Cara PT Kalbe dan Tempo Menjaring Peneliti Muda Berkualitas  

Reporter

Editor

Agung Sedayu

Selasa, 15 Maret 2016 15:01 WIB

Diskusi publik sosialisasi Ristekdikti-Kalbe Science Awards 2016 di gedung D Kemenristekdikti, Jakarta, 15 Maret 2016. TEMPO/Yohanes Paskalis

TEMPO.CO, Jakarta - Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi bekerja sama dengan perusahaan farmasi PT Kalbe Farma Tbk, dan Tempo sebagai mitra media, meresmikan Ristekdikti-Kalbe Science Awards (RKSA) 2016. Ini salah satu bentuk apresiasi terhadap para peneliti terbaik Indonesia. Lewat kegiatan yang diselenggarakan sejak 2008 ini, peneliti muda bisa mengimplementasikan karya ilmiahnya ke masyarakat.

"Kami perlu sinergi secara harmonis antara akademi, industri, dan pemerintah untuk mewujudkan penelitian bernilai tinggi dan bermanfaat," ujar Ketua Umum Panitia RKSA 2016 Pre Agusta di Jakarta, Selasa, 15 Maret 2016.

Menurut Agusta, program dua tahunan ini merupakan komitmen pemerintah dan Kalbe Indonesia mengembangkan pengetahuan dan teknologi, serta budaya inovasi di masyarakat.

Soal bidang, Agusta mengatakan RKSA 2016 bertumpu pada penelitian kesehatan, meliputi kajian Bahan Obat, Diagnostik dan Metode Pengobatan, serta Pangan Fungsional.

"Pangan fungsional itu maksudnya bahan makanan yang nyata bermanfaat untuk masyarakat," kata External Communications Senior Manager PT Kalbe Farma Hari Nugroho.

Ada dua penghargaan RKSA 2016, yaitu Best Research Awards dan Young Scientist Award. Best Research Awards ditujukan untuk hasil terbaik penelitian bidang life science dan teknologi kesehatan, sedangkan Young Scientist Award untuk mengapresiasi peran peneliti muda dalam bidang tersebut.

Menurut Hari, kriteria penilaian atas dua penghargaan tersebut berbeda. "Untuk Best Research Awards, yang dinilai adalah orisinalitas, kebaruan, manfaat dan dampak untuk ilmu pengetahuan, serta hibah yang pernah didapatkan penelitian yang bersangkutan," ujarnya.

Sedangkan pada Young Scientist Award, tutur Hari, yang dinilai adalah publikasi dan jenis publikasi yang diterbitkan peneliti muda yang bersangkutan, juga penghargaan kompetitif yang pernah didapatkan individu tersebut sebagai seorang peneliti.

Sejumlah petinggi lembaga biologi, profesor, dan guru besar bidang farmasi dari berbagai perguruan tinggi ternama di Indonesia ditunjuk sebagai dewan juri RKSA 2016. Direktur Jenderal Penguatan Riset dan Pengembangan Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Muhammad Dimyati pun ikut menjadi penilai. "Dari komposisi juri ada perubahan dari tahun ke tahun, tapi soal topik kajian dan aspek penilaian tak banyak berubah sejak RKSA pertama," kata Hari.

Hari juga menjelaskan masa sosialisasi dan pendaftaran RKSA 2016 dimulai 15 Maret 2016 hingga 3 Juni 2016. Peserta yang tak dibatasi jumlahnya, diwajibkan mengirim berkas penelitian berupa formulir pendaftaran, profil diri, rangkuman penelitian, dan paper penelitian yang bisa diunduh di www.kalbe-rksa.com.

YOHANES PASKALIS

Berita terkait

BRIN Temukan Daur Ulang Baterai Litium Ramah Lingkungan

31 hari lalu

BRIN Temukan Daur Ulang Baterai Litium Ramah Lingkungan

BRIN sebut tiga alasan mengapa daur ulang baterai litium sangat penting. Satu di antaranya alasan ramah lingkungan.

Baca Selengkapnya

Dua Artikel Ilmiah Karya Dosen UGM Paling Banyak Disitasi, Apa Saja?

26 September 2023

Dua Artikel Ilmiah Karya Dosen UGM Paling Banyak Disitasi, Apa Saja?

Universitas Gadjah Mada atau UGM masuk dalam jajaran top 50 dunia pada THE Impact Rankings 2023.

Baca Selengkapnya

Rektor Stanford University Mundur karena Penelitian Ilmiahnya Dinilai Kurang

20 Juli 2023

Rektor Stanford University Mundur karena Penelitian Ilmiahnya Dinilai Kurang

Pemimpin Stanford University, salah satu kampus yang paling bergengsi di AS, mundur setelah ditemukan kekurangan dalam penelitiannya tentang saraf.

Baca Selengkapnya

2 Syarat dari BRIN Agar Penemuan Bisa Disebut Sebagai Inovasi

14 Juli 2023

2 Syarat dari BRIN Agar Penemuan Bisa Disebut Sebagai Inovasi

Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) mengungkapkan dua syarat agar sebuah penemuan dapat disebut sebagai inovasi.

Baca Selengkapnya

Bagaimana Artikel Ilmiah Bisa Lolos di Jurnal Bereputasi? Ini Kata Dosen Unpad

14 April 2023

Bagaimana Artikel Ilmiah Bisa Lolos di Jurnal Bereputasi? Ini Kata Dosen Unpad

Tiga peneliti Unpad membagikan pengalamannya terkait pengalaman publikasi artikel ilmiah pada jurnal internasional bereputasi tinggi.

Baca Selengkapnya

Pakar ITB Teliti Kepunahan Reptil dengan Tim Ilmuwan Dunia

6 April 2023

Pakar ITB Teliti Kepunahan Reptil dengan Tim Ilmuwan Dunia

Ilmuwan ITB Djoko T. Iskandar meneliti kepunahan reptil dan kaitannya dengan usaha konservasi tetrapoda.

Baca Selengkapnya

Rancang Alat Deteksi Jenis Malaria, Mahasiswa ITB Raih Juara Pertama Festival Ilmiah

26 Maret 2023

Rancang Alat Deteksi Jenis Malaria, Mahasiswa ITB Raih Juara Pertama Festival Ilmiah

Tim mahasiswa Institut Teknologi Bandung (ITB) merancang alat deteksi lima jenis malaria.

Baca Selengkapnya

Pakar ITB Teliti Keruntuhan Anak Krakatau 2018 untuk Pemodelan Tsunami Akurat

22 Maret 2023

Pakar ITB Teliti Keruntuhan Anak Krakatau 2018 untuk Pemodelan Tsunami Akurat

Dosen teknik geologi ITB meneliti keruntuhan tubuh Gunung Anak Krakatau sebagai tolok ukur pemodelan tsunami akurat.

Baca Selengkapnya

Psikolog UI Teliti Penyebab Bungkamnya Mahasiswa Saksi Kecurangan Akademik

17 Januari 2023

Psikolog UI Teliti Penyebab Bungkamnya Mahasiswa Saksi Kecurangan Akademik

Psikolog UI Anna Armeini Rangkuti mengidentifikasi ada empat motif utama silence mahasiswa terhadap kesaksian adanya kecurangan akdemik.

Baca Selengkapnya

Tips Menulis Esai Ilmiah dengan Baik, Mahasiswa Perlu Tahu

13 September 2022

Tips Menulis Esai Ilmiah dengan Baik, Mahasiswa Perlu Tahu

Simak tips menulis esai ilmiah yang baik dari Universitas Airlangga.

Baca Selengkapnya