Baden Powell Adalah Pelopor Pendidikan Lingkungan Hidup  

Reporter

Senin, 22 Februari 2016 13:12 WIB

Baden Powell. searcharchives.vancouver.ca

TEMPO.CO, Jakarta - Baden Powell adalah pelopor pendidikan lingkungan dan berkelanjutan bagi anak-anak dan remaja di dunia. "Alam dijadikan metode, teknik, dan media pembelajaran. Alam dipakai sebagai wahana penggemblengan diri kaum muda," kata Suyatno, Guru Besar Universitas Negeri Surabaya pada Senin, 22 Februari 2016.

Menurut Suyatno, Baden Powell tidak hanya mengajarkan cinta terhadap lingkungan hidup, tapi juga mengeksplorasi alam untuk pemaknaan hidup. Dia selalu mengajak kaum muda untuk berpetualang di alam terbuka. "'Life without adventure would be deadly dull," ujar Baden Powell.

Penilaian senada disampaikan Ketua Kwartir Daerah Pramuka Jawa Tengah Profesor Budi Prayitno. Menurut dia, kepramukaan mengajarkan kaum muda mencintai alam dan kasih sayang sesama manusia. Alam yang diciptakan oleh Tuhan penuh dengan keindahan dan keajaiban untuk dinikmati.

Pengertian menikmati adalah menjaga, mengelola, dan memanfaatkan secara baik sehingga bermanfaat untuk generasi kini dan yang akan datang. "Untuk bisa menikmati dan mensyukuri alam maka kegiatan kepramukaan dilakukan di alam terbuka," kata Budi, dosen di Fakultas Kelautan dan Ilmu Perikanan, Universitas Diponegoro.

Dalam wasiat terakhir, Baden Powell menjelaskan bahwa Tuhan menciptakan kita dalam dunia yang bahagia ini untuk hidup bahagia dan bergembira ria. Kebahagiaan tidak timbul dari kekayaan, juga tidak dari jabatan yang menguntungkan, ataupun kesenangan bagi diri sendiri.

"Jalan menuju kebahagiaan ialah membuat dirimu lahir serta batin sehat dan kuat pada waktu kamu masih anak-anak, sehingga kamu dapat berguna bagi sesamamu dan dapat menikmati hidup jika kamu kelak telah dewasa. Usaha menyelidiki alam akan menimbulkan kesadaran dalam hatimu, betapa banyak keindahan dan keajaiban yang telah diciptakan oleh Tuhan di dunia ini supaya kamu dapat menikmatinya," kata Baden Powell dalam pesannya sebelum meninggal.

Pesan lainnya: "Dengan mempelajari alam, Anda akan tahu betapa Tuhan telah menciptakan alam yang indah dan menakjubkan untuk dinikmati. Usahakan dunia ini berada dalam keadaan yang semakin baik dari saat ini."

Joko Mursitho menjelaskan pesan lain dari Baden Powell, yakni "Jika kamu berada di suatu tempat, ketika kamu meninggalkan tempat itu, tempat itu harus lebih baik dari sebelumnya."

Pesan ini, kata Joko yang juga mantan ketua Pusdiklatnas Gerakan Pramuka, menegaskan Baden Powell ingin setiap anggota pramuka harus terus memperbaiki kualitas lingkungan hidup di sekitarnya. Ini sesuai dengan pembangunan berkelanjutan yang kini menjadi agenda PBB.

Pernyataan Budi Prayitno, Joko Mursitho, dan Suyatno disampaikan menyambut Hari Baden Powell yang ke-159 tahun pada hari ini. Robert Stephenson Smyth Baden-Powell yang lahir 22 Februari 1857 di London, Inggris, adalah pendiri Organisasi Kepanduan Dunia.

BP atau bipi, panggilan Baden Powell, adalah pensiunan letnan jendrral angkatan bersenjata Britania Raya. Setelah pensiun di usia 52 tahun, dia mengabdikan diri untuk remaja di Inggris dan negara lainnya.

Organisasi Kepanduan Dunia yang berdiri tahun 1909 saat ini memiliki 38 juta anggota di 217 negara dan teritori. Di Indonesia, sekitar 17 juta orang menjadi anggotanya.

Baden Powell di dalam bukunya yang berjudul Rovering to Success: a book of life-sport for young men (terbitan tahun 1922) menulis, sekalipun di alam ini terjadi segala peristiwa seperti kehidupan yang penuh sensasi, perkembangbiakan, kematian, dan evolusi berlangsung secara mantap di bawah kebesaran hukum persamaan yang mengatur kita.

"Manusia dan sahabat alamnya berada di antara tumbuhan hutan serta makhluk-makhluknya. Bagi mereka yang dikaruniai mata untuk melihat dan telinga untuk mendengar, hutan adalah sebuah laboratorium, perkumpulan, dan sebuah candi," kata BP.

Budi Prayitno menjelaskan banyak yang telah dilakukan Gerakan Pramuka Indonesia terkait dengan ajaran BP. Misalnya, ajakan pramuka sebagai patriot lingkungan di mana setiap anggota harus menanam minimal satu pohon dan mendaur ulang sampah.

