Presiden Jokowi memberikan keterangan pers terkait proses sidang MKD DPR RI di Istana Negara, Jakarta, 15 Desember 2015. Sidang etik Ketua DPR Setya Novanto di MKD ini terkait kasus pencatutan nama Presiden dan Wapres dalam lobi kontrak PT Freeport Indonesia. ANTARA/Yudhi Mahatma
TEMPO.CO, Kupang - Krisis air bersih yang dilanda warga Kota Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT), karena kemarau panjang menjadi perhatian Presiden RI Joko Widodo (Jokowi). Jokowi akhirnya memberikan bantuan sumur bor bagi panti asuhan Sonaf Maneka di Keluharan Lasiana, Kota Kupang.
Sebelum mendapatkan bantuan sumur bor, panti asuhan itu harus membeli air tangki dengan harga yang cukup mahal untuk memenuhi kebutuhan air bersih bagi 127 anak panti asuhan. "Sebelum ada bantuan ini, kami harus membeli air hingga ke Desa Tarus dengan harga cukup tinggi," kata pendiri Yayasan Sonaf Maneka Frans Bulu Manu, Senin, 28 Desember 2015.
Penyerahan bantuan sumur bor tersebut secara simbolik sudah disampaikan Menteri Perdagangan Thomas Trikasih Lembong.
Menurut Frans, Jokowi mengabulkan permohonan Yayasan Sonaf Maneka setelah pihak yayasan meminta bantuan mantan Gubernur DKI Jakarta dan Wali Kota Solo itu pada beberapa bulan lalu, saat kunjungan kerjanya ke Kota Kupang. "Kami sampaikan kebutuhan air bersih itu melalui proposal yang akhirnya dipenuhi dan dijawab Presiden," kata Frans.
Frans mengatakan, untuk memenuhi kebutuhan air penghuni panti ini, pihaknya selalu meminta anak-anak untuk mengambil air ke desa tetangga dengan biaya tinggi. "Kami butuh angkutan dan harus membayar setiap tempayan air yang diperoleh. Ini sudah berlangsung sejak yayasan ini dibangun," kata Frans.
Melihat kondisi tersebut, yayasan yang didirikan sejak 1960 itu, meminta langsung kepada Jokowi untuk membantu memenuhi kebutuhan air bagi penghuninya. "Kami sangat bersyukur dengan bantuan Presiden ini. Anak-anak penghuni panti tidak keluar rumah untuk cari air lagi," katanya.
Jokowi saat berdialog dengan pimpinan media lokal NTT, Minggu, 27 Desember 2015, mengatakan untuk NTT, titik lemahnya ada pada ketersediaan sumber air baku sehingga menjadi penghambat pembangunan di sektor pertanian dan peternakan yang menjadi primadona daerah ini. "Kami jangan bicara soal pertanian dan peternakan jika ketersediaan sumber airnya masih sangat terbatas. Karena itu, saya terus mendorong pembangunan waduk dan embung sebagai salah satu alternatif untuk meningkatkan sumber air baku bagi kepentingan kedua sektor tersebut," ujar Jokowi.