Tiga Kelompok Ini Diduga Penyebab Kebakaran di Gunung Lawu

Reporter

Selasa, 20 Oktober 2015 18:17 WIB

Kebakaran di Gunung Lawu dilihat dari kawasan Perkebunan Teh Kemuning, Ngargoyoso, Karanganyar, Jawa Tengah, 25 Agustus 2015. ANTARA/Maulana Surya

TEMPO.CO, Jakarta - Perum Perhutani baru akan mengusut penyebab kebakaran hutan di lereng Gunung Lawu, kawasan Cemoro Sewu, Kecamatan Plaosan, Kabupaten Magetan, Jawa Timur, pada Ahad, 18 Oktober 2015, yang mengakibatkan tujuh pendaki tewas dan dua lainnya luka berat.

"Petugas masih fokus melakukan pemadaman api dan penyisiran jika memang ada korban lain," kata pejabat Humas Perum Perhutani Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Lawu Dan Sekitarnya (DS), Dwi Sulistjorini, Selasa, 20 Oktober 2015.

Meski demikian, Dwi memprediksi penyebab kebakaran hutan adalah ulah pencari madu dan pembuat arang yang menggunakan api saat bekerja di hutan. Selain itu, dugaan lainnya akibat ulah para pendaki gunung yang meninggalkan api unggun sebelum bara benar-benar padam. Jadi, saat tertiup angin, bara tersebut dengan cepat menjadi kobaran api yang mudah menjalar saat musim kemarau seperti sekarang.

Kepala Kepolisian Resor Magetan Ajun Komisaris Besar Johanson Ronald Simamora mengungkapkan hal senada. Menurut dia, hingga kini penyelidikan ihwal penyebab kebakaran belum dilakukan. Upaya itu dilakukan setelah api dinyatakan benar-benar padam yang penanganannya tidak dibatasi waktu lantaran dipengaruhi kondisi cuaca.

"Setelah itu, kami melakukan olah TKP (tempat kejadian perkara) sampai diketahui penyebab kebakaran. Apakah karena faktor alam atau kelalaian pendaki gunung," ucapnya.

Seperti diberitakan, kebakaran hutan yang terjadi di lereng Gunung Lawu mengakibatkan tujuh pendaki tewas. Enam di antaranya sudah dipastikan identitasnya oleh tim Disaster Victim Identification (DVI) Kepolisian Daerah Jawa TImur. Mereka berasal dari Kabupaten Ngawi dan Jakarta.

Sedangkan satu jenazah lagi belum bisa diidentifikasi karena kondisinya hangus terbakar. Untuk mengetahui identitasnya, tim DVI bakal melakukan tes DNA yang membutuhkan waktu paling lama dua pekan. Adapun dua korban yang mengalami luka-luka diketahui berasal dari Ngawi dan saat ini tengah dirawat di Rumah Sakit Moewardi, Solo, Jawa Tengah, serta RSUD dr Soetomo, Surabaya, Jawa Timur.

NOFIKA DIAN NUGROHO

Berita terkait

Amerika Perkuat Infrastruktur Transportasinya dari Dampak Cuaca Ekstrem, Kucurkan Hibah 13 T

12 hari lalu

Amerika Perkuat Infrastruktur Transportasinya dari Dampak Cuaca Ekstrem, Kucurkan Hibah 13 T

Hibah untuk lebih kuat bertahan dari cuaca ekstrem ini disebar untuk 80 proyek di AS. Nilainya setara separuh belanja APBN 2023 untuk proyek IKN.

Baca Selengkapnya

Pertama di Dunia, Yunani Berikan Liburan Gratis sebagai Kompensasi Kebakaran Hutan 2023

20 hari lalu

Pertama di Dunia, Yunani Berikan Liburan Gratis sebagai Kompensasi Kebakaran Hutan 2023

Sebanyak 25.000 turis dievakuasi saat kebakaran hutan di Pulau Rhodes, Yunani, pada 2023, mereka akan mendapat liburan gratis.

Baca Selengkapnya

BNPB Ingatkan Banyaknya Kasus Kebakaran Hutan dan Lahan di Sumatera

45 hari lalu

BNPB Ingatkan Banyaknya Kasus Kebakaran Hutan dan Lahan di Sumatera

Dari data BNPB, kasus kebakaran hutan dan lahan mulai mendominasi di Pulau Sumatera sejak sepekan terakhir.

Baca Selengkapnya

Risiko Karhutla Meningkat Menjelang Pilkada 2024, Hotspot Bermunculan di Provinsi Rawan Api

49 hari lalu

Risiko Karhutla Meningkat Menjelang Pilkada 2024, Hotspot Bermunculan di Provinsi Rawan Api

Jumlah titik panas terus meningkat di sejumlah daerah. Karhutla tahun ini dinilai lebih berisiko tinggi seiring penyelenggaraan pilkada 2024.

Baca Selengkapnya

Penugasan Jokowi, BMKG Bentuk Kedeputian Baru Bernama Modifikasi Cuaca

50 hari lalu

Penugasan Jokowi, BMKG Bentuk Kedeputian Baru Bernama Modifikasi Cuaca

Pelaksana tugas Deputi Modifikasi Cuaca BMKG pernah memimpin Balai Besar TMC di BPPT. Terjadi pergeseran SDM dari BRIN.

Baca Selengkapnya

Tentang Musim Kemarau yang Menjelang, BMKG: Mundur dan Lebih Basah di Banyak Wilayah

50 hari lalu

Tentang Musim Kemarau yang Menjelang, BMKG: Mundur dan Lebih Basah di Banyak Wilayah

Menurut BMKG, El Nino akan segera menuju netral pada periode Mei-Juni-Juli dan setelah triwulan ketiga berpotensi digantikan La Nina.

Baca Selengkapnya

Mendagri Tito Karnavian Minta Pemda Susun Regulasi Terkait Karhutla

50 hari lalu

Mendagri Tito Karnavian Minta Pemda Susun Regulasi Terkait Karhutla

Regulasi dinilai penting karena akan mempengaruhi perumusan program dan anggaran penanganan kebakaran.

Baca Selengkapnya

Para Menteri Sudah Rapat Kebakaran Hutan dan Lahan, Ancang-ancang Hujan Buatan

51 hari lalu

Para Menteri Sudah Rapat Kebakaran Hutan dan Lahan, Ancang-ancang Hujan Buatan

Saat banyak wilayah di Indonesia masih dilanda bencana banjir, pemerintah pusat telah menggelar rapat koordinasi khusus kebakaran hutan dan lahan.

Baca Selengkapnya

Suhu Udara Global: Bumi Baru Saja Melalui Februari yang Terpanas

55 hari lalu

Suhu Udara Global: Bumi Baru Saja Melalui Februari yang Terpanas

Rekor bulan terpanas kesembilan berturut-turut sejak Juli lalu. Pertengahan tahun ini diprediksi La Nina akan hadir. Suhu udara langsung mendingin?

Baca Selengkapnya

Kebakaran Hutan Kerap Terjadi di Sumatera dan Kalimantan, Ini Cara Antisipasi Karhutla

3 Maret 2024

Kebakaran Hutan Kerap Terjadi di Sumatera dan Kalimantan, Ini Cara Antisipasi Karhutla

Kebakaran hutan kerap terjadi di beberapa daerah di Pulau Sumatera dan Kalimantan. Bagaimana cara mengantisipasinya?

Baca Selengkapnya