Presiden Sukarno dan Presiden Jerman Theodor Heuss di Jerman, 1956. Hitlers Griff nach Asien
TEMPO.CO, Jakarta - Barisan Relawan Jokowi Presiden (BaraJP) meminta Rapat Kerja Nasional Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan I Tahun 2016 pada 10-12 Januari 2015 membahas gelar Bapak Bangsa untuk Presiden Sukarno.
Ketua Umum BaraJP Sihol Manullang mengatakan, sudah seharusnya PDI Perjuangan mengusulkan gelar Bapak Bangsa bagi Presiden Pertama RI itu. PDIP tidak perlu ragu mengusulkan karena itu tugas sejarah sebagai partai ideologis yang menghargai jasa pahlawan.
Sihol pun berpendapat, itu tidak ada kaitan dengan kesejarahan PDI Perjuangan yang masih dialiri Partai Nasional Indonesia yang didirikan oleh Sukarno. "Ini tugas sejarah, jadi bukan karena Megawati Soekarnoputri adalah anak Soekarno,” kata Sihol dalam rilisnya yang terima Tempo hari ini, Senin, 11 Januari 2015. “Gelar Pahlawan Nasional tidak cukup uat Soekarno, harus lebih tinggi dari itu."
Bahkan, kelahiran BaraJP adalah bagian dari upaya melestarikan dan mengejawantahkan pemikiran Sukarno. Sihol menuturkan, BaraJP lahir di Gedung Indonesia Menggugat (GIM) Bandung pada 15 Juni 2013 bukanlah tak kesengajaan. Para aktivis yang menggagas BaraJP memilih GIM karena di gedung itulah Sukarno diadili pada 1930 lalu menyampaikan pledoi Indonesia Menggugat.
“Harus kami akui, BaraJP memang Sukarnois,” kata Sihol, yang juga anggota Dewan Pakar Persatuan Alumni Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (PA GMNI).
BaraJP berusaha menggugah PDI P dengan memasang 100 spanduk ucapan selamat ulang tahun PDI Perjuangan ke-43 dengan kalimat utama Sukarno Bapak Bangsa. BaraJP puyn akan mendatangi lokasi Rakernas PDIP di Kemayoran untuk membagikan selebaran ajakan untuk jangan melupakan Sukarno. Sihol lalu berharap, partai pemenang Pemilu 2014 itu perlu mempelajari kembali produk-produk Majelis Permusyawaratan Rakyat yang memojokkan Sukarno.
Rakernas PDIP berlangsung di Jakarta International Expo, Kemayoran, Jakarta Pusat, sejak kemarin hingga 12 Januari 2016. Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri dan Presiden Joko Widodo berpidato dalam pembukaan acara itu.