Gerhana Matahari Total, Pemerintah Bangka Tengah Siapkan 10 Teropong
Editor
Abdul Djalil Hakim.
Senin, 22 Februari 2016 13:02 WIB
TEMPO.CO, Bangka Tengah - Pemerintah Kabupaten Bangka Tengah menyiapkan sepuluh teropong bagi masyarakat yang ingin melihat detik-detik fenomena alam langka berupa gerhana matahari total (GMT) pada 9 Maret 2016.
Bupati Bangka Tengah Erzaldi Rosman Johan menjelaskan, teropong disiapkan di Pantai Desa Terentang sepanjang 4,5 kilometer, yang menjadi pusat pengamatan GMT. "Kami juga akan membagikan 5.500 kacamata khusus GMT secara gratis,” katanya kepada wartawan, Senin, 22 Februari 2016.
Menurut Erzaldi, sebagai pimpinan daerah, dia ingin memberikan kesan khusus bagi masyarakat yang mau melihat fenomena alam yang langka itu. Sedangkan untuk kegiatan penelitian, akan ada lokasi khusus. “Untuk area penelitian, kami siapkan lokasi dengan bentangan 1 kilometer,” ujarnya.
Penelitian direncanakan akan dilakukan oleh petugas dari Observatorium Bosscha Bandung, Lapangan, LIPPI, dan Rumah Maung Bandung.
Erzaldi menjelaskan, rangkaian kegiatan menyambut GMT akan dilakukan 6-9 Maret 2016. Ada pengajian dan pertunjukan Kiai Kanjeng Emha Ainun Najib, karnaval budaya, salat gerhana berjemaah, pertunjukan gambus, pencak silat, dan tarian rudat kolosal.
Selain itu, akan ada pertandingan 1.001 bola api dan lomba kereta sorong. “Saya yakin kereta sorong menarik karena menjadi satu-satunya olahraga tradisional Bangka Tengah yang diakui oleh UNESCO," ucap Erzaldi.
Pemerintah Kabupaten Bangka Tengah, kata Erzaldi, terus melakukan pematangan persiapan kegiatan. Di antaranya berkoordinasi dengan pihak terkait, baik yang berasal dari Bangka Belitung maupun dari luar daerah.
Jalan di sepanjang Pantai Terentang direncanakan bebas kendaraan bermotor. Akan disediakan tempat parkir khusus untuk kendaraan bermotor. Untuk menjangkau lokasi acara, Pemerintah Kabupaten Bangka Tengah sudah menyiapkan sepuluh bus yang akan membawa pengunjung. “Pedagang yang boleh masuk ke kawasan tempat pengamatan GMT hanya yang menggunakan sepeda," tutur Erzaldi.
Erzaldi menambahkan, bagi pengunjung yang kesulitan mendapatkan hotel, disediakan homestay yang dekat dengan lokasi. Berdasarkan informasi yang diterimanya, hotel-hotel yang ada di Bangka Tengah sudah full booking sejak tiga bulan lalu.
Pemerintah Kabupaten Bangka Tengah sudah meminta masyarakat mengajukan diri bila rumahnya bisa dijadikan homestay. “Tentu tidak semua kami rekomendasikan karena ada kriteria khusus bagi rumah penduduk yang akan dijadikan homestay," kata Erzaldi.
SERVIO MARANDA