Lahan pertanian yang mengalami kekeringan di Kupang, Nusa Tenggara Timur. TEMPO/Johanes Seo
TEMPO.CO, Kupang - Minimnya curah hujan di Nusa Tenggara Timur (NTT) menyebabkan daerah itu terancam gagal tanam, gagal panen hingga rawan pangan yang berujung pada kelaparan.
"Kekeringan melanda hampir di seluruh kabupaten/kota," kata Wakil Gubernur NTT Beny Litelnoni kepada wartawan di Kupang, Senin, 11 Januari 2016.
Menurut dia, pemerintah telah melakukan pendataan ancaman rawan pangan akibat bencana kekeringan berkepanjangan yang melanda wilayah NTT. Dari data yang ada, daerah dengan potensi rawan pangan tertinggi terjadi selatan Pulau Timor, seperti Kabupaten Timor Tengah Selatan, dan utara Pulau Sumba, yakni Kabupaten Sumba Timur.
Hasil pantauan di lapangan, hingga saat ini belum ada petani yang menanam karena rendahnya curah hujan. "Kemungkinan rawan pangan sangat tinggi, karena belum ada petani yang tanam," katanya.
Karena itu, pemerintah NTT akan melakukan evaluasi untuk menyiapkan bantuan bagi warga di 23 kabupaten/kota yang terancam rawan pangan itu. Bantuan yang paling utama, berupa makanan dan bibit tanaman bagi petani agar bisa tetap menanam. "Bantuan diberikan tidak bisa secara membabi buta, tapi harus jelas," ujarnya.
Anggota DPRD NTT lainnya, Gabriel Suku Kotan mengingatkan pemerintah agar menyiapkan dana cadangan untuk mengantisipasi bencana kelaparan yang mengancam daerah ini. "Ini keadaan luar biasa, sehingga harus diantisipasi dengan dana cadangan untuk antisiapasi masalah ini," katanya.