Salim Kancil Berburu Bekicot karena Sawah Rusak oleh Pasir

Reporter

Kamis, 1 Oktober 2015 18:34 WIB

Massa yang tergabung dalam aliansi Sedulur Tunggal Roso melakukan aksi solidaritas terhadap pembunuhan petani penolak tambang pasir Lumajang bernama Salim (52) alias Kancil yang terjadi pada Sabtu 26 September 2015 di depan Gedung DPRD Kota Malang, 28 September 2015. TEMPO/Aris Novia Hidayat

TEMPO.CO, Jakarta - Namanya pendek, Salim. Belakangan, ia populer dengan julukannya, Salim Kancil, setelah kisah hidupnya yang mengenaskan terungkap. Petani Desa Selok Awar-awar, Kecamatan Pasirian, Kabupaten Lumajang, Jawa Timur, ini tewas akibat sikap kerasnya menolak eksploitasi tambang di Desa Selok Awar-awar, Kecamatan Pasirian, Kabupaten Lumajang, Jawa Timur.

Bapak dua anak ini ditemukan tewas mengenaskan di jalan desa, menuju makam. Sebelumnya ia sempat hilang diculik orang tidak dikenal, hanya sehari sebelum aksi penolakan penambangan pasir di area pertanian digelar. Dia mendapat siksaan sadis dari para preman seperti disetrum, dipukul, dan digergaji.

Menurut Tijah, istrinya. Salim adalah tipikal suami dan bapak yang pekerja keras. Hidup Salim Kancil dan istrinya sudah keras sejak dulu. "Suami saya petani. Dulu kerja keras menggarap sawah yang dulunya rawa-rawa yang kemudian diubah menjadi tanah sawah," kata Tijah.

Tijah menceritakan bagaimana susahnya semasa hendak menyiapkan rawa-rawa untuk kemudian diubah menjadi tanah sawah. Setelah kerja susah-susah, pada akhirnya sawah rusak karena tambang pasir.

Hidup mereka susah payah. Tijah menuturkan, jika pagi hingga siang mengurusi sawah tak berbentuk itu, malamnya Salim Kancil mencari bekicot untuk makan keluarga.

Masalah muncul setelah sawah rusak akibat tambang pasir. Salim Kancil akhirnya bergabung dengan teman-teman yang juga menjadi korban tambang pasir. "Aku berjuang ini," kata Tijah menirukan ucapan suaminya ketika awal-awal menolak tambang pasir.

Tijah mengatakan ketika pasir mulai ditambang, Salim Kancil dijanjikan uang oleh kepala desa sebagai ganti sawahnya yang dijadikan tempat kendaraan truk pengangkut pasir. "Hanya dikasih satu juta saja saat itu. Satu juga itu apa," katanya.

Kepala desa juga menjanjikan uang Rp 2 ribu untuk setiap dua rit truk pasir. "Ternyata hanya dijanjikan saja," katanya.

Hingga kemudian setelah beberapa waktu, Salim Kancil menagih janji Kepala Desa, Hariyono. Hariyono kemudian menyuruh Salim Kancil minta ke Desir. Tetapi kemudian oleh Desir disuruh minta ke Kepala Desa. Karena diperlakukan seperti itu, Salim kemudian tidak lagi bersedia untuk minta uang.

Akhirnya Salim Kancil tidak lagi meminta uang karena merasa seperti pengemis saja kalau tetap ngotot mau minta uang sama Kepala Desa ataupun Desir. "Akhirnya saya dan suami kerja apa adanya. Suami cari ikan dan saya yang jualkan. Saya jual komak (semacam kacang-kacangan)," katanya.

Hasilnya disisihkan sedikit demi sedikit untuk membeli jaring ikan. Hingga akhirnya, saat melihat kerusakan sawah yang semakin parah, Salim memutuskan untuk bergabung menolak tambang.

Kendati aktif menolak tambang, sekalipun Salim tidak pernah untuk ikut pergi ke Jakarta untuk mengadukan nasibnya. "Tidak punya uang untuk ke Jakarta," kata Hamid, rekan Salim sesama warga penolak tambang.

DAVID PRIYASIDHARTA

Baca juga:

Kisah Salim Kancil Disetrum, Tak Juga Tewas: Inilah 3 Keanehan
Kasus Salim Kancil, Ini Indikasi Polisi Ikut Bermain

Berita terkait

Sungai Meluap Akibat Lahar Dingin Gunung Semeru, 32 Keluarga di Lumajang Mengungsi

15 hari lalu

Sungai Meluap Akibat Lahar Dingin Gunung Semeru, 32 Keluarga di Lumajang Mengungsi

Lahar dingin dari Gunung Semeru meningkatkan debot air daerah Sungai Regoyo di Lumajang. Warga sekitar mengungsi mandiri.

Baