TEMPO.CO, Yogyakarta - Pusat Kajian Antikorupsi (Pukat) Universitas Gadjah Mada (UGM) menanggapi negatif atas terpilihnya lima Pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Komisi antirasuah itu akan semakin hancur karena pimpinan terpilih adalah orang yang punya agenda pribadi dan pesanan, Sabtu, 19 Desember 2015.
"Kehancuran KPK justru dari dalam, akan susah diperbaiki. Laksana kuda troya mereka akan mengoyak tubuh KPK dari jantungnya," kata peneliti dari Pukat, Hifdzil Alim, kemarin.
Lima orang yang terpilih untuk memimpin KPK oleh Komisi III Dewan Perwakilan Rakyat adalah Agus Rahardjo, Inspektur Jenderal Basaria Panjaitan, Alexander Marwata, Saut Situmorang, dan Laode M. Syarif. Sedangkan sebagai ketua terpilih adalah Agus.
Menurut Hifdzil, pemilihan Pimpinan KPK kali ini tak ubahnya sebuah komedi tingkat tinggi. Waktu fit and proper test, tidak banyak anggota Komisi III yang hadir. Tapi mereka yang tidak hadir itu bisa memilih lima orang calon. "Mereka anggota Komisi III itu punya ilmu sulap tingkat tinggi," katanya.
Terpilihnya Pimpinan KPK periode ini berpotensi menempatkan komisi itu menghadapi tantangan maha dahsyat empat tahun ke depan. Bukan dari eksternal, tetapi dari internal tubuh KPK sendiri.
KPK tidak didesain lagi sebagai lembaga yang garang terhadap para terduga korupsi, tapi KPK akan lebih lembut pada koruptor. Bakal sedikit penjeraan yang dilayangkan, justru pengampunan yang dikedepankan daripada penghukuman.
MUH. SYAIFULLAH
Berita terkait
Nurul Ghufron Permasalahkan Masa Daluwarsa Kasusnya, Eks Penyidik KPK: Akal-akalan
16 jam lalu
Eks penyidik KPK, Yudi Purnomo Harahap, menilai Nurul Ghufron seharusnya berani hadir di sidang etik Dewas KPK jika merasa tak bersalah
Baca SelengkapnyaDugaan Ekspor Nikel Ilegal sebanyak 5,3 Juta Ton ke Cina, KPK: Masih Cari Alat Bukti
18 jam lalu
Wakil Ketua KPK, Alexander Marwata mengaku tidak mengetahui ihwal penyidik meminta Bea Cukai untuk paparan dugaan ekspor nikel ilegal ke Cina.
Baca SelengkapnyaAlexander Marwata Benarkan Pernyataan Nurul Ghufron Soal Diskusi Mutasi ASN di Kementan
1 hari lalu
Alexander Marwata mengaku membantu Nurul Ghufron untuk mencarikan nomor telepon pejabat Kementan.
Baca SelengkapnyaIM57+ Nilai Nurul Ghufron Panik
1 hari lalu
Nurul Ghufron dinilai panik karena mempermasalahkan prosedur penanganan perkara dugaan pelanggaran etiknya dan menyeret Alexander Marwata.
Baca SelengkapnyaKPK Bilang Kasus SYL Berpotensi Meluas ke TPPU, Apa Alasannya?
1 hari lalu
Menurut KPK, keluarga SYL dapat dijerat dengan hukuman TPPU pasif jika dengan sengaja turut menikmati uang hasil kejahatan.
Baca SelengkapnyaBupati Sidoarjo Gus Muhdlor Mangkir tanpa Alasan, KPK: Praperadilan Tak Hentikan Penyidikan
1 hari lalu
KPK mengatakan, kuasa hukum Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor seharusnya berperan mendukung kelancaran proses hukum.
Baca SelengkapnyaNurul Ghufron Sebut Nama Pimpinan KPK Lainnya Dalam Kasus Mutasi Pegawai Kementan
2 hari lalu
Nurul Ghufron menyebut peran pimpinan KPK lainnya dalam kasus dugaan pelanggaran kode etik yang menjerat dirinya.
Baca SelengkapnyaUsai Tak Hadiri Sidang Etik Dewas KPK, Nurul Ghufron Bilang Gugatan ke PTUN Bentuk Pembelaan
2 hari lalu
Wakil KPK Nurul Ghufron menilai dirinya menggugat Dewas KPK ke PTUN Jakarta bukan bentuk perlawanan, melainkan pembelaan diri.
Baca SelengkapnyaIni Alasan Nurul Ghufron Bantu Mutasi ASN Kementan ke Malang Jawa Timur
2 hari lalu
Wakil Ketua KPK Nurul Ghufron menjelaskan perihal laporan dugaan pelanggaran etik yang ditujukan kepadanya soal mutasi ASN di Kementan.
Baca SelengkapnyaTak Hadir Sidang Etik Dewas KPK, Nurul Ghufron Bilang Sengaja Minta Penundaan
2 hari lalu
Nurul Ghufron mengatakan tak hadir dalam sidang etik Dewas KPK karena sengaja meminta penundaan sidang.
Baca Selengkapnya