Pantai Boom Jadi Marina, Pelindo Gusur Kapal Nelayan  

Reporter

Jumat, 23 Oktober 2015 15:25 WIB

Dua buah kapal yatch bersandar di dermaga Pantai Marina Batavia, Pelabuhan Sunda Kelapa, Jakarta Utara (07/06). Sejumlah kapal pesiar akan mengikuti pameran eksklusif Indonesia Yatch Show pada 8-9 Juni 2013. TEMPO/Dasril Roszandi

TEMPO.CO, Banyuwangi - PT Pelabuhan Indonesia (Pelindo) III akan memindahkan puluhan kapal nelayan dari dermaga Pantai Boom, Banyuwangi, Jawa Timur. Pemindahan tersebut terkait rencana PT Pelindo III membangun Pelabuhan Marina di pantai tersebut yang ditargetkan beroperasi pada 2017 dan akan terintegrasi dengan marina di Bali, Lombok, dan Karimun Jawa.

General Manager PT Pelindo III Cabang Tanjung Wangi, Bangun Swastanto, mengatakan, puluhan kapal nelayan akan dipindahkan ke arah barat, di pantai Kelurahan Mandar. “Kapal nelayan harus dipindahkan karena Pelabuhan Marina harus steril dari kapal tradisional,” kata Bangun kepada Tempo, Jumat 23 Oktober 2015.

Di tempat sandar baru tersebut, kata Bangun, Pelindo III akan mendirikan tempat pelelangan ikan untuk nelayan beserta fasilitas lainnya. Sedangkan kolam labuh kapal nelayan saat ini nantinya akan menjadi terminal kapal pesiar jenis yacht.

PT Pelindo III secara resmi memulai tahapan pembangunan Pelabuhan Marina di Pantai Boom, Banyuwangi sejak 12 September 2015. Pelindo III menginvestasikan dana Rp 500 miliar untuk membangun marina Banyuwangi melalui anak usahanya, PT Pelindo Properti Indonesia.

Sugiyono, satu nelayan Pantai Boom, mengatakan, PT Pelindo III harus memberikan tempat pengganti yang layak. Pemindahan ke pantai Kelurahan Mandar dikhawatirkan menimbulkan konflik dengan nelayan sekitar.

“Di pantai tersebut sudah banyak kapal nelayan yang sandar. Kalau kami dipindah ke sana, pasti akan konflik,” kata dia.

Saat ini ada sekitar 30 perahu nelayan pancing lokal dan 20-an kapal nelayan dari Madura yang biasa sandar di Pantai Boom. Mereka sudah turun-temurun menjadi nelayan. Dulunya, jumlah mereka lebih besar, tapi karena kesejahteraan terus terpuruk, sebagian nelayan akhirnya menjual kapal dan beralih pekerjaan.

Saat ini, menurut Sugiyono, nelayan cukup susah mencari ikan di Pantai Boom. Selain karena pengaruh cuaca, Sugiyono mengatakan, ikan makin langka setelah Boom tercemar limbah industri. Nelayan pun terpaksa menangkap ikan lebih jauh hingga 12 mil dari Pantai Boom.

Jumal, koordinator Kelompok Nelayan Mandar, mengatakan, pembangunan Pelabuhan Marina idealnya harus diimbangi dengan perbaikan nasib nelayan. “Saya heran mengapa harus memperhatikan wisatawan dulu, sementara kami rakyatnya sendiri terabaikan,” katanya.

Di Kelurahan Mandar, kata Jumal, ada sekitar 111 kapal besar dan perahu milik nelayan. Jumal sendiri tak keberatan bila ada tambahan dari kapal nelayan lain dari Pantai Boom asalkan PT Pelindo tak membatasi aktivitas nelayan.

Selain itu nelayan juga meminta pemerintah membenahi kondisi pantai yang penuh lumpur dan sampah. “Dulu kami bisa cari kepiting di pantai, tapi sekarang sudah penuh dengan sampah,” katanya.

Kepala Dinas Perikanan dan Kelautan Banyuwangi, Pudjo Hartanto, juga menolak bila pembangunan Pelabuhan Marina memindahkan nelayan. Dia setuju kehadiran nelayan tersebut sudah turun-temurun sekaligus menjadi ciri khas Pantai Boom. “Pelabuhan Marina seharusnya bisa terintegrasi dengan kehadiran nelayan,” kata dia.

