EKSKLUSIF: Budi Waseso Blakblakan Soal Rencana Penjara Buaya

Minggu, 13 Desember 2015 15:18 WIB

Kepala BNN Budi Waseso (kiri) melihat seekor buaya saat bersama jajarannya berkunjung ke penangkaran Taman Buaya Asam Kumbang Medan, Sumatera Utara, 11 November 2015. ANTARA FOTO

TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Badan Nasional Narkotika Budi Waseso membeberkan asal mula ide pembuatan penjara buaya untuk terpidana narkoba. Menurut dia, ide tersebut datang ketika dia diprotes Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Yasonna Laoly karena penuhnya lembaga pemasyarakatan oleh para terpidana narkoba.

“Tiga minggu saya menjabat Kepala BNN, saya menyumbang 1.523 tersangka seluruh Indonesia. Saya diprotes Menkumham yang lapor ke Presiden bahwa kalau Kepala BNN aktif begini akan ada masalah baru,” kata Budi Waseso saat ditemui Tempo di ruang kerjanya, Kamis, 10 Desember 2015.

SIMAK: Heboh Penjara Buaya Budi Waseso:1.000 Buaya Ada Syaratnya

Menurut Budi, dalam rapat itu dia menyampaikan ide untuk menempatkan bandar narkoba kelas kakap di suatu tempat yang tidak dijaga manusia. Dia mencontohkan suatu pulau, bisa dibuat sungai yang diisi ratusan buaya ganas. “Pak Presiden dan Menteri Yasonna bilang ada-ada saja. Saya pun jelaskan konsepnya,” katanya.

Budi mengaku ide penjara buaya tersebut berawal dari kekhawatirannya melihat semakin banyaknya pengguna narkoba di Indonesia. “Saat Presiden pada Juni menyatakan Indonesia darurat narkoba, itu masih 4,2 juta orang. Hingga November, sudah bertambah 1 juta lebih,” katanya. Selain itu, penjara juga dianggap tidak aman karena para bandar tetap bisa mengendalikan jaringan narkobanya.


Menurut Budi, jika suatu penjara yang diisi pengguna atau bandar narkoba kelas kakap masih dijaga petugas LP, maka potensi kebocoran akan tetap terjadi. “Seperti tahanan BNN kabur karena ada oknum yang kerja sama. Kalau dengan buaya gimana caranya mereka kerja sama? Tidak bisa,” katanya.

SIMAK: Dunia Dihebohkan Penjara Buaya Budi Waseso

Ide penjara buaya juga berasal dari kegemarannya melakukan kegiatan berburu. Budi yang juga menjadi Ketua Bidang Berburu Seluruh Indonesia Perbakin ini, menganggap buaya merupakan binatang yang sulit dijinakkan. “Buaya punya kekuatan luar biasa, gigitannya bisa mencapai dua ton. Dan buaya itu reaktif, begitu dengar suara dan lihat goyangan akan langsung diserang,” katanya.

SIMAK: Budi Waseso Digoda, 'Jauhi Narkoba, Deketi Syahrini, ya, Pak'

Tak hanya buaya, Budi juga mengusulkan agar dibuat lagi sungai buatan yang diisi ikan piranha. Menurut Budi, mendengar usul itu Presiden Jokowi sempat heran. Menurut Budi, ikan piranha sangat cocok karena sangat agresif. “Masuk tangan sedikit sudah dihajar sama mereka. Ring berikutnya bisa dikasih harimau,” kata Budi.

Budi mengaku Presiden Jokowi cukup antusias dengan ide tersebut. Hingga saat ini, dia diminta Jokowi untuk merealisasikan ide penjara buaya. Tim BNN pun bekerja sama dengan Kemenkum HAM untuk mencari pulau-pulau kecil yang pas untuk dijadikan tempat penjara buaya. “Kalau ketemu dipotret lalu kami bahas bersama,” katanya.

ANGGA SUKMAWIJAYA

Berita terkait

Polisi Masih Buru Penyuplai Narkoba Rio Reifan

7 jam lalu

Polisi Masih Buru Penyuplai Narkoba Rio Reifan

Polisi telah memasukkan BB penyuplai narkoba ke Rio Reifan sebagai DPO.

