Ketika Isu LGBT Mulai Dipolitisasi  

Reporter

Jumat, 29 Januari 2016 05:14 WIB

Sejumlah perwakilan Forum LGBTIQ Indonesia mengadakan konferensi pers guna menggugat pernyataan beberapa pejabat negara tentang LGBT di media massa di kantor LBH Jakarta, 27 Januari 2016. TEMPO/Arief Hidayat

TEMPO.CO, Jakarta - Meski bukan fenomena baru, isu lesbian, gay, biseksual, dan transgender (LGBT) tiba-tiba memanas belakangan ini, bahkan di kalangan kampus. Pengajar di Fakultas Ilmu Budaya Universitas Gadjah Mada, Aprinus Salam, mengatakan telah terjadi perubahan fungsi fenomena LGBT saat ini, yakni menjadi legitimasi kekuasaan. “Sekarang ada politisasi, bukan sekadar membicarakan perilaku seksual berbeda, tapi lebih bersifat mempengaruhi kekuasaan,” ujarnya, kemarin.

Dulu, fenomena itu muncul sebagai proses perubahan yang natural menjadi kultural, seperti keberadaan warok dan gemblaknya. Kini LGBT telah mengalami politisasi fungsi, yang bertujuan mempengaruhi kekuasaan dengan memanfaatkan orang yang terlibat dalam lingkaran LGBT. “Tapi tak dimungkiri, tekanan psikologis juga membuat mereka tak bisa berbuat apa-apa dan kemungkinan dipolitisasi untuk kepentingan tertentu,” kata Aprinus.

Menurut seniman tari Didik Nini Thowok, fenomena LGBT sudah lama ada dalam tradisi budaya Tanah Air. Sulawesi, misalnya, ada pendeta waria yang disebut bissu. Pendeta ini malah dikenal sebagai waria sakti yang bertugas memimpin upacara adat.

Di satu kerajaan di Jawa pada abad ke-18, sang raja laki-laki memiliki dua istri. Selain istri perempuan, raja punya istri laki-laki. “Pertimbangan memiliki istri laki-laki adalah untuk menjaga harta dan kekuasaan tak jatuh ke tangan orang lain,” ujarnya. Mungkin ada kekhawatiran, jika sang istri perempuan punya anak, hal itu juga dapat merebut kekuasaan atau harta sang raja.

Tradisi warok dan gemblak di Ponorogo juga menjadi contoh fenomena LGBT. “Warok dilarang menjalani hubungan seksual dengan lawan jenis untuk menjaga kesaktiannya sehingga mereka memiliki gemblak yang berjenis kelamin laki-laki,” ujar Didik.

Di Banyumas, Jawa Tengah, ada tradisi tari Lengger. Semula, tarian itu dimainkan laki-laki. Namun dalam perkembangannya, perempuan pun ikut menarikannya. “Padahal perempuan biasanya menjadi penari Ronggeng,” katanya. Dia menjelaskan, Lengger berasal dari “dikira leng ternyata ngger” atau disangka lubang ternyata jengger, yang menunjukkan simbol kelamin perempuan dan laki-laki.

Menurut Didik, jika masyarakat mau jujur, isu LGBT tak perlu dibesar-besarkan karena keberadaannya menyatu dengan masyarakat. “Tidak melulu di kampus, tapi juga di segala aspek kehidupan,” ujar Didik.



SWITZY SABANDAR

Berita terkait

Real Madrid Jadi Juara La Liga Spanyol 2023/2024 setelah Barcelona Kalah 2-4 dari Girona

1 jam lalu

Real Madrid Jadi Juara La Liga Spanyol 2023/2024 setelah Barcelona Kalah 2-4 dari Girona

Real Madrid dipastikan menjadi juara La Liga Spanyol 2023/2024 setelah Barcelona kalah 2-4 dari Girona dalam dalam laga ke-34.

