Kenapa Nama Presiden Sukarno Sering Ditulis Soekarno?  

Reporter

Editor

Zed abidien

Rabu, 11 November 2015 10:26 WIB

Presiden pertama RI, Sukarno (kiri) didampingi Wakil Presiden Mohammad Hatta, memberikan hormat saat tiba di Jalan Asia Afrika yang menjadi Historical Walk dalam penyelenggaraan Konferensi Asia Afrika (KAA) di Bandung, 1955. Dok. Museum KAA

TEMPO.CO, Bandung - Terhitung 10 November 2015, Jalan Cikapundung Timur, yang berada tepat di samping Gedung Merdeka, berubah nama menjadi Jalan Dr Ir Sukarno. Peresmian tersebut dilakukan Wali Kota Bandung Ridwan Kamil bersama Ketua Yayasan Bung Karno, Guruh Irianto Soekarno Putra, dan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Rizal Ramli.

Nama Sang Proklamator di papan jalan tersebut ditulis dengan ejaan Sukarno, bukan Soekarno seperti yang kebanyakan diketahui masyarakat Indonesia. Putra bungsu Bung Karno, Guruh Soekarno Putra, menjelaskan alasan mengapa nama ayahnya sering ditulis dengan ejaan Soekarno. Padahal ejaan tersebut adalah ejaan dari bahasa kolonial Belanda.

"Supaya masyarakat Bandung mengetahui. Soal nama di dunia politik itu bisa diolah-olah atau digoreng-goreng," kata Guruh, Selasa, 10 November 2015.

Guruh mengatakan pada masa pemerintah Orde Baru di bawah kepemimpinan Presiden Soeharto, nama besar Sukarno kerap dipolitisasi untuk menggaet dukungan dari para pemuja sang Putra Fajar.

"Pemerintah Orde Baru kalau memberikan penghargaan kepada Bung Karno pasti ada maksudnya, dan keluarga selalu waspada. Pada waktu Orde Baru manakala menjelang pemilu, tentu ada upaya yang kedengarannya menghargai Bung Karno," ujarnya.

Dalam sebuah buku, Bung Karno pernah mengatakan tulisan yang benar untuk menulis namanya adalah menggunakan "u", bukan "oe". Namun karena dalam tanda tangan proklamasi namanya sudah terlanjur ditulis menggunakan ejaan Belanda dengan "oe" sebagai pengganti huruf "u", maka hingga saat ini Sukarno sering ditulis Soekarno.

"Remeh sebenarnya tentang penulisan nama Sukarno. Padahal bisa dibaca di otobiografi Bung Karno bahwa sejak merdeka, Indonesia punya bahasa nasional. Tentunya ada aturan. Ejaan sekarang kita menganut EYD, dalam penulisan ‘u’ kita menulis ‘u‘ bukan ‘oe’. Itu ejaan Belanda," sambungnya.

Pemerintah Orde Baru, kata Guruh, juga ikut andil dalam penulisan nama Sukarno menjadi Soekarno. Menurut Guruh, kebiasaan presiden kedua Republik Indonesia menulis namanya Soeharto, bukan Suharto, ikut mengubah persepsi masyarakat terhadap penulisan nama Sukarno.

"Nama Bung Karno oleh wartawan kembali ditulis Soekarno. Sebagai warga Indonesia Bung Karno mengamanatkan untuk menganut Sumpah Pemuda butir ketiga, menjunjung bahasa persatuan bahasa Indonesia," imbuhnya.

Pada masa Pemilu 1982, Orde Baru membuat bangunan monumental. Sebuah bandar udara internasional di Cengkareng. Tidak hanya menggunakan nama ejaan Belanda Soekarno, disematkan pula nama Mohammad Hatta sehingga menjadi Bandara Soekarno-Hatta.

Apa daya, kata Guruh, saat itu keluarga Bung Karno tidak bisa mengkritik kebijakan karena dibungkam Orde Baru. Imbasnya hingga saat ini nama Soekarno-Hatta sudah seperti satu orang dan melekat di masyarakat hingga beberapa generasi. Itulah alasan mengapa hingga saat ini tidak pernah ada satu pun jalan di Indonesia yang menggunakan nama Sukarno tunggal. Pasti selalu Soekarno-Hatta.

"Apa-apa Soekarno-Hatta. Saya pernah mengobrolkan dengan keluarga Bung Hatta. Kasihan Pak Hatta, namanya hanya jadi embel-embel Sukarno," tuturnya.

