Warga Tengger melintas kawasan pos Jemplang di gunung Bromo, Poncokusumo, Malang, Jawa Timur, 6 Januari 2016. Sampai saat ini, gunung dengan pemandangan yang eksotis ini masih mengeluarkan kepulan asap pekat. TEMPO/Aris Novia Hidayat
TEMPO.CO, Probolinggo - Gempa vulkanis yang terjadi dalam dua hari terakhir juga dibarengi lontaran lava pijar di dalam kawah Gunung Bromo. Indikasinya adalah pancaran sinar di atas kawah gunung yang terletak di Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur, itu.
Kepala Bidang Pengamatan dan Penyelidikan Gunung Api Wilayah Barat Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi Hendra Gunawan mengatakan fenomena lava pijar juga terjadi pada periode erupsi 2004 dan 2010. "Ada kemungkinan lontaran material pijar di sekitar lubang kawah saja," ujarnya, Rabu, 6 Januari 2015.
Saat sinar api tersebut teramati pada Selasa malam, 5 Januari 2015, amplitudo dominan tremor lebih-kurang 7 milimeter. Kendati demikian, status aktivitas Gunung Bromo masih dinyatakan tetap di level III atau siaga. "Karena ancaman bahaya letusan masih dalam radius 2,5 kilometer," katanya.
Perihal gempa vulkanis yang juga terjadi beberapa kali dalam tiga hari terakhir ini, Hendra mengatakan ada aktivitas magmatis sangat dangkal di lubang kawah Gunung Bromo. "Ini yang membuat secara visual teramati sinar api," tuturnya.
Menurut dia, terekamnya beberapa gempa vulkanis dalam itu mengindikasikan aktivitas vulkanis Bromo masih tinggi. Namun, secara umum, dia menambahkan, fase erupsi Bromo saat ini masih sama dengan periode erupsi 2010.
"Namun tetap yang menjadi patokan adalah data yang terekam sekarang. Karena itu, terus-menerus kami evaluasi aktivitas Gunung Bromo," ujarnya melalui pesan pendek kepada Tempo.
Pengamatan secara kegempaan pada Rabu pagi, 6 Januari 2016, menyebutkan tremor masih berlangsung dengan amplitudo maksimum 2-21 milimeter dominan 5 milimeter. Adapun gempa vulkanis dalam teramati sebanyak tiga kali.