IKA NINGTYAS

Berita terkait

KJRI Kuching Minta Malaysia Bebaskan 8 Nelayan Natuna yang Ditangkap

9 hari lalu

KJRI Kuching Minta Malaysia Bebaskan 8 Nelayan Natuna yang Ditangkap

KJRI mengatakan, APPM mengatakan 3 kapal nelayan Natuna ditangkap karena melaut di dalam perairan Malaysia sejauh 13 batu dari batas perairan.

Baca Selengkapnya

Tiga Kapal Nelayan Tradisional Indonesia Kembali Ditangkap Otoritas Malaysia

12 hari lalu

Tiga Kapal Nelayan Tradisional Indonesia Kembali Ditangkap Otoritas Malaysia

Tiga kapal nelayan Indonesia asal Natuna ditangkap oleh penjaga laut otoritas Malaysia. Dituding memasuki perairan Malaysia secara ilegal.

Baca Selengkapnya

Pantau Pemanfaatan Kuota BBL, KKP Manfaatkan Sistem Canggih

12 hari lalu

Pantau Pemanfaatan Kuota BBL, KKP Manfaatkan Sistem Canggih

Kementerian Kelautan dan Perikanan melalui Direktorat Jenderal Perikanan Tangkap, menyiapkan sistem informasi pemantauan elektronik yang memuat hulu-hilir pengelolaan pemanfaatan BBL.

Baca Selengkapnya

Asal-usul Tradisi Lomban Setiap Bulan Syawal di Jepara

16 hari lalu

Asal-usul Tradisi Lomban Setiap Bulan Syawal di Jepara

Tradisi Lomban setiap bulan Syawal di jepara telah berlangsung sejak ratusan tahun lalu.

Baca Selengkapnya

Polisi Gagalkan Penyelundupan Sabu dari Malaysia, Pelaku yang Menyamar Nelayan Diupah Rp 10 Juta per Kg

17 hari lalu

Polisi Gagalkan Penyelundupan Sabu dari Malaysia, Pelaku yang Menyamar Nelayan Diupah Rp 10 Juta per Kg

Bareskrim Polri menangkap lima tersangka tindak pidana narkotika saat hendak menyeludupkan 19 kg sabu dari Malaysia melalui Aceh Timur.

Baca Selengkapnya

Walhi dan Pokja Pesisir Kaltim: Teluk Balikpapan Rusak akibat Pembangunan IKN

23 hari lalu

Walhi dan Pokja Pesisir Kaltim: Teluk Balikpapan Rusak akibat Pembangunan IKN

Walhi dan Pokja Pesisir Kalimantan Timur sebut kerusakan Teluk Balikpapan salah satunya karena efek pembangunan IKN.

Baca Selengkapnya

Sejumlah Permasalahan Perikanan Jadi Sorotan dalam Hari Nelayan Nasional

27 hari lalu

Sejumlah Permasalahan Perikanan Jadi Sorotan dalam Hari Nelayan Nasional

Koalisi Rakyat untuk Keadilan Perikanan (Kiara) mengungkap sejumlah permasalahan nelayan masih membutuhkan perhatian serius dari pemerintah.

Baca Selengkapnya

Tidak Ditenggelamkan, Dua Kapal Illegal Fishing Diserahkan ke Nelayan Banyuwangi

35 hari lalu

Tidak Ditenggelamkan, Dua Kapal Illegal Fishing Diserahkan ke Nelayan Banyuwangi

Menteri KKP Wahyu Sakti Trenggono menyerahkan dua kapal illegal fishing ke nelayan di Banyuwangi, Jawa Timur.

Baca Selengkapnya

Kapal Tenggelam, Puluhan Pengungsi Rohingya Diselamatkan Nelayan Aceh dan Tim SAR

45 hari lalu

Kapal Tenggelam, Puluhan Pengungsi Rohingya Diselamatkan Nelayan Aceh dan Tim SAR

Nelayan Indonesia dan tim SAR pada Rabu 20 Maret 2024 berjuang menyelamatkan puluhan warga Rohingya setelah air pasang membalikkan kapal mereka

Baca Selengkapnya

Eksploitasi Pekerja Sektor Perikanan Indonesia Masih Tinggi, Subsidi Nelayan Sulit

47 hari lalu

Eksploitasi Pekerja Sektor Perikanan Indonesia Masih Tinggi, Subsidi Nelayan Sulit

Pengusaha yang hanya mengejar keuntungan telah menyebabkan luasnya praktik kerja paksa, perdagangan manusia, dan perbudakan di sektor perikanan.

Baca Selengkapnya