Atasi Asap, BNPB Pakai Bahan Kimia Buatan Ilmuwan Surabaya

Kamis, 8 Oktober 2015 14:21 WIB

Pengendara melintas di jalan yang dipenenuhi kabut asap kebakaran hutan dan lahan di Pekanbaru, Riau, 30 September 2015. Sumatera Selatan masih menjadi daerah penyumbang titik panas terbanyak mencapai 177 titik. ANTARA/Rony Muharrman

TEMPO.CO, Jakarta - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) akan menggunakan 40 ton bahan kimia untuk meminimalkan asap akibat pemadaman api kebakaran hutan dan lahan. Kepala BNPB Willem Rampangilei mengatakan bahan kimia tersebut bisa langsung menurunkan suhu secara drastis tanpa menghasilkan asap.

“Pekan depan akan kami uji coba,” kata Willem saat dihubungi, Kamis, 8 Oktober 2015. Uji coba akan dilakukan di Ogan Komering Ilir, Sumatera Selatan. Lokasi itu dipilih karena jumlah titik api masih tinggi. Berdasarkan pantauan citra satelit, terdapat 466 titik api yang masih aktif di wilayah Sumatera Selatan.

Bahan kimia yang akan digunakan tersebut berupa bubuk yang dicampur dengan air. Setelah dicampur, bahan tersebut kemudian dimasukkan ke dalam mobil pemadam kebakaran untuk disemprotkan ke titik api. BNPB saat ini tengah mencari alat transportasi untuk mengangkut bahan itu ke lokasi.

Bahan tersebut merupakan produk temuan Randall Hartolaksono, ilmuwan asal Surabaya, yang sudah diuji coba di berbagai laboratorium di luar negeri. Menurut berbagai sumber, produk anti-api Randall menggunakan sari pati kulit singkong.

Produk-produk temuan Randall telah mendapat sertifikat uji standar dari beberapa negara, seperti Amerika Serikat, Inggris, dan Australia. Ia memiliki perusahaan kimia bernama Hartindo Chemicatama Industri yang memiliki pabrik perakitan di Jakarta, Surabaya, Malaysia, Singapura, Taiwan, Inggris, dan Thailand.

TIKA PRIMANDARI

Berita terkait

Lelang Lebak Lebung dan Sungai, Tradisi Lama Penghasil Cuan Miliaran di Ogan Komering Ilir

30 November 2023

Lelang Lebak Lebung dan Sungai, Tradisi Lama Penghasil Cuan Miliaran di Ogan Komering Ilir

Lelang Lebak Lebung dan Sungai sebagai tradisi menghasilkan cuan atau untung hingga miliaran rupiah.

Baca Selengkapnya

Mengenal Cang Incang Pedamaran, Sastra Tutur OKI yang Masuk Warisan Budaya Takbenda

16 November 2023

Mengenal Cang Incang Pedamaran, Sastra Tutur OKI yang Masuk Warisan Budaya Takbenda

Tradisi Cang Incang dan Jidur Pedamaran ditetapkan sebagai warisan budaya takbenda pada September lalu.

Baca Selengkapnya

Intip Sawah Lebak di OKI, Kementan Sebut Sumsel Punya Potensi 3,1 Juta Hektare Sawah Rawa

14 November 2023

Intip Sawah Lebak di OKI, Kementan Sebut Sumsel Punya Potensi 3,1 Juta Hektare Sawah Rawa

Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman memantau langsung lahan sawah di Ogan Komering Ilir atau OKI.

Baca Selengkapnya

Malaysia Batalkan RUU Polusi Asap Lintas Batas, Pilih Diplomasi dengan Indonesia

7 November 2023

Malaysia Batalkan RUU Polusi Asap Lintas Batas, Pilih Diplomasi dengan Indonesia

Malaysia membatalkan rencana usulan rancangan undang-undang polusi asap lintas batas.

Baca Selengkapnya

Palangka Raya Perpanjang PJJ Dampak Kabut Asap, Bagaimana Nasib Siswa Ikuti ANBK?

9 Oktober 2023

Palangka Raya Perpanjang PJJ Dampak Kabut Asap, Bagaimana Nasib Siswa Ikuti ANBK?

Dinas Pendidikan Kota Palangka Raya, Provinsi Kalimantan Tengah (Kalteng), memperpanjang kebijakan pembelajaran jarak jauh (PJJ) akibat kabut asap.

Baca Selengkapnya

Greenpeace Nilai Penegakan Hukum Karhutla Lemah: Sudah Divonis, Belum Bayar Denda

7 Oktober 2023

Greenpeace Nilai Penegakan Hukum Karhutla Lemah: Sudah Divonis, Belum Bayar Denda

Dia mengatakan, ketiga negara saling terkait dalam penanggulangan karhutla tak hanya karena lokasinya berdekatan.

Baca Selengkapnya

Greenpeace Bantah Klaim Menteri KLHK Tak Ada Asap Karhutla Lintas Batas ke Malaysia

7 Oktober 2023

Greenpeace Bantah Klaim Menteri KLHK Tak Ada Asap Karhutla Lintas Batas ke Malaysia

Asap karhutla, kata dia, sampai ke negara tetangga ketika karhutla sedang mencapai puncaknya.

Baca Selengkapnya

Asap Tebal Kebakaran Hutan, Siswa PAUD hingga SMP di Jambi Belajar dari Rumah Mulai Hari Ini

2 Oktober 2023

Asap Tebal Kebakaran Hutan, Siswa PAUD hingga SMP di Jambi Belajar dari Rumah Mulai Hari Ini

Hal itu dilakukan lantaran kabut asap tebal akibat kebakaran hutan dan lahan masih menyelimuti daerah tersebut.

Baca Selengkapnya

Dikepung Kabut Asap Kebakaran Hutan, Palangka Raya Pangkas Waktu Belajar di Sekolah

28 September 2023

Dikepung Kabut Asap Kebakaran Hutan, Palangka Raya Pangkas Waktu Belajar di Sekolah

Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Palangka Raya, Kalimantan Tengah (Kalteng), mengundurkan jam masuk sekolah bagi peserta didik karena dikepung asap.

Baca Selengkapnya

Paling Kering di Sumsel, Ogan Komering Ilir Tercatat 70 Hari tanpa Hujan

22 September 2023

Paling Kering di Sumsel, Ogan Komering Ilir Tercatat 70 Hari tanpa Hujan

Hal itu tampak dalam monitoring Hari Tanpa Hujan (HTH) hingga 20 September 2023.

Baca Selengkapnya