Kebakaran Hutan, 966 Hektare Hutan di Jawa Barat Musnah

Reporter

Senin, 26 Oktober 2015 20:11 WIB

Pemandang kebun teh dan hutan saat di pagi hari di kawasan Taman Nasional Gunung Halimun-Salak di Desa Malasari, Kecamatan Nanggung, Bogor, Jawa Barat, (11/10). Kawasan yang dilindungi ini tersimpan sejumlah keindahan seperti air terjun, sungai, kebun teh dan aneka satwa liar. Tempo/Fardi Bestari

TEMPO.CO, Bandung-Kebakaran di Jawa Barat telah padam. Meski demikian, pemerintah provinsi setempat tetap siaga. Kepala Dinas Kehutanan Jawa Barat Budi Susatijo mengklaim seluruh kebakaran hutan yang terjadi di wilayahnya sudah padam. “Tapi, petugas siaga satu di lokasi kebakaran untuk mencegah timbulnya bara api di lokasi yang diprediksi berpotensi,” ucap dia pada Tempo, Senin, 26 Oktober 2015.

Budi mengatakan kebakaran hutan masih berpotensi terjadi akibat kondisi ekstrem musim kemarau saat ini. “Kondisi ekstrem saat ini, kita harus tetap waspada dan siaga,” kata dia.

Dinas Kehutanan Jawa Barat mencatat, sejak awal bulan hingga 26 Oktober 2015, jumlah hutan yang terbakar mencapai 966,6 hektare. Luas hutan itu terdiri atas hutan konservasi 936,6 hektare, serta hutan produksi 30 hektare. “Itu data sementara yang masuk,” ujar Budi.

Rinciannya, di hutan konservasi yang dikelola Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA), sempat terjadi kebakaran hutan di delapan lokasi. Kebakaran terbesar di Suaka Margasatwa Cikepuh, yakni 347, hektare; disusul Cagar Alam Papandayan 328,5 hektare; Cagar Alam Kamojang/Guntur 138,9 hektare; serta Gunung Ciremai 107 hektare. Selebihnya, di Taman Buru Kareumbi 10,5 hektare; Cagar Alam Bojong Larang Jayanti 8,5 hektare; serta Cagar Alam Burangrang 5 hektare; dan Cagar Alam Kamojang Blok Cipateungteung 3,5 hektare.

Di wilayah hutan produksi yang dikelola Perum Perhutani, kebakaran terjadi di lima lokasi. Kebakaran terbesar di Kepuh dan Ciwaringin di Majalengka/Cirebon dengan luas 12 hektare, Gunung Parang Purwakarta 10 hektare, Gunung Malabar 5 hektare, Gunung Manglayang 2 hektare, dan di Plered Purwakarta 1 hektare.

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) merilis citra satelit terakhir pada 26 Oktober 2015, mendapati dua titik api di wilayah Jawa Barat, yakni di Dayeuh Kolot Kabupaten Bandung dan di Cikelet, serta Leles di Garut. “Hot spot itu bukan berarti terjadi kebakaran, tapi itu menunjukkan titik panas karena suhu daerahnya lebih tinggi,” ucap Prakirawan BMKG Stasiun Kelas 1 Bandung, Neneng Sugianti, saat dihubungi Tempo, Senin, 26 Oktober 2015.

Neneng mengatakan satu daerah dengan temperatur tinggi itu diharapkan menjadi peringatan dini bagi pemerintah daerah setempat untuk waspada. “Itu wajib dipantau pemda,”tutur dia. “Jadi, dinas terkait bisa mewaspadainya.”

Menurut Neneng, citra satelit sebaran asap akibat kebakaran hutan tidak terpantau di wilayah Jawa Barat. “Kalau melihat peta sebaran itu, wilayah Banten yang masuk. Kalau di Jawa Barat, itu bukan asap kebakaran, hanya kabut. Istilahnya hazy,” ucap dia.

Neneng mengatakan kabut terjadi ketika bumi memancarkan kembali panas yang diserapnya, sementara di atmosfer relatif lebih dingin. “Kabut itu mirip awan, hanya dekat dengan permukaan bumi,” kata dia.

Menurut Neneng, kabut tersebut terpantau dalam beberapa hari terakhir di wilayah Bandung. “Hazy ini bisa diakibatkan polutan juga, bukan dari asap kebakaran hutan yang terjadi di Sumatera atau Kalimantan,” ujar dia. Arah angin yang bertiup di wilayah Jawa Barat juga masih dominan dari tengara-timur tenggara.

Di Subang, Kebakaran melanda hutan gambut di Kampung Munjul, Desa Wantilan, Subang, Jawa Barat. Kobaran api sempat menggerayangi pipa gas sumur 13 milik PT Pertamina. "Tapi, tak menimbulkan insiden apa pun," kata Rudi, Camat Cipeundeuy kepada wartawan Senin petang, 26 Oktober 2015.

