Natal, Gereja Kampung Sawah Konsiten Pakai Adat Betawi  

Reporter

Jumat, 25 Desember 2015 15:13 WIB

Sejumlah umat mengenakan pakaian adat Betawi saat melakukan ibadah malam Misa Natal di Gereja Santo Servatius Kampung Sawah, Bekasi, Jawa Barat, 24 Desember 2015. TEMPO/Eko Siswono Toyudho

TEMPO.CO, Bekasi - Gereja Santo Servatius Kampung Sawah di Kecamatan Pondok Melati, Kota Bekasi, konsisten mengenakan adat Betawi setiap melaksanakan peribadatan, khususnya saat perayaan Natal.

Anggota Dewan Paroki Gereja Santo Servatius Kampung Sawah, Matheus Nalih Ungin, mengatakan penggunaan adat tersebut dimulai sejak ada umat perdana yang mengikrarkan diri sebagai pemeluk Katolik pada 1896. “Umat perdana berjumlah 18 orang, merupakan warga asli Betawi, Kampung Sawah,” kata Nalih kepada Tempo, Jumat, 25 Desember 2015.

Menurut dia, tradisi adat Betawi di gereja itu sempat memudar. Namun seiring bergantinya pastor yang menetap di Kampung Sawah, akhirnya penggunaan adat Betawi kembali digalakkan. Sebab gereja memandang penggunaan adat ada baiknya, karena kebudayaan dapat menjadi petunjuk peradaban suatu masyarakat yang sekaligus digunakan sebagai perekat antarsesama dalam kehidupan yang beragam.

“Sekarang sejarah itu dicoba untuk tetap dijaga, dipertahankan,” kata Nalih. Dengan begitu, menurut dia, Gereja Santo Servatius membuat inkulturasi Betawi dalam kegiatan ibadahnya, dengan harapan besar bahwa umat boleh mendekatkan diri pada Tuhan sesuai dengan tradisi dan kebiasaan sehari-hari dengan tetap mengacu pada pakem ekaristi Gereja Katolik.

Nalih berujar tradisi tersebut diniatkan untuk mengkolaborasi sekat-sekat perbedaan. Sehingga, hubungan antarsesama warga di Kampung Sawah semakin rukun, saling menghormati, dan menghargai dengan mengeleminasi suku, ras, dan agama. “Kami juga mempunyai filosofi untuk menjaga toleransi.”

Filosofi itu, kata dia, siapa saja yang tinggal, cari makan, menata kehidupan, dan minum air Kampung Sawah harus jadi orang Kampung Sawah. Dengan begitu, adat dan tradisi yang bukan Kampung Sawah boleh sejenak ditinggalkan. “Kalau itu terjadi maka kedamaian, kerukunan dan ketentraman pasti ada di Kampung Sawah," ucap Nalih.

Ia menambahkan, sejarah berdirinya Paroki Santo Servatius Kampung Sawah sendiri merupakan sempalan dari Gereja Protestan Kampung Sawah yang dirintis Meester Anthing. Pada 1895, jemaat Protestan Kampung Sawah terpecah menjadi tiga faksi yang saling bermusuhan.

Faksi pertama adalah kelompok guru Laban yang bermarkas di Kampung Sawah Barat. Faksi kedua adalah kelompok Yoseh yang mengadakan kebaktian di Kampung Sawah Timur dan faksi ketiga adalah kelompok guru Nathanael yang memilih Katolik Roma untuk masuk ke Kampung Sawah.

Guru Nathanael melakukan hal tersebut setelah ia dipecat dari jabatan guru pembantu di Gereja Protestan Kampung Sawah. Ia kemudian mencari bantuan ke Gereja Katedral yang berada di Lapangan Banteng, Jakarta. Pada 6 Oktober dianggap sebagai hari kelahiran umat Katolik Kampung Sawah (sebutan awal untuk Paroki Santo Servatius Kampung Sawah) setelah Pastor Schweitz membaptis 18 anak di Kampung Sawah.

ADI WARSONO

Berita terkait

Golkar Ajukan Nofel Saleh Hilabi Maju Pilkada Kota Bekasi

24 hari lalu

Golkar Ajukan Nofel Saleh Hilabi Maju Pilkada Kota Bekasi

Golkar mengajukan tiga nama di Pilkada Kota Bekasi.

