Tangkal ISIS, Tokoh Agama 34 Negara Kumpul di Malang

Reporter

Editor

Agung Sedayu

Senin, 23 November 2015 23:03 WIB

Infografis "Menuju Wilayah ISIS". (Ilustrasi: Imam Yunni)

TEMPO.CO, Malang - Para ulama, cendikiawan muslim tengah membahas maraknya radikalisme, terorisme, dan konflik yang mengatasnamakan agama dalam International Conference of Islamic Scholars (ICIS) di Universitas Islam Negeri (UIN) Malang, 23-25 November 2015. Konferensi dihadiri sebanyak 65 tokoh agama dari 34 Negara. Serta 500 ulama dan cendikiawan muslim seluruh nusantara.

"Kami akan ekspor Islam moderat untuk dunia Internasional," kata Sekretaris Jenderal ICIS, Kiai Haji Achmad Hasyim Muzadi, Senin, 23 November 2015. Menurutnya, Islam moderat dan toleran tersebut akan memperkuat posisi Indonesia dalam dunia Islam. Islam moderat di Indonesia, katanya, akan tergerus pemikiran radikal dan liberal jika tak ada upaya mengelolanya.

Saat ini pemikiran radikal makin marak, terutama setelah masuknya pemikiran transnasional, yang tak hanya membawa sekte tetapi juga sistem politik. Masuknya paham transnasional ini memicu aksi terorisme di Indonesia. Sehingga merusak citra umat Islam. Rumusan menangkal ISIS ini, katanya, akan menjadi sumbangan Indonesia kepada dunia.

Terorisme dan antiterorisme, katanya, harus diurai secara bersama. Agar terorisme berhenti dan antiterorisme tak menimbulkan terorisme baru. Seperti ISIS, berawal dari antiterorisme yang menimbulkan terorisme baru. ISIS, katanya, telah mengancam dunia. Untuk menangkal terorisme ini, ICIS akan dituangkan dalam Malang Message.

Selama tiga hari kedepan, para ulama dan cendikiawan akan merumuskan konsep menangkal radikalisme dan terorisme. Wakil Menteri Luar Negeri, Abdurrahman Mohammad Fachir saat membuka ICIS mengaku terkejut dengan aksi terorisme di Paris. Terutama belakangan Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) mengaku bertanggungjawab dalam kejadian itu.

"Kementerian Luar Negeri mendukung penuh ICIS," ujarnya. Ia berharap konferensi ulama dan cendikiawan ini menghasilkan langkah konkrit untuk mencegah dan menangkal terorisme dan radikalisme. Terutama menangkal ISIS masuk menyebarkan bibit radialisme.

ICIS merupakan dialog lintas Negara berdiri 2002 yang digunakan untuk menangkal terorisme akibat efek konflik atau peperangan di Timur Tengah 2001. Serta menawarkan Islam moderat, di tengah pergolakan Barat dan Timur Tengah. Selain itu, Hasyim juga berkeliling bertugas untuk memadamkan konflik di Poso, Maluku, dan Papua.

EKO WIDIANTO

Berita terkait

Prabowo Terima Telepon Menteri Pertahanan AS, Berikut Profil Lloyd Austin

11 hari lalu

Prabowo Terima Telepon Menteri Pertahanan AS, Berikut Profil Lloyd Austin

Presiden terpilih Prabowo Subianto menerima telepon dari Menhan AS. Berikut jenjang karier dan profil Lloyd Austin.

Baca Selengkapnya

Keripik Tempe Rohani Sukses Kembangkan Usaha Berkat Pinjaman BRI

21 hari lalu

Keripik Tempe Rohani Sukses Kembangkan Usaha Berkat Pinjaman BRI

Strategi yang dilakukan ada di peningkatan pelayanan, mempertahankan kualitas produk, dan juga melakukan inovasi

Baca Selengkapnya

Tajikistan Bantah Tudingan Rusia bahwa Ukraina Merekrut Warganya sebagai Tentara Bayaran

30 hari lalu

Tajikistan Bantah Tudingan Rusia bahwa Ukraina Merekrut Warganya sebagai Tentara Bayaran

Tajikistan membantah tuduhan Rusia bahwa kedubes Ukraina di ibu kotanya merekrut warga untuk berperang melawan Rusia

Baca Selengkapnya

Iran Tangkap Anggota ISIS, Diduga Rencanakan Bom Bunuh Diri Menjelang Idul Fitri

31 hari lalu

Iran Tangkap Anggota ISIS, Diduga Rencanakan Bom Bunuh Diri Menjelang Idul Fitri

Polisi Iran telah menangkap beberapa anggota ISIS yang diduga merencanakan aksi bunuh diri menjelang Idul fitri.

Baca Selengkapnya

Ragam Kuliner Nikmat Asli Kota Malang

35 hari lalu

Ragam Kuliner Nikmat Asli Kota Malang

Apa saja makanan khas Kota Malang yang patut untuk dicoba?

Baca Selengkapnya

Kilas balik Pendirian Kota Malang yang dibentuk Pemerintah Hindia Belanda

36 hari lalu

Kilas balik Pendirian Kota Malang yang dibentuk Pemerintah Hindia Belanda

Seperti kebanyakan kota di Indonesia, Kota Malang mengalami pertumbuhan dan perkembangan setelah kedatangan pemerintah kolonial Belanda.

Baca Selengkapnya

Rusia Klaim Punya Bukti Nasionalis Ukraina Terhubung dengan Serangan Moskow

39 hari lalu

Rusia Klaim Punya Bukti Nasionalis Ukraina Terhubung dengan Serangan Moskow

Rusia mengatakan menemukan bukti bahwa pelaku yang membunuh lebih dari 140 orang di gedung konser dekat Moskow terkait dengan "nasionalis Ukraina."

Baca Selengkapnya

Rusia Mengaku Tak Percaya ISIS Lakukan Penembakan Moskow

40 hari lalu

Rusia Mengaku Tak Percaya ISIS Lakukan Penembakan Moskow

Rusia menaruh kecurigaan bahwa Ukraina, bersama Amerika Serikat dan Inggris, terlibat dalam penembakan di Moskow.

Baca Selengkapnya

2 Pelaku Penembakan Moskow Bebas Lewat Turki-Rusia, Pejabat Turki: Tak Ada Surat Penangkapan

42 hari lalu

2 Pelaku Penembakan Moskow Bebas Lewat Turki-Rusia, Pejabat Turki: Tak Ada Surat Penangkapan

Warga negara Tajikistan, Rachabalizoda Saidakrami dan Shamsidin Fariduni dapat melakukan perjalanan dengan bebas antara Rusia dan Turki

Baca Selengkapnya

Putin Akui Belum Ada Bukti Keterlibatan Ukraina dalam Serangan Teroris Moskow

42 hari lalu

Putin Akui Belum Ada Bukti Keterlibatan Ukraina dalam Serangan Teroris Moskow

Presiden Rusia Vladimir Putin mengakui bahwa sejauh ini belum ada tanda-tanda keterlibatan Ukraina dalam penembakan di gedung konser Moskow

Baca Selengkapnya