Jembatan di Sumedang Jadi Korban Pembangunan Tol Cipali
Editor
Dewi Rina Cahyani
Jumat, 18 Desember 2015 23:00 WIB
TEMPO.CO, Bandung - Kepala Dinas Bina Marga Jawa Barat Guntoro mengatakan, jembatan di Leuwiawi di ruas jalan Cijelag-Cikamurang di Sumedang amblas. Salah satu pondasinya ambles gara-gara kelebihan beban angkutan berat saat konstruksi jalan tol Cipali. “Bekas pembangunan tol itu, muatan tidak terbendung,” kata dia di Bandung, Jumat, 18 Desember 2015.
Guntoro mengatakan, pihak kepolisian meminta penanganan jembatan itu menjelang libur Natal dan Tahun Baru. “Sementara dipasang plat. Perbaikan permanennya nanti kita bongkar,” kata dia. Rencana perbaikan permanen jembatan itu baru dijadwalkan tahun depan.
Menurut Guntoro, jembatan rangka di Cipatat, perbatasan Cianjur-Bandung pekan lalu juga ambruk akibat pondasinya berbahan batu-bata lapuk dimakan usia. “Itu jembatan lengkung buatan jaman Belanda patah. Lokasinya di KM29,300. Terjadi karena pelapukan sehingga ambrol,” kata dia.
Guntoro mengatakan, baru satu jembatan baley, jembatan darurat dipasang di salah satu ruas jalan itu. Satu jembatan lagi akan dipasang di ruas sebelahnya sehingga jalan itu bisa dilalui dua arus menghadapi libur Natal dan Tahun Baru.
Perbaikan jembatan di Cipatat itu dikerjakan pemerintah pusat tahun depan. “Itu ada di jalan nasional. Tapi kita komuniasi terus,” kata Guntoro.
Menurut Guntoro, ada sejumlah titik rawan yang diantisipasi bersama pihak kepolisian menjelang Natal dan Tahun Baru ini. “Liburnya sekarang pas Jumat. Natal hari Jumat, Tahun Baru juga Jumat. Panjang liburnya. Jadi harus diantisipasi kerawanan-kerawanan seperit jalan macet, rawan longsor, sampai pohon tumbang,” kata dia.
Guntoro mengatakan, instansinya menyiagakan alat berat di enam Balai yang tersebar di seluruh Jawa Barat. “Seperti di Cianjur, Sukabumi, Bandung, Garut, Tasik dan Cirebon. Tahun ini alat kita lengkap ada backhoe, loader, grader, kemudian alat bantu yang mobile juga cukup banyak,” kata dia. Anak buahnya juga diminta siaga di setiap pos permanen inspeksi jalan.
Sejumlah jalan misalnya memiliki titik rawan. Guntoro mencontohkan, diantara rute Sukanagara-Sindangbarang, Rancabali-Balegede, Pangalengan-Cukup-Rancabuaya, Pameungpeuk, Sukabumi-Surade-Ujunggenteng, Cagak-Purwakarta,Cagak Sumedang. “Itu rawan longsor, dan rawan pohon tumbang,”kata dia.
Sebelumnya, Kepala Dinas Perhubungan Jawa Barat Dedi Taufik mengatakan, kesiapan jalan tol Cikampek-Palimanan atau Cipali menjadi perhatian dalam persiapan angkutan Natal-Tahun Baru. “Cipali ini dalam proses evaluasi secara keseluruhan,” kata dia di Bandung, Senin, 14 Desember 2015.
Dedi mengatakan, sejumlah kecelakaan yang terjadi belum lama ini yang menjadi alasan evaluasi itu, selain menghadapi kesiapan libur Hari Raya Natal dan Tahun Baru. Sejumlah kecelakaan misalnya, terjadi karena faktor “human-error”. “Umumnya faktor manusia, ‘human-error’ yang terjadi seperti pengendara tidak memenuhi batas kecepatan,” kata dia.
Menurut Dedi, ada sejumlah usulan tengah disiapkan bagi pengelola jalan tol Cipali tersebut. Salah satunya rerspon cepat penanganan kecelakaan, serta soal pembatasan kecepatan atau speed-limit di jalan tol itu. “Kami akan koordinasi dengan Polda, pemantau kecepatan harus ada,” kata dia.
Dedi mengatakan, saat ini persiapan masih dilakukan menghadapi operasi angkutan Natal-Tahun Baru. Diantaranya pengecekan fisik sarana-prasarana angkutan jalan seperti angkutan bus. “Natal dan Tahun Baru fokusnya berbeda dengan mudik Lebaran, tapi ke daerah-daerah wisata,” kata dia.
Menurut Dedi, daerah rawan kemacetan misalnya, berada di seputaran daerah tujuan wisata. Diantaranya kawasan Puncak di Bogor-Cianjur, Ciater di Subang, serta Cipanas Garut, Pantai Pangandaran, serta Pelabuhan Ratu di Sukabumi. Di Puncak misalnya, disiasati dengan sistem buka tutup arus kendaraan.
Dedi mengatakan, selain lokasi rawan macet, lokasi rawan bencana jadi perhatian dalam liburan Natal-Tahun Baru. “Seperti jalur Bandung-Ciater-Subang, Bandung-Garut-Tasikmalaya, Bandung-Cirebon, kemudian jalur Puncak-Sukabumi itu rawan longsor. Kami siaga di sana,” kata dia.
Lokasi rawan bencana yang jadi perhatian tidak sebatas di jalan raya, tapi juga rute kereta. “Kami sudah berkirim surat ke Daop (Daerah Operasi PT Kereta Api Indonesia), kalau terjadi bencana, crane harus segera mengatasi kejadian bencana,” kata Dedi.
AHMAD FIKRI