Baca Selengkapnya

50 Persen Warga Kota Bekasi Mudik

27 hari lalu

50 Persen Warga Kota Bekasi Mudik

Pj Wali Kota Bekasi, Raden Gani Muhammad, mengatakan 50 persen lebih warganya mudik ke kampung halaman

Baca Selengkapnya

PKB Kota Bekasi Luncurkan PKB Call, Buka Penjaringan Bakal Calon Wali Kota

27 hari lalu

PKB Kota Bekasi Luncurkan PKB Call, Buka Penjaringan Bakal Calon Wali Kota

Sudah ada tiga tokoh yang mendaftar untuk maju di Pilkada Kota Bekasi 2024 lewat PKB

Baca Selengkapnya

Fakta-fakta Kasus Pertalite yang Dicampur Air di SPBU di Kota Bekasi

36 hari lalu

Fakta-fakta Kasus Pertalite yang Dicampur Air di SPBU di Kota Bekasi

Para tersangka pelaku pencampur BBM jenis Pertalite dengan air yang dikirim ke sebuah SPBU Kota Bekasi tersebut akan diancam pidana 6 tahun penjara.

Baca Selengkapnya

Eskalator Stasiun Bekasi Rusak Lagi, Cuma Beroperasi 2 Jam

7 Februari 2024

Eskalator Stasiun Bekasi Rusak Lagi, Cuma Beroperasi 2 Jam

Pengguna KRL berharap PT KAI serius memperbaiki fasilitas publik di stasiun Bekasi itu.

Baca Selengkapnya

Relawan Mahfud MD, Komunitas Peluru Tak Terkendali Kunjungi Atlet Kalangan Disabilitas di Bekasi

29 Januari 2024

Relawan Mahfud MD, Komunitas Peluru Tak Terkendali Kunjungi Atlet Kalangan Disabilitas di Bekasi

Dalam pertemuan tersebut para relawan cawapres Mahfud MD tersebut menemui Ketua Pengurus GOR Bulu Tangkis Smesh, Sugeng.

Baca Selengkapnya

Prabowo ke Pendukungnya: Ada yang Kasih Duit Terima Saja, Itu Uangmu, Hasil Korupsi

22 Januari 2024

Prabowo ke Pendukungnya: Ada yang Kasih Duit Terima Saja, Itu Uangmu, Hasil Korupsi

Prabowo Subianto mengatakan, masyarakat boleh menerima money politics atau serangan fajar saat hari pencoblosan Pilpres 2024.

Baca Selengkapnya

Pemkot Bekasi Bangun 10 Halte Bus Smart Modern, Fasilitas Lengkap Tapi Makan Jalur Pedestrian

18 Januari 2024

Pemkot Bekasi Bangun 10 Halte Bus Smart Modern, Fasilitas Lengkap Tapi Makan Jalur Pedestrian

Pemkot Bekasi membangun 10 halte bus dengan konsep smart modern, dilengkapi sejumlah fasilitas. Tapi ada yang memakan jalur pedestrian.

Baca Selengkapnya

Soal ASN Bekasi Pamer Jersey Nomor Dua, Camat Jatisampurna Sebut Disuruh Panitia

14 Januari 2024

Soal ASN Bekasi Pamer Jersey Nomor Dua, Camat Jatisampurna Sebut Disuruh Panitia

Bawaslu memiliki waktu 14 hari kerja atau hingga 23 Januari 2024 untuk menentukan apakah ada atau tidak pelanggaran netralitas ASN dalam kasus itu.

Baca Selengkapnya

Diperiksa Bawaslu Bekasi soal Pamer Jersey Nomor 2, Camat Jatiasih: Beloon Sekali Kalau Sengaja

10 Januari 2024

Diperiksa Bawaslu Bekasi soal Pamer Jersey Nomor 2, Camat Jatiasih: Beloon Sekali Kalau Sengaja

Camat Jatiasih, Kota Bekasi, Ashari mengatakan bodoh sekali jika ASN sengaja memamerkan jersey bernomor punggung 2.

Baca Selengkapnya