Kobaran api berhasil dipadamkan setelah satu unit mobil pemadam kebakaran milik Pemkab Subang dan regu pemadamnya langsung melokalisasi rembetan lidah api yang menjalar di lokasi tanah gambut tersebut. "Kebakaran terjadi sekitar pukul 14.30 dan berhasil dipadamkan pukul 15.30," tutur Kepala Unit Pelaksana Teknis Daerah Pemadam Kebakaran Kabupaten Subang, Martono. Adapun luas hutan gambut yang terbakar mencapai 20 ribu meter persegi.

Sebelumnya, peristiwa kebakaran terjadi di lokasi perkebunan teh di Blok Cicenang dan di Blok Hutan Bambu Dayang Sumbi. Keduanya berada di wilayah Desa Ciater. "Luas lahan yang terbakar seluas empat hektare-an," kata Camat Ciater Vino Subriyadi. Kebaran tak merembet ke lokasi lain setelah dua unit mobil pemadam kebakaran milik Pemkab Subang dan regu pemadamnya berhasil menguasai kobaran api dan langsung memadamkannya.




AHMAD FIKRI | NANANG SUTISNA


Berita terkait

4 Rekomendasi Taman Ramah Anak di Bandung

16 jam lalu

4 Rekomendasi Taman Ramah Anak di Bandung

Mulai dari Taman Hutan Kota Babakan Siliwangi hingga Taman Balai Kota Bandung.

Baca Selengkapnya

Eks Sekretaris Daerah Kota Bandung Ema Sumarna Ditahan KPK Dugaan Gratifikasi, Ini Profilnya

37 hari lalu

Eks Sekretaris Daerah Kota Bandung Ema Sumarna Ditahan KPK Dugaan Gratifikasi, Ini Profilnya

KPK menangkap eks Sekda Kota Bandung Ema Sumarna bersama 3 orang lainnya, terkait dugaan gratifikasi. Berikut profilnya.

Baca Selengkapnya

KPK Belum Tahan 1 Tersangka Kasus Korupsi Bandung Smart City

39 hari lalu

KPK Belum Tahan 1 Tersangka Kasus Korupsi Bandung Smart City

KPK belum menahan seorang tersangka kasus dugaan korupsi Bandung Smart City. Siapa dan apa alasannya?

Baca Selengkapnya

KPK Tahan 4 Tersangka Korupsi Bandung Smart City

39 hari lalu

KPK Tahan 4 Tersangka Korupsi Bandung Smart City

KPK menahan empat tersangka kasus korupsi pengadaan kamera pengawas dan penyedia servis internet proyek Bandung Smart City.

Baca Selengkapnya

KPK Periksa Lima Tersangka Kasus Korupsi Bandung Smart City

39 hari lalu

KPK Periksa Lima Tersangka Kasus Korupsi Bandung Smart City

KPK memeriksa lima tersangka kasus korupsi pengadaan kamera pengawas dan internet service provider di Bandung Smart City.

Baca Selengkapnya

Airnya Menyusut Selama Kemarau, Dasar Sungai Cidurian Dipakai Warga Bandung Tanding Sepak Bola

57 hari lalu

Airnya Menyusut Selama Kemarau, Dasar Sungai Cidurian Dipakai Warga Bandung Tanding Sepak Bola

Saat kering, dasar sungai biasa digunakan warga Kota Bandung untuk menggelar acara lomba peringatan Hari Kemerdekaan 17 Agustus.

Baca Selengkapnya

Getok Tarif Rp150 Ribu ke Pengunjung, Juru Parkir di Bandung Kena Sanksi Pemecatan

4 September 2024

Getok Tarif Rp150 Ribu ke Pengunjung, Juru Parkir di Bandung Kena Sanksi Pemecatan

Tarif parkir resmi untuk mobil di Kota Bandung berkisar antara Rp4.000 - 5.000. Sementara juru parkir meminta 30 kali lipat dari tarif resmi.

Baca Selengkapnya

Perjalanan Karier Muhammad Farhan, Calon Wali Kota Bandung

4 September 2024

Perjalanan Karier Muhammad Farhan, Calon Wali Kota Bandung

Muhammad Farhan awalnya adalah serang penyiar radio. Ia kemudian menjadi aktor, pembaca acara, pengurus Persib hingga politisi.

Baca Selengkapnya

September Ulang Tahun, Bandung Siapkan Great Sale hingga Pawai Puluhan Kendaraan Hias

31 Agustus 2024

September Ulang Tahun, Bandung Siapkan Great Sale hingga Pawai Puluhan Kendaraan Hias

Bandung Great Sale rencananya akan berlangsung selama tiga hari mulai 13-15 September 2024.

Baca Selengkapnya

Daya Tarik Wisata Kota Bandung yang akan Terus Dikembangkan

31 Agustus 2024

Daya Tarik Wisata Kota Bandung yang akan Terus Dikembangkan

Dari hasil survei GoodStats mengenai kota favorit orang Indonesia untuk liburan pada 2024, Bandung di urutan ketiga.

Baca Selengkapnya