Polisi Gebuk Mahasiswa, Kapolres Ini Berani Minta Maaf

Jumat, 13 November 2015 23:02 WIB

Aparat kepolisian mengamankan dan membubarkan paksa aksi unjuk rasa ratusan aktivis Persatuan Mahasiswa Islam Indonesia yang menerobos pagar area terbatas larangan untuk umum, di Istana Negara, Jakarta, 19 Oktober 2015. Aksi unjuk rasa tersebut berakhir bentrok antara aparat dengan aktivis. TEMPO/Imam Sukamto

TEMPO.CO, Bangkalan - Kepala Kepolisian Resor Bangkalan, Jawa Timur, Ajun Komisaris Besar Windiyanto Pratomo meminta maaf kepada mahasiswa Universitas Trunojoyo Madura. Permintaan maaf ini disampaikan karena anggota Polres Bangkalan melakukan tindak kekerasan terhadap mahasiswa dalam aksi demontrasi blokir jalan yang digelar Aliansi Mahasiswa UTM, Kamis 12 November 2015.

"Saya minta maaf atas insiden kemarin," kata Windiyanto saat menemui mahasiswa UTM di Taman Makan Pahlawan Bangkalan, Jumat, 13 November 2015. Sayang permintaan maaf ini disusul penegasan Kapolres bahwa sebelum insiden itu, ada provokasi dari mahasiswa. "Tidak mungkin ada asap kalau tidak ada api," katanya beretorika.

Pasca insiden bentrok tersebut, rencananya mahasiswa yang tergabung dalam Aliansi Mahasiswa UTM hendak menggelar demo susulan untuk memprotes tindak polisi karena membuat tiga mahasiswa terluka. Namun, sebelum demo digelar Kepala Polres Bangkalan didampingi sejumlah perwira langsung mendatangi mahasiswa yang sedang berkumpul di Taman Makam Pahlawan agar demo tidak usah digelar.

Dalam pertemuan dengan mahasiswa itu, selain meminta maaf, Kapolres Windiyanto juga menjelaskan perkembangan penyelidikan kasus pembobolan gedung Rektorat UTM yang terjadi pada 2 Oktober 2015 lalu. "Kami belum menemukan bukti yang cukup untuk menetapkan tersangka," kata dia.

Menurut Windiyanto, penyidik telah bekerja maksimal untuk mengungkap kasus pembobolan 5 ruang rektorat UTM tersebut. Delapan saksi dari pegawai dan pihak keamanan kampus telah diperiksa. Polisi juga telah menelaah puluhan rekaman CCTV di setiap sudut ruangan. "Tapi tidak cukup untuk menetapkan tersangka, karena petugas keamanan kampus pun mengaku tidur saat kejadian," kata Windiyanto.

Kepala Satreskrim Polres Bangkalan, Ajun Komisaris Andi Purnomo mengatakan tidak transparannya pihak kampus juga menjadi kendala bagi polisi untuk mengungkap pelaku pencurian. Saat kejadian awal, kata dia, pihak kampus menyebut hanya 5 ruangan yang diacak-acak pencuri, namun belakangan dari Rektor UTM diperoleh informasi ternyata 8 ruangan yang dimasuki pencuri. "Saat kami sampai, ruangan yang dibobol sudah tidak steril," ungkap dia.

Semula mahasiswa tidak percaya dengan penjelasan tersebut, namun setelah diperlihatkan rekaman CCTV yang dimiliki polisi, mahasiswa bisa memahami. "Tapi kami tetap minta kasus ini diungkap sampai tuntas," kata Abdus Salam, salah satu mahasiswa.

Setelah puas berdebat dengan polisi, mahasiswa UTM membubarkan diri dengan melakukan longmarch dan orasi di depan Mapolres Bangkalan.

MUSTHOFA BISRI

Berita terkait

Komnas HAM Catat Ada 12 Peristiwa Kekerasan di Papua pada Maret-April 2024

23 hari lalu

Komnas HAM Catat Ada 12 Peristiwa Kekerasan di Papua pada Maret-April 2024

Komnas HAM mendesak pengusutan kasus-kasus kekerasan yang terjadi di Papua secara transparan oleh aparat penegak hukum

Baca Selengkapnya

Prajurit Siksa Warga Papua, Kapuspen: TNI Bukan Malaikat

39 hari lalu

Prajurit Siksa Warga Papua, Kapuspen: TNI Bukan Malaikat

Kapuspen TNI menyebut jumlah anggota TNI ribuan, sedangkan yang melakukan penyiksaan hanya sedikit.

Baca Selengkapnya

Amnesty International: Penganiayaan di Papua Berulang karena Pelaku Tak Pernah Dihukum

45 hari lalu

Amnesty International: Penganiayaan di Papua Berulang karena Pelaku Tak Pernah Dihukum

Amnesty Internasional mendesak dibentuknya tim gabungan pencari fakta untuk mengusut kejadian ini secara transparan, imparsial, dan menyeluruh.

Baca Selengkapnya

KontraS Minta Panglima TNI Segera Bahas Reformasi Peradilan Militer

6 Oktober 2021

KontraS Minta Panglima TNI Segera Bahas Reformasi Peradilan Militer

Hasil pemantauan KontraS selama Oktober-2021-September 2021 menunjukkan reformasi peradilan militer jalan di tempat.

Baca Selengkapnya

Serial Netflix Populer Ungkap Pelecehan yang Terjadi di Militer Korea Selatan

16 September 2021

Serial Netflix Populer Ungkap Pelecehan yang Terjadi di Militer Korea Selatan

Serial Netflix Deserter Pursuit memicu perdebatan tentang militer Korea Selatan karena menceritakan pelecehan dan kekerasan selama wajib militer.

Baca Selengkapnya

2 Anggota Lakukan Kekerasan ke Warga Papua, TNI AU Minta Maaf

27 Juli 2021

2 Anggota Lakukan Kekerasan ke Warga Papua, TNI AU Minta Maaf

TNI AU menyatakan penyesalan dan meminta maaf atas insiden dua anggotanya yang melakukan kekerasan terhadap seorang warga Papua di Merauke.

Baca Selengkapnya

Kasus Covid Bangkalan Melonjak, Pemkot Surabaya Sekat Jembatan Suramadu 12 Hari

7 Juni 2021

Kasus Covid Bangkalan Melonjak, Pemkot Surabaya Sekat Jembatan Suramadu 12 Hari

Sekitar 2.600 pengendara motor dan mobil yang melintas di Jembatan Suramadu arah ke Kota Surabaya menjalani rapid test antigen

Baca Selengkapnya

Khusus Jamu Persib, Madura United Pakai Stadion Gelora Bangkalan

1 Oktober 2019

Khusus Jamu Persib, Madura United Pakai Stadion Gelora Bangkalan

Madura United akan menjamu Persib di Stadion Gelora Bangkalan dalam lanjutan Liga 1 2019 pada 5 Oktober mendatang.

Baca Selengkapnya

Oktober Saat yang Tepat Pelesiran ke Bangkalan

19 Juli 2019

Oktober Saat yang Tepat Pelesiran ke Bangkalan

Kabupaten Bangkalan jadi tuan rumah karapan sapi Piala Presiden. Kabupaten itu ternyata menyimpan spot wisata yang asik untuk swafoto.

Baca Selengkapnya

Polda Jawa Timur Tangkap Seorang Polwan Terindikasi Radikalisme

27 Mei 2019

Polda Jawa Timur Tangkap Seorang Polwan Terindikasi Radikalisme

Kepolisian Daerah Jawa Timur mengamankan seorang perempuan berinisial NOS yang merupakan anggota polisi wanita atau polwan Polda Maluku Utara.

Baca Selengkapnya