Ini Penyebab Paham Terorisme Tumbuh Subur di Indonesia  

Reporter

Editor

Elik Susanto

Rabu, 24 Februari 2016 19:14 WIB

Terdakwa simpatisan ISIS Ahmad Junaedi melambaikan tangan usai pembacaan vonis di Pengadilan Negeri Jakarta Barat, 9 Februari 2016. Ahmad Junaedi divonis tiga tahun penjara setelah terbukti melakukan tindak pidana terorisme. TEMPO/Marifka Wahyu Hidayat

TEMPO.CO, Jakarta - Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror Mabes Polri mengungkapkan, salah satu penyebab suburnya paham terorisme di Indonesia adalah hilangnya budaya gotong-royong. Kebiasaan baik ini mulai ditinggalkan, ditandai oleh renggangnya hubungan persaudaraan antartetangga.

"Banyak teroris yang tidak diketahui tetangganya. Ternyata orang yang tinggal di dekat rumahnya adalah pelaku teror," tutur pejabat bagian operasional Mabes Polri, Ajun Komisaris Besar Antony Sindu, saat diskusi di gedung Dewan Pers, Rabu, 24 Februari 2016.

Menurut Antony, budaya gotong-royong sudah terkikis. Efeknya, masyarakat lebih mengedepankan sifat individualistis dan tidak mengenal lingkungannya. Padahal sikap ini menjadi salah satu penyebab suburnya paham terorisme di Indonesia.

Antony menambahkan, sudah saatnya menjadikan terorisme sebagai musuh bersama. Semua elemen masyarakat harus mengambil peran. Dari memberi pemahaman yang baik kepada saudara dan tetangga hingga kontrol sosial.

"Di Arab Saudi, negara bahkan mengontrol dan menyeleksi imam yang akan memimpin salat," katanya. Salah satu kontrol pemerintah Arab Saudi adalah menyeleksi imam masjid yang berceramah agama.

Wakil Ketua Komisi I Dewan Perwakilan Rakyat Hanafi Rais mengatakan saat ini Dewan dan pemerintah sedang menggodok draf revisi Undang-Undang Terorisme. Rencananya, pemerintah akan lebih mengutamakan pencegahan. Meski begitu, Hanafi menyarankan, jangan sampai pencegahan ini menjadikan terorisme tumbuh subur. Artinya, jangan sampai undang-undang tersebut ternyata membuat kepolisian makin represif.

Di media sosial, terorisme bisa tumbuh subur dengan propaganda yang mudah diterima masyarakat. Karena itu, perlu adanya upaya kolektif untuk mengawasi terorisme di media sosial. Di antaranya dengan melakukan propaganda antiterorisme.

"Di Amerika Serikat atau negara-negara Eropa, telah dibentuk lembaga counter narrative cyber crime," tuturnya. Lembaga tersebut mengawasi ideologi terorisme yang masuk ke negaranya. Sebab, dalam banyak kasus, salah satu target teroris adalah perekrutan anak muda.

Menurut Hanafi, banyak pemuda terlibat dalam serangan terorisme di Indonesia. Bahkan propaganda radikalisme telah menyebar hingga media sosial, seperti Facebook, YouTube, Twitter, dan sejumlah media lain, yang umumnya disukai kalangan remaja.

AVIT HIDAYAT

Berita terkait

Densus 88 Tangkap 8 Teroris Anggota JI, Polisi Sebut Semua Pengurus Organisasi

13 hari lalu

Densus 88 Tangkap 8 Teroris Anggota JI, Polisi Sebut Semua Pengurus Organisasi

Karopenmas Divisi Humas Polri Brigjen Trunoyudo Wisnu Andiko menyebut delapan tersangka teroris itu berinisial G, BS, SK, A, MWDS, DK, H, dan RF.

Baca Selengkapnya

Densus 88 Tangkap 8 Teroris Diduga Anggota JI sedang Latihan Fisik dan Militer di Poso Sulteng

15 hari lalu

Densus 88 Tangkap 8 Teroris Diduga Anggota JI sedang Latihan Fisik dan Militer di Poso Sulteng

Delapan terduga teroris yang sedang latihan fisik dan militer di Poso Sulteng itu disebut punya posisi strategis di Jamaah Islamiyah.

Baca Selengkapnya

Densus 88 Tangkap Tujuh Orang Terduga Teroris Anggota Jamaah Islamiyah di Sulawesi Tengah

15 hari lalu

Densus 88 Tangkap Tujuh Orang Terduga Teroris Anggota Jamaah Islamiyah di Sulawesi Tengah

Tim Densus 88 Antiteror Polri menangkap tujuh orang diduga terafiliasi sebagai anggota kelompok teroris Jamaah Islamiyah

Baca Selengkapnya

Densus 88 Tangkap Terduga Teroris di Boyolali Jawa Tengah, Ini Profil Densus 88 Antiteror

29 Januari 2024

Densus 88 Tangkap Terduga Teroris di Boyolali Jawa Tengah, Ini Profil Densus 88 Antiteror

Simak sejarah dan profil Densus 88 yang khusus menangani kasus terorisme di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Terduga Teroris yang Ditangkap Lagi di Boyolali Kelompok Jamaah Islamiyah

29 Januari 2024

Terduga Teroris yang Ditangkap Lagi di Boyolali Kelompok Jamaah Islamiyah

Terduga teroris yang ditangkap di Boyolali masuk kelompok Jamaah Islamiyah. Total ada 11 orang yang diringkus.

Baca Selengkapnya

Densus 88 Kembali Ciduk 1 Terduga Teroris di Kabupaten Boyolali

27 Januari 2024

Densus 88 Kembali Ciduk 1 Terduga Teroris di Kabupaten Boyolali

Densus 88 kembali menangkap satu terduga teroris di Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah, Sabtu, 27 Januari 2024.

Baca Selengkapnya

Polisi: 10 Terduga Teroris di Jateng Bagian Jamaah Islamiyah Wilayah Timur

26 Januari 2024

Polisi: 10 Terduga Teroris di Jateng Bagian Jamaah Islamiyah Wilayah Timur

Penangkapan sepuluh terduga teroris dilakukan di beberapa wilayah di Jawa Tengah pada Kamis

Baca Selengkapnya

Densus 88 Masih Selidiki Peran 10 Terduga Teroris Jaringan Jamaah Islamiyah di Jawa Tengah

26 Januari 2024

Densus 88 Masih Selidiki Peran 10 Terduga Teroris Jaringan Jamaah Islamiyah di Jawa Tengah

10 orang terduga teroris di Jawa Tengah diduga berasal dari kelompok Jamaah Islam (JI).

Baca Selengkapnya

Total 10 Terduga Teroris Ditangkap Densus 88 di Solo Raya, 1 Orang Dibekuk di Karanganyar

25 Januari 2024

Total 10 Terduga Teroris Ditangkap Densus 88 di Solo Raya, 1 Orang Dibekuk di Karanganyar

Sebelum penangkapan di Karanganyar, tim Densus 88 Antiteror Mabes Polri telah menangkap sejumlah terduga teroris di beberapa daerah di Solo Raya.

Baca Selengkapnya

Densus 88 Juga Tangkap 3 Terduga Teroris di Boyolali

25 Januari 2024

Densus 88 Juga Tangkap 3 Terduga Teroris di Boyolali

Kapolres Boyolali tidak diberi tahu ketiga warga yang ditangkap DEnsus 88 itu masuk dalam jaringan teroris apa.

Baca Selengkapnya