Warga korban banjir bandang mengungsi di Jorong Kampuang Padang Paraman Dareh, Nagari Air Manggis, Lubuak Sikapiang, Pasaman, Sumatera Barat, 16 Desember 2015. Menurut data dari TNI sebanyak 27 unit rumah rusak, tiga diantaranya rusak berat, puluhan hektar sawah rusak, serta sejumlah ternak terseret arus banjir bandang yang terjadi pada Selasa (15/12) sore. ANTARA/Muhammad arif Pribadi
TEMPO.CO, Padang – Di tiga kabupaten di Sumatera Barat yang terkena dampak paling parah akibat banjir dan longsor yang terjadi kemarin, yaitu Kabupaten Limapuluh Kota, Solok Selatan, dan Pasaman, akan ditetapkan status tanggap darurat selama 14 hari sejak Senin, 8 Februari 2016.
Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik, BPBD (Badan Penanggulangan Bencana Daerah) Provinsi Sumatera Barat Pagar Negara mengatakan penetapan tanggap darurat tinggal menunggu tanda tangan bupati masing-masing.
“Tinggal menunggu tanda tangan bupati ketiga daerah tersebut hari ini,” kata Pagar Negara, Selasa, 9 Februari 2016.
Ia mengatakan daerah yang terkena banjir dan longsor di Sumatera Barat ada 10 kabupaten dan kota, tapi paling parah di tiga kabupaten tersebut.
Berdasarkan data sementara, terdapat sebanyak 2.272 Kepala Keluarga atau 33.319 jiwa mengungsi akibat rumahnya terendam banjir hingga dua meter.
"Hingga kini, kami masih mendata kerusakan dan kerugian masing-masing daerah sambil mendistribusikan bantuan. Hari ini tim SAR gabungan masih mencari satu korban yang tertimbun longsor di Solok Selatan dan satu korban hanyut di Batang Maek, Limapuluh Kota,” kata Pagar Negara.
Di Kabupaten Limapuluh Kota, sebanyak 9 kecamatan terendam banjir akibat meluapnya sungai. Kecamatan terparah adalah Kecamatan Pangkalan dengan ketinggian air hingga 2 meter.
Debit air sungai yang meluap hari ini sudah berangsur normal. Akses jalan negara menuju Riau yang terendam sepanjang 2 kilometer di Kecamatan Pangkalan sudah bisa dilewati kendaraan pada Selasa pagi.