Situs Purbakala di Gunung Penanggungan Tahan dari Kebakaran  

Reporter

Selasa, 27 Oktober 2015 04:24 WIB

Gunung Penanggungan. TEMPO/Abdi Purmono

TEMPO.CO, Mojokerto - Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Trowulan mengklaim kebakaran yang terjadi di Gunung Penanggungan, Mojokerto, Jawa Timur, tidak membahayakan situs yang banyak tersebar di lereng-lereng gunung tersebut, terutama candi.

“Karena terbuat dari batu andesit, maka tahan dengan api,” kata Kepala Seksi Perlindungan, Pemanfaatan, dan Pengembangan BPCB Trowulan Edhi Widodo pada Senin, 26 Oktober 2015.

Widodo mengatakan BPCB memiliki sejumlah juru pelihara (Jupel), yang dalam waktu tertentu mengecek kondisi situs-situs. “Jupel kami rutin mengecek kondisi situs dan menjaga ancaman dari pencurian,” katanya.

Hingga kini, BPCB Trowulan mencatat 48 candi ukuran kecil yang tersebar di lereng-lereng Gunung Penanggungan. Selain candi, terdapat gerbang dan terakota.

Karena berusia tua dan lokasinya sulit dijangkau, banyak bangunan candi kecil yang berserakan dan hanya tinggal reruntuhan batu, yang tidak lagi berbentuk candi. Hanya sebagian kecil bentuk candi yang masih bisa dipertahankan bentuknya.

Selain dibangun pada masa Majapahit akhir, candi-candi tersebut diperkirakan sudah ada sejak zaman Raja Airlangga, pendiri Kerajaan Kahuripan di abad ke-11 Masehi, jauh sebelum Kerajaan Majapahit ada di abad 13-15 Masehi.

Penanggungan dianggap sebagai gunung suci bagi penganut Hindu dan Buddha. Dalam kepercayaan Hindu Majapahit, puncak Gunung Penanggungan dianggap menyerupai puncak Gunung Mahameru di India sehingga Penanggungan dijadikan tempat pertapaan dan pemujaan oleh penganut Hindu Majapahit.

Karena banyak terdapat peninggalan purbakala, Penanggungan ditetapkan sebagai Kawasan Strategis Provinsi (KSP) Bidang Cagar Budaya dan Ekologi Lingkungan oleh Pemerintah Provinsi Jawa Timur.

Salah satu pendaki dan pecinta alam, Yahya Setianto, mengakui jika di Penanggungan banyak terdapat situs. “Selain melakukan konservasi alam, kami juga ikut menjaga agar situs-situs itu tidak disalahgunakan oleh orang-orang yang tidak bertanggung jawab,” kata warga yang juga pengelola posko pendakian di Desa Tamiajeng, Kecamatan Trawas, Mojokerto.

Yahya juga termasuk aktivis Save Pawitra--nama lain dari Gunung Penanggungan--yang menolak pembangunan paving block di lereng Penanggungan oleh Pemkab Mojokerto. “Selain bisa merusak ekosistem alam, pembangunan paving block akan memudahkan akses pencurian situs purbakala,” ujarnya.




ISHOMUDDIN



Berita terkait

Pemkot Mojokerto Rilis Implementasi Sertifikat Elektronik

5 hari lalu

Pemkot Mojokerto Rilis Implementasi Sertifikat Elektronik

Pemerintah Kota (Pemkot) Mojokerto bersama Kantor Pertanahan (Kantah) Kota Mojokerto, resmi merilis implementasi sertifikat elektronik pada layanan pertanahan

Baca Selengkapnya

Malaysia Batalkan RUU Polusi Asap Lintas Batas, Pilih Diplomasi dengan Indonesia

7 November 2023

Malaysia Batalkan RUU Polusi Asap Lintas Batas, Pilih Diplomasi dengan Indonesia

Malaysia membatalkan rencana usulan rancangan undang-undang polusi asap lintas batas.

Baca Selengkapnya

Palangka Raya Perpanjang PJJ Dampak Kabut Asap, Bagaimana Nasib Siswa Ikuti ANBK?

9 Oktober 2023

Palangka Raya Perpanjang PJJ Dampak Kabut Asap, Bagaimana Nasib Siswa Ikuti ANBK?

Dinas Pendidikan Kota Palangka Raya, Provinsi Kalimantan Tengah (Kalteng), memperpanjang kebijakan pembelajaran jarak jauh (PJJ) akibat kabut asap.

Baca Selengkapnya

Greenpeace Nilai Penegakan Hukum Karhutla Lemah: Sudah Divonis, Belum Bayar Denda

7 Oktober 2023

Greenpeace Nilai Penegakan Hukum Karhutla Lemah: Sudah Divonis, Belum Bayar Denda

Dia mengatakan, ketiga negara saling terkait dalam penanggulangan karhutla tak hanya karena lokasinya berdekatan.

Baca Selengkapnya

Greenpeace Bantah Klaim Menteri KLHK Tak Ada Asap Karhutla Lintas Batas ke Malaysia

7 Oktober 2023

Greenpeace Bantah Klaim Menteri KLHK Tak Ada Asap Karhutla Lintas Batas ke Malaysia

Asap karhutla, kata dia, sampai ke negara tetangga ketika karhutla sedang mencapai puncaknya.

Baca Selengkapnya

Asap Tebal Kebakaran Hutan, Siswa PAUD hingga SMP di Jambi Belajar dari Rumah Mulai Hari Ini

2 Oktober 2023

Asap Tebal Kebakaran Hutan, Siswa PAUD hingga SMP di Jambi Belajar dari Rumah Mulai Hari Ini

Hal itu dilakukan lantaran kabut asap tebal akibat kebakaran hutan dan lahan masih menyelimuti daerah tersebut.

Baca Selengkapnya

Dikepung Kabut Asap Kebakaran Hutan, Palangka Raya Pangkas Waktu Belajar di Sekolah

28 September 2023

Dikepung Kabut Asap Kebakaran Hutan, Palangka Raya Pangkas Waktu Belajar di Sekolah

Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Palangka Raya, Kalimantan Tengah (Kalteng), mengundurkan jam masuk sekolah bagi peserta didik karena dikepung asap.

Baca Selengkapnya

Karhutla Masih Landa Riau, Manggala Agni dan TNI Lanjutkan Pemadaman

29 Agustus 2023

Karhutla Masih Landa Riau, Manggala Agni dan TNI Lanjutkan Pemadaman

Manggala Agni dan TNI masih melanjutkan pemadaman kebakaran lahan dan hutan atau karhutla di Desa Tarai Bangun, Kabupaten Kampar, Riau, yang meluas.

Baca Selengkapnya

Kebakaran Hutan di Kalimantan Meningkat, Walhi Sebut Pemerintah Tak Serius Mengatasinya

20 Agustus 2023

Kebakaran Hutan di Kalimantan Meningkat, Walhi Sebut Pemerintah Tak Serius Mengatasinya

Walhi menyebut kebakaran hutan di Kalimantan yang terus terulang karena pemerintah tidak serius mengurus Sumber Daya Alam (SDA).

Baca Selengkapnya

Pelayanan Kesehatan Kota Mojokerto Terbaik di Jawa Timur

27 Juli 2023

Pelayanan Kesehatan Kota Mojokerto Terbaik di Jawa Timur

Kota berjuluk Spirit of Majapahit ini menjadi penerima penghargaan terbanyak dibandingkan 11 kabupaten/kota se- Jawa Timur

Baca Selengkapnya