Lamongan Keruk Rawa Semando Seluas 136 Hektare
Editor
MC Nieke Indrietta Baiduri
Selasa, 8 Maret 2016 06:20 WIB
TEMPO.CO, Lamongan -- Pemerintah Provinsi Jawa Timur dan Kabupaten Lamongan akan mengeruk rawa Semando seluas 136 hektare di Kecamatan Babat. Menyusul banjir selama 11 hari di delapan desa di Kecamatan Babat, akibat minimnya lahan penampungan air di Lamongan bagian barat.
Proyek pengerukan Rawa Semando muncul saat Wakil Gubernur Jawa Timur, Syaifullah Yusuf saat meninjau banjir di beberapa desa di Kecamatan Babat, Senin 7 Maret 2016. Diproyeksikan, proyek normalisasi (pengerukan) Rawa Semando, dilaksanakan tahhun 2016 ini. “Ya, tahun ini,” ujarnya dalam siaran pers, Senin 7 Maret 2016.
Lokasi Rawa Semando, berada tepat di sebelah timur Pasar Agrobis—berlokasi di Jalan Raya Babat-Lamongan. Selama bertahun-tahun lamanya Rawa Semando menjadi kawasan penampungan air dari pegunungan di Babat bagian selatan. Juga luberan air dari Waduk di Kecamatan Kedungpring—sekitar 12 kilometer selatan Kota Babat.
Namun, dalam dua tahun belakangan ini Rawa Semando mengalami pendangkalan. Menyusul, adanya beberapa proyek perumahan di daerah itu. Dampaknya, saat curah hujan tinggi, dan juga luapan Sungai Bengawan Solo, air di Kota Kecamatan Babat, tidak bisa dibuang dan mengakibatkan banjir.
Wakil Gubernur Syaifullah Yusuf juga meninjau langsung banjir tinggi sekitar 30 centimeter di Jalan Gotong Royong, Babat. Selain itu, meninjau rumah pompa sedot di Desa Bedahan, Babat. Penambahan pompa sedot untuk banjir, sebagai alternative proyek jangka pendek. Setidaknya mengurangi volume banjir yang sudah terjadi mulai tanggal 26 Februari hingga 7 Maret 2016. “Ya, pompanya kami tambahi,” ujar dia.
Syaifullah Yusuf menambahkan, Pemerintah Provinsi juga akan memperbaiki kerusakan di perempatan jalan yang menghubungkan Bojonegoro-Tuban-Lamongan dan Jombang, tepatnya di Rumah Makan Mira. Jalan di jalur ke Pantura itu, rusak akibat terendam banjir selama 11 hari.
Terkait itu sudah disiapkan semua oleh Pak Bupati Fadeli, baik permakanan maupun obat-obatan. Pak Bupati Fadeli sudah bentuk 6 posko yang buka selama 24 jam di 6 desa terdampak.
Bupati Lamongan Fadeli mengatakan kini tengah diusulkan untuk membuat sudetan. Sudetan untuk pembuangan air ke Sungai Bengawan Solo dari rumah pompa banjir di Desa Bedahan. Sedangkan jaraknya hanya sekitar 150 meter.”Kita proyeksikan untuk pembebasan lahan untuk sudetan,” ujarnya di acara peninjauan banjir di Kecamatan Babat, Senin 7 Maret 2016.
Bupati Fadeli menambahkan, untuk korban banjir, telah membentuk 6 posko yang buka selama 24 jam di 6 desa terdampak. Yaitu Desa Bedahan, Kelurahan Babat, Banaran, Plaosan, Genteng Kulon dan Kuripan.
Adapun banjir di enam desa di Kecamatan Babat, Kabupaten Lamongan, Jawa Timur, belum surut meski sudah 11 hari, terhitung dari Jumat 26 Februari-7 Maret 2016. Penyebabnya, selain tanah rendah dan hampir sama dengan Sungai Bengawan Solo juga banjir kiriman dari pegunungan di sebelah selatan Kecamatan Babat.
Untuk mengatasi banjir, Pemerintah Kabupaten Lamongan telah menambah satu unit pompa penyedot air saat Sungai Bengawan Solo meluap. Pompa penyedot air saat banjir sebelumnya telah dipasang di beberapa titik di Sungai Bengawan Solo dan Bengawan Jero di Lamongan.
Satu unit pompa yang baru berkapasitas 500 liter per detiknya dan dipasang di pintu air di Kecamatan Babat. Sedangkan pompa yang sudah terpasang di antaranya berkapasitas 350 liter per detik, juga di pasang di Kecamatan Babat. Kemudian pompa penyedot berkapasitas 3000 liter per detik dipasang di Sluis Kuro, Kecamatan Glagah. Selanjutnya empat unit pompa dengan kapasitas 4000 liter per detik di Sungai Bengawan Jero, Lamongan.
SUJATMIKO