri Ungkap Hasil Autopsi Jenazah Taruna STIP Korban Penganiayaan Senior

Taruna Sekolah Tinggi Ilmu Pelayaran (STIP) Putu Satria Ananta Rustika, 19 tahun, tewas diduga dianiaya seniornya di toilet

Baca Selengkapnya

PKB Bahas Koalisi dengan PKS untuk Pilkada 2024 di Kota Depok

4 jam lalu

PKB Bahas Koalisi dengan PKS untuk Pilkada 2024 di Kota Depok

PKS Kota Depok membuka peluang bagi partai politik untuk bergabung pada Pilkada 2024.

Baca Selengkapnya

Jaga Kesehatan Mental dengan Hindari Pacaran di Usia Anak

4 jam lalu

Jaga Kesehatan Mental dengan Hindari Pacaran di Usia Anak

KemenPPPA meminta pacaran pada usia anak sebaiknya dihindari untuk menjaga kesehatan mental.

Baca Selengkapnya