Sejak tahun 1983, Kwarnas Gerakan Pramuka dan Kementerian Kehutanan membentuk satuan karya (Saka) Wanabakti. Di sini, pramuka penggalang (usia 11-15 tahun), penegak (16-20), dan pandega (21-26) belajar mengenai pelestarian hutan, tumbuhan, satwa, perlebahan, penelusuran gua, dan lainnya.

Pada tahun 2013, Kwarnas Gerakan Pramuka dan Kementerian Lingkungan Hidup membentuk satuan karya (Saka) Kalpataru.

Ada tiga kelompok materi yang diajarkan kepada anggota pramuka dalam saka ini, yakni daur ulang (bank sampah, komposting, dan daur ulang), perubahan iklim (konservasi dan hemat air, hemat energi listrik, dan transportasi hijau), serta keanekaragaman hayati (konservasi sumber daya genetik, pelestarian ekosistem, dan jasa lingkungan).

UNTUNG WIDYANTO

Berita terkait

Reuni Purna Aktivis, Berbagi Pengalaman Bangun Gerakan Pramuka Kediri

8 hari lalu

Reuni Purna Aktivis, Berbagi Pengalaman Bangun Gerakan Pramuka Kediri

Terdapat ratusan purna aktivis dan DKC Kabupaten Kediri yang hadir dalam acara reuni

Baca Selengkapnya

Yayasan Pramuka Sedunia Gelar World Baden-Powell Fellowship di Rio de Janeiro 25-29 Oktober

14 hari lalu

Yayasan Pramuka Sedunia Gelar World Baden-Powell Fellowship di Rio de Janeiro 25-29 Oktober

WSF dibentuk tahun 1969 dengan misi untuk mengembangkan dan memperkuat dampak kepanduan atau pramuka di seluruh dunia

Baca Selengkapnya

Masuk Sekolah Tinggi Intelijen Negara atau STIN Bisa Jalur Talent Scouting, Ini Penjelasannya

18 hari lalu

Masuk Sekolah Tinggi Intelijen Negara atau STIN Bisa Jalur Talent Scouting, Ini Penjelasannya

Talent scouting adalah salah satu jalur untuk mendaftar ke Sekolah Tinggi Intelijen Negara (STIN). Berikut adalah sejumlah talenta yang bisa dipilih.

Baca Selengkapnya

Setelah Pramuka Tak Jadi Ekskul Wajib, Kebijakan Kemendikbud Soal Seragam Sekolah Disorot Publik

21 hari lalu

Setelah Pramuka Tak Jadi Ekskul Wajib, Kebijakan Kemendikbud Soal Seragam Sekolah Disorot Publik

Dua kebijakan Kemendikbud dapat sorotan publik, soal Pramuka tak lagi jadi ekskul wajib dan seragam sekolah.

Baca Selengkapnya

Tanggapan Kemendikbudristek Soal Heboh Perubahan Seragam Sekolah, Bagaimana Aturannya?

21 hari lalu

Tanggapan Kemendikbudristek Soal Heboh Perubahan Seragam Sekolah, Bagaimana Aturannya?

Seragam sekolah sempat diisukan alami perubahan, begini respons Kemendikbudristek. Begini bunyi Permendikbudristek soal Seragam Sekolah.

Baca Selengkapnya

Proyeksi Serangan Balasan Israel ke Iran

22 hari lalu

Proyeksi Serangan Balasan Israel ke Iran

Israel membahas kemungkinan serangan balasan ke Iran setelah 300 misil dan drone Iran menyerang Israel pada Ahad dinihari.

Baca Selengkapnya

Kwarnas Enggan Diskusi dengan Pemerintah soal Pramuka Sebelum Permendikbudristek 12/2024 Direvisi

26 hari lalu

Kwarnas Enggan Diskusi dengan Pemerintah soal Pramuka Sebelum Permendikbudristek 12/2024 Direvisi

Kwarnas masih enggan membahas pengembangan pendidikan Pramuka sebelum permendikbudristek direvisi

Baca Selengkapnya

Saatnya Pramuka Berperan Tingkatkan Kualitas Generasi Muda

30 hari lalu

Saatnya Pramuka Berperan Tingkatkan Kualitas Generasi Muda

Komjen Pol (Purn) Drs. Budi Waseso bersyukur dengan disahkannya jajaran Pengurus Kwartir Nasional Gerakan Pramuka masa bakti 2023-2028.

Baca Selengkapnya

Kemendikbudristek dan Kwarnas Diskusikan soal Pendidikan Pramuka di Sekolah

32 hari lalu

Kemendikbudristek dan Kwarnas Diskusikan soal Pendidikan Pramuka di Sekolah

Namun, Anindito tidak menjelaskan hasil penawaran itu. Ia hanya mengatakan, Pramuka tetap ada di Kurikulum Merdeka.

Baca Selengkapnya

Ketua Kwarnas Pramuka Budi Waseso Minta Permendikbudristek No 12/2024 Dicabut

32 hari lalu

Ketua Kwarnas Pramuka Budi Waseso Minta Permendikbudristek No 12/2024 Dicabut

Ketua Kwartir Nasional Gerakan Pramuka Budi Waseso mengingatkan pramuka sudah ada sejak zaman kemerdekaan.

Baca Selengkapnya