Baca Selengkapnya

Profil Kim Sang-sik, Pelatih Baru Timnas Vietnam asal Korea Selatan

1 jam lalu

Profil Kim Sang-sik, Pelatih Baru Timnas Vietnam asal Korea Selatan

Timnas Vietnam sudah memiliki pelatih anyar. VFF) mengumumkan penunjukan Kim Sang-sik sebagai pengganti Philippe Troussier.

Baca Selengkapnya

Hasil Liga Inggris Pekan Ke-36: Haaland Borong 4 Gol, Manchester City Kalahkan Wolves 5-1

1 jam lalu

Hasil Liga Inggris Pekan Ke-36: Haaland Borong 4 Gol, Manchester City Kalahkan Wolves 5-1

Erling Haaland memboronhg 4 gol saat Manchester City taklukkan Wolves 5-1 di Liga Inggris pekan ke-36.

Baca Selengkapnya

Bursa Transfer: Real Madrid Bidik Wonderkid Argentina Franco Mastantuono

2 jam lalu

Bursa Transfer: Real Madrid Bidik Wonderkid Argentina Franco Mastantuono

Klub raksasa Liga Spanyol, Real Madrid, kembali dikaitkan pemain muda berbakat (wonderkid), yakni Franco Mastantuono asal Argentina.

Baca Selengkapnya

Wapres Ma'ruf Amin Optimistis Timnas U-23 Indonesia Bisa Kalahkan Guinea di Laga Playoff Olimpiade 2024

3 jam lalu

Wapres Ma'ruf Amin Optimistis Timnas U-23 Indonesia Bisa Kalahkan Guinea di Laga Playoff Olimpiade 2024

Wapres Ma'ruf Amin optimistis Timnas U-23 Indonesia bisa mengalahkan timnas Guinea U-23 pada pertandingan playoff Olimpiade 2024.

Baca Selengkapnya

Lawan Timnas U-23 Indonesia di Playoff Olimpiade, Timnas Guinea Dipenuhi Pemain yang Berkiprah di Eropa

3 jam lalu

Lawan Timnas U-23 Indonesia di Playoff Olimpiade, Timnas Guinea Dipenuhi Pemain yang Berkiprah di Eropa

Timnas U-23 Indonesia akan menghadapi Guinea U-23 pada babak playoff untuk memperebutkan satu tiket ke Olimpiade 2024.

Baca Selengkapnya

Jadwal Championship Series Liga 1 2023-2024 Sudah Ditetapkan, Dimulai 14 Mei

4 jam lalu

Jadwal Championship Series Liga 1 2023-2024 Sudah Ditetapkan, Dimulai 14 Mei

Jadwal Championships Series Liga 1 2023-2024 sudah dirilis. Leg pertama digelar 14 dan 15 Mei 2024.

Baca Selengkapnya

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Senior Jadi Tersangka

5 jam lalu

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Senior Jadi Tersangka

Polisi menetapkan satu orang tersangka dalam kasus penganiayaan yang mengakibatkan tewasnya seorang taruna STIP Marunda

Baca Selengkapnya

Kepala RS Polri Ungkap Hasil Autopsi Jenazah Taruna STIP Korban Penganiayaan Senior

5 jam lalu

Kepala RS Polri Ungkap Hasil Autopsi Jenazah Taruna STIP Korban Penganiayaan Senior

Taruna Sekolah Tinggi Ilmu Pelayaran (STIP) Putu Satria Ananta Rustika, 19 tahun, tewas diduga dianiaya seniornya di toilet

Baca Selengkapnya

PKB Bahas Koalisi dengan PKS untuk Pilkada 2024 di Kota Depok

5 jam lalu

PKB Bahas Koalisi dengan PKS untuk Pilkada 2024 di Kota Depok

PKS Kota Depok membuka peluang bagi partai politik untuk bergabung pada Pilkada 2024.

Baca Selengkapnya