Baca Selengkapnya

Rio Reifan Tidak Dapat Rehabilitasi karena Terjerat Kasus Narkoba 5 Kali

1 hari lalu

Rio Reifan Tidak Dapat Rehabilitasi karena Terjerat Kasus Narkoba 5 Kali

Polisi tak akan melepas Rio Reifan untuk menjalani rehabilitasi karena sudah lima kali terjerat kasus narkoba.

Baca Selengkapnya

Kurir Pabrik Ganja Sintetis Pinaca Mengaku Dijanjikan akan Dibayar Rp 80-Rp 100 Juta

1 hari lalu

Kurir Pabrik Ganja Sintetis Pinaca Mengaku Dijanjikan akan Dibayar Rp 80-Rp 100 Juta

GBH, kurir tempat produksi ganja sintetis di Sentul, Babakan Madang, Kabupaten Bogor, mengaku dijanjikan oleh pengendali imbalan Rp 80-100 juta.

Baca Selengkapnya

Polisi Ungkap Tempat Produksi Ganja Sintetis 'Pinaca' di Sentul, Bahan Baku Dibeli dari Cina Pakai Crypto

2 hari lalu

Polisi Ungkap Tempat Produksi Ganja Sintetis 'Pinaca' di Sentul, Bahan Baku Dibeli dari Cina Pakai Crypto

Polda Metro Jaya mengungkap laboratorium terselubung narkoba jenis cannabinoid/MDMB-4en-Pinaca atau ganja sintetis di Sentul, Bogor.

Baca Selengkapnya

Bahaya Konsumsi Paracetamol Sembarangan, Perlu Perhatikan Dosis yang Tepat

2 hari lalu

Bahaya Konsumsi Paracetamol Sembarangan, Perlu Perhatikan Dosis yang Tepat

Paracetamol tidak dapat dikonsumsi sembarangan karena memiliki efek dan bahaya bagi kesehatan. Perhatikan dosis yang disarankan.

Baca Selengkapnya

Polda Metro Jaya Gelar Olah TKP Industri Rumahan Narkoba di Sentul Hari Ini

4 hari lalu

Polda Metro Jaya Gelar Olah TKP Industri Rumahan Narkoba di Sentul Hari Ini

Rumah yang menjadi tempat industri narkoba ini terdiri atas dua lantai, dengan cat berwarna kuning keemasan.

Baca Selengkapnya

Polisi Tangkap Rio Reifan 5 Kali karena Narkoba, Sederet Bahaya Konsumsi Sabu

4 hari lalu

Polisi Tangkap Rio Reifan 5 Kali karena Narkoba, Sederet Bahaya Konsumsi Sabu

Artis Rio Reifan kelima kali ditangkap polisi karena kasus narkoba. Apa itu sabu dan bahaya menggunakannya?

Baca Selengkapnya

Polres Metro Depok Tangkap 2 Kurir Narkoba Modus Tempel dan Bungkus Permen

4 hari lalu

Polres Metro Depok Tangkap 2 Kurir Narkoba Modus Tempel dan Bungkus Permen

Dari kedua kurir narkoba itu, polisi juga mengamankan 6 botol liquid ganja cair dan alat hisap.

Baca Selengkapnya

Selebritas Berkali-kali Kejeblos Kasus Narkoba, Terakhir Rio Reifan Ditangkap Kelima Kalinya

5 hari lalu

Selebritas Berkali-kali Kejeblos Kasus Narkoba, Terakhir Rio Reifan Ditangkap Kelima Kalinya

Polisi tangkap selebritas Rio Reifan kelima kalinya dalam kasus narkoba. Berikut beberapa artis lain yang berkali-kali terjerat barang haram itu.

Baca Selengkapnya

Rapper Sik-K Serahkan Diri ke Polisi karena Konsumsi Narkoba Januari Lalu

5 hari lalu

Rapper Sik-K Serahkan Diri ke Polisi karena Konsumsi Narkoba Januari Lalu

Baru terungkap, rapper Korea Selatan berusia 30 tahun yang menyerahkan diri ke kantor polisi pada Januari lalu adalah Sik-K.

Baca Selengkapnya