Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo (kiri) mengajar sejumlah siswa di SMK Negeri 1 Bawen, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah, 12 November 2015. ANTARA FOTO
TEMPO.CO, Semarang -Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo menyatakan menyesal dengan sikap mantan anggota organisasi Gerakan Fajar Nusantara (Gafatar) yang engan diangkut dengan pesawat. Kementerian Sosial telah menyiapkan 9 pesawat terbang yang rencananya untuk mengangkut mantan anggota Gafatar dari Kalimantan Selatan.
Menurut Ganjar, sikap mantan anggota Gafatar itu aneh. Padahal, pemerintah telah siapkan penjemputan hingg tengah malam. “Menteri Sosial menelpon saya sudah disiapkan dengan asumsi ( naik pesawat lebih cepat) lebih cepat,” kata Ganjar usai mengikuti acara pelantikan Pengurus Pimpinan Muhammadiyah Jawa Tengah, Sabtu Siang 23 Januari 2016 .
Yang terjadi justru mantan anggota Gafatar malah berdebat panjang yang akhirnya batal, karena mereka lebih memilih naik kapal. Ganjar menilai menggunakan pesawat lebih mudah karena pengangkutan bisa diangsur sehingga pengelolaan lebih mudah.
Sikap mantan anggota Gafatar yang menolak diangkut pesawat itu menjadikan kebijakan pengakutan dikembalikan ke skenario awal dengan tiga kapal TNI ke pelabuhan Tanjung Emas Semarang.
Gubernur Ganjar menyatakan telah menyiapkan transit center untuk melayani mantan anggota Gafatar yang telah kembali ke pulau Jawa. “Kami mau bantu benar.Kalau ada problem yang dikonsultasikan, silakan dikonsultasikan agar penyampaiannya jelas.”
Sebelumnya kepala Kantor Wilayah Kementerian agama Jawa Tengah, Ahmadi menyatakan telah menyiapkan dai' dan penyuluh untuk memulihkan psikologi dan ideologi para mantan anggota Gafatar. “Kami akan berkoordinasi dengan dai' dan penyuluh untuk memberikan bimbingan kepada anggota Gafatar,” kata Kepala Kanwil Kementerian Agama Provinsi Jateng, Ahmadi.
Ahmadi menjelaskan, lembaganya sedang memetakan sementara para pengikut Gafatar berdasarkan daearah asal. “Yang paling banyak yaitu Solo Raya, Sragen, dan Cilacap.”
Menurut Ahmadi, keberadaan dai' dan penyuluh itu tidak hanya penanganan mantan anggota Gafatar. Namun juga anggota keluarga dan masyarakat luas untuk mengantisipasi kesesatan ideologi. Tercatat Kanwil Depag Jateng punya 800 penyuluh. Meraka akan ditugaskan sesuai dengan daerah asal matan anggota Gafatar. “Tapi itu tidak semua, kami lihat petanya sesuai daerah asal," katanya.