PUTRA PRIMA PERDANA

Berita terkait

Keunikan Stadion Siliwangi, Lokasi Konser Sheila on 7 di Bandung, Pernah jadi Markas Tim Sepak Bola Militer Belanda

6 hari lalu

Keunikan Stadion Siliwangi, Lokasi Konser Sheila on 7 di Bandung, Pernah jadi Markas Tim Sepak Bola Militer Belanda

Di Bandung, Sheila on 7 akan mangung di Stadion Siliwangi. Awalnya stadion itu bernama lapangan SPARTA, markas tim sepak bola militer Hindia Belanda.

Baca Selengkapnya

Polisi Tangkap Pembunuh Wanita di Apartemen Jardin Bandung yang Kabur ke Jakarta

16 hari lalu

Polisi Tangkap Pembunuh Wanita di Apartemen Jardin Bandung yang Kabur ke Jakarta

Seorang wanita ditemukan tewas di Apartemen Jardin, Kota Bandung, diduga dibunuh pelanggannya

Baca Selengkapnya

Rekomendasi 5 Tempat Wisata Air di Bandung untuk Menghabiskan Waktu Libur Lebaran

20 hari lalu

Rekomendasi 5 Tempat Wisata Air di Bandung untuk Menghabiskan Waktu Libur Lebaran

Salah satu aktivitas rekreasi yang bisa dilakukan bersama dengan keluarga ketika masa libur lebaranadalah berenang.

Baca Selengkapnya

Penumpang Terminal Leuwipanjang Bandung Naik 20 Persen Selama Arus Mudik Lebaran

25 hari lalu

Penumpang Terminal Leuwipanjang Bandung Naik 20 Persen Selama Arus Mudik Lebaran

Kepala Terminal Leuwipanjang Kota Bdung Asep Hidayat mengatakan, kenaikan jumlah penumpang di arus mudik Lebaran terpantau sejak H-7.

Baca Selengkapnya

Monyet Ekor Panjang Berkeliaran di Bandung, Pakar ITB: Akibat Habitat Rusak dan Perburuan

51 hari lalu

Monyet Ekor Panjang Berkeliaran di Bandung, Pakar ITB: Akibat Habitat Rusak dan Perburuan

Pakar ITB menengarai kemunculan monyet ekor panjang di Bandung akibat kerusakan habitat asli. Populasi mamalia itu juga tergerus karena perburuan.

Baca Selengkapnya

Serba-serbi Monyet Ekor Panjang, Mengapa Bertindak Agresif ke Manusia?

58 hari lalu

Serba-serbi Monyet Ekor Panjang, Mengapa Bertindak Agresif ke Manusia?

Macaca Fascicularis atau di Indonesia lebih dikenal monyet ekor panjang kerap bertindak agresif pada manusia, apa sebabnya?

Baca Selengkapnya

Kawanan Monyet Ekor Panjang Masuk Pemukiman Warga Kota Bandung, Pertanda Apa?

59 hari lalu

Kawanan Monyet Ekor Panjang Masuk Pemukiman Warga Kota Bandung, Pertanda Apa?

Monyet turun gunung, termasuk monyet ekor panjang ini disebut-sebut menjadi pertanda akan terjadi suatu peristiwa, apa itu?

Baca Selengkapnya

4 Dugaan Sebab Monyet Berkeliaran di Kota Bandung Beberapa Hari Ini

29 Februari 2024

4 Dugaan Sebab Monyet Berkeliaran di Kota Bandung Beberapa Hari Ini

Sekelompok monyet ekor panjang berkeliaran di atap-atap rumah warga di Kota Bandung beberapa hari belakangan. Tanda bencana alam?

Baca Selengkapnya

Ketua KPPS di Kota Bandung Meninggal Usai Pemilu, Diduga Kelelahan

17 Februari 2024

Ketua KPPS di Kota Bandung Meninggal Usai Pemilu, Diduga Kelelahan

Selama pemilu, ada 345 orang petugas, termasuk KPPS yang terlibat proses pemilu mendapat pelayanan kesehatan selama pemilu berlangsung.

Baca Selengkapnya

Kelelahan, 183 Petugas KPPS di Kota Bandung Dirawat

15 Februari 2024

Kelelahan, 183 Petugas KPPS di Kota Bandung Dirawat

Seluruh petugas KPPS yang kelelahan tersebut ada yang mendapatkan perawatan di Puskesmas dan Rumah Sakit Kota Bandung.

Baca Selengkapnya