TEMPO.CO, Jakarta - Sebuah pesawat terbang terpaksa kembali ke terminal Bandar Udara Ngurah Rai, Denpasar, Bali, hanya beberapa menit sebelum keberangkatan ketika seorang turis berkewarganegaraan Inggris mencoba membawa bom mainan ke dalam pesawat.
Daily Mail melaporkan, pada 7 Desember 2015, pria itu mengaku kepada pejabat di Bandara Internasional Ngurah Rai di Bali, Indonesia, bahwa ia membeli barang tersebut yang terlihat seperti timer yang dilekatkan dengan batang dinamit di sebuah toko permainan.
Ketika ditanyai petugas, turis itu mengaku membeli permainan tersebut untuk pesta perayaan tahun baru. Dia kemudian diberi tahu bahwa mainan itu tidak diizinkan dibawa masuk ke pesawat Qatar Airlines untuk penerbangan ke Doha.
Turis itu meninggalkan barang tersebut sebelum masuk ke pesawat seperti biasa. Namun pria itu diperintahkan diinterogasi setelah disadari oleh kepala bandara ketika pesawat yang ditumpanginya sudah dibawa ke landasan untuk persiapan keberangkatan.
Mengutip laporan The Telegraph, penumpang itu adalah Davide Fogli, 46 tahun, desainer grafis yang lahir di Turin, Italia, tapi pemegang paspor Inggris. Ia ditahan dan diinterogasi. Sedangkan penyidik memeriksa toko mainan seperti yang dikatakan Fogli.
Fogli dan temannya akhirnya dilepaskan setelah diperiksa selama 24 jam. "Kami telah membebaskan mereka. Kami melihat ada indikasi yang menjadi alasan mencurigakan. Dia hanya membeli mainan. Namun otoritas bandara telah membuat laporan sehingga kami harus melakukan penyelidikan," kata Reinhard Habonaran Nainggolan, Kepala Satuan Reserse Kriminal Kepolisian Resor Kota Denpasar.
Otoritas bandara di seluruh Indonesia meningkatkan keamanan menyusul adanya serangan teroris yang menargetkan wisatawan dari Rusia dan negara-negara Barat.