Satelit Temukan 23 Titik Panas di Sumatera, Riau Terbanyak  

Reporter

Editor

Raihul Fadjri

Sabtu, 27 Februari 2016 15:09 WIB

Seorang tentara menggunakan kacamata renang untuk melindungi matanya dari asap saat memadamkan kebakaran lahan gambut di Parit Indah, Kampar, Riau, 8 September 2015. Jumlah titik panas yang diindikasikan kebakaran hutan dan lahan di Sumatera mulai menurun. REUTERS/YT Haryono

TEMPO.CO, Pekanbaru - Satelit Tera dan Aqua memantau 23 titik panas di Sumatera. Provinsi Riau menjadi daerah penyumbang titik panas mencapai 14 titik. "Titik panas terpantau pukul 07.00 pagi," kata Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika Stasiun Pekanbaru Sugarin, 27 Februari 2016

Sugarin mengatakan di Aceh terdapat tiga titik panas, Sumatera Utara enam titik, dan Riau 14 titik. Untuk Riau, titik api tersebar di Bengkalis, yakni sebanyak 13 titik dan Siak satu titik. Kebakaran lahan mulai marak terjadi di Riau bagian pesisir. Di Dumai, kebakaran lahan mencapai 20 hektare. Kepolisian Resor Dumai langsung menangkap empat pelaku pembakar lahan. "Para pelaku terdiri atas pekerja dan pemilik lahan," kata Kepala Polres Dumai Ajun Komisaris Besar Suwoyo.

Menurut Suwoyo, Kepolisian dan TNI maupun petugas pemadam kebakaran beberapa hari ini berjibaku memadamkan api agar tidak meluas dan menimbulkan kabut asap. Selain lewat darat, pemadaman dilakukan lewat udara menggunakan helikopter waterbombing.

Kebakaran lahan juga terjadi di Bengkalis. Kepala Bidang Pemadam Kebakaran Badan Penanggulangan Bencana Daerah Bengkalis Suiswantoro mengakui kemunculan titik api di sejumlah daerah di Bengkalis. "Kemunculan titik api sudah terjadi dalam dua pekan terakhir," katanya.

Menurut dia, sejak dua pekan ini, suhu udara di Bengkalis cukup panas. Penyebabnya ialah tiupan angin utara yang bersifat kering dengan frekuensi yang cukup panjang. Walhasil, lahan, yang kebanyakan berjenis gambut, di Bengkalis sangat mudah terbakar.

Kebakaran lahan terjadi di sejumlah kecamatan, yakni di Kecamatan Rupat dengan luas lahan terbakar mencapai 10 hektare. Titik api juga muncul membakar lahan di Kecamatan Siak Kecil, Kecamatan Bantan, dan Bukit Batu. Namun kebakaran lahan, kata Suiswantoro, secepatnya dapat dicegah oleh petugas pemadam. "Saat ini api sudah padam," ujarnya.

Suiswantoro mengatakan petugas pemadam dari BPBD, Masyarakat Peduli Api, dan Kepolisian sudah siaga mencegah terjadinya kebakaran lahan sesuai dengan instruksi Presiden dan Pemerintah Daerah. Tapi, persoalannya, masih ada masyarakat yang melakukan pembakaran untuk pembersihan kebun dengan cara sembunyi-sembunyi. “Padahal petugas hampir tiap hari patroli dan sosialisasi tentang ancaman hukuman pembakaran lahan,” kata Suiswantoro.




RIYAN NOFITRA

Berita terkait

Amerika Perkuat Infrastruktur Transportasinya dari Dampak Cuaca Ekstrem, Kucurkan Hibah 13 T

12 hari lalu

Amerika Perkuat Infrastruktur Transportasinya dari Dampak Cuaca Ekstrem, Kucurkan Hibah 13 T

Hibah untuk lebih kuat bertahan dari cuaca ekstrem ini disebar untuk 80 proyek di AS. Nilainya setara separuh belanja APBN 2023 untuk proyek IKN.

Baca Selengkapnya

Pertama di Dunia, Yunani Berikan Liburan Gratis sebagai Kompensasi Kebakaran Hutan 2023

20 hari lalu

Pertama di Dunia, Yunani Berikan Liburan Gratis sebagai Kompensasi Kebakaran Hutan 2023

Sebanyak 25.000 turis dievakuasi saat kebakaran hutan di Pulau Rhodes, Yunani, pada 2023, mereka akan mendapat liburan gratis.

Baca Selengkapnya

BNPB Ingatkan Banyaknya Kasus Kebakaran Hutan dan Lahan di Sumatera

45 hari lalu

BNPB Ingatkan Banyaknya Kasus Kebakaran Hutan dan Lahan di Sumatera

Dari data BNPB, kasus kebakaran hutan dan lahan mulai mendominasi di Pulau Sumatera sejak sepekan terakhir.

Baca Selengkapnya

Risiko Karhutla Meningkat Menjelang Pilkada 2024, Hotspot Bermunculan di Provinsi Rawan Api

49 hari lalu

Risiko Karhutla Meningkat Menjelang Pilkada 2024, Hotspot Bermunculan di Provinsi Rawan Api

Jumlah titik panas terus meningkat di sejumlah daerah. Karhutla tahun ini dinilai lebih berisiko tinggi seiring penyelenggaraan pilkada 2024.

Baca Selengkapnya

Penugasan Jokowi, BMKG Bentuk Kedeputian Baru Bernama Modifikasi Cuaca

50 hari lalu

Penugasan Jokowi, BMKG Bentuk Kedeputian Baru Bernama Modifikasi Cuaca

Pelaksana tugas Deputi Modifikasi Cuaca BMKG pernah memimpin Balai Besar TMC di BPPT. Terjadi pergeseran SDM dari BRIN.

Baca Selengkapnya

Tentang Musim Kemarau yang Menjelang, BMKG: Mundur dan Lebih Basah di Banyak Wilayah

50 hari lalu

Tentang Musim Kemarau yang Menjelang, BMKG: Mundur dan Lebih Basah di Banyak Wilayah

Menurut BMKG, El Nino akan segera menuju netral pada periode Mei-Juni-Juli dan setelah triwulan ketiga berpotensi digantikan La Nina.

Baca Selengkapnya

Mendagri Tito Karnavian Minta Pemda Susun Regulasi Terkait Karhutla

50 hari lalu

Mendagri Tito Karnavian Minta Pemda Susun Regulasi Terkait Karhutla

Regulasi dinilai penting karena akan mempengaruhi perumusan program dan anggaran penanganan kebakaran.

Baca Selengkapnya

Para Menteri Sudah Rapat Kebakaran Hutan dan Lahan, Ancang-ancang Hujan Buatan

51 hari lalu

Para Menteri Sudah Rapat Kebakaran Hutan dan Lahan, Ancang-ancang Hujan Buatan

Saat banyak wilayah di Indonesia masih dilanda bencana banjir, pemerintah pusat telah menggelar rapat koordinasi khusus kebakaran hutan dan lahan.

Baca Selengkapnya

Suhu Udara Global: Bumi Baru Saja Melalui Februari yang Terpanas

55 hari lalu

Suhu Udara Global: Bumi Baru Saja Melalui Februari yang Terpanas

Rekor bulan terpanas kesembilan berturut-turut sejak Juli lalu. Pertengahan tahun ini diprediksi La Nina akan hadir. Suhu udara langsung mendingin?

Baca Selengkapnya

Kebakaran Hutan Kerap Terjadi di Sumatera dan Kalimantan, Ini Cara Antisipasi Karhutla

3 Maret 2024

Kebakaran Hutan Kerap Terjadi di Sumatera dan Kalimantan, Ini Cara Antisipasi Karhutla

Kebakaran hutan kerap terjadi di beberapa daerah di Pulau Sumatera dan Kalimantan. Bagaimana cara mengantisipasinya?

Baca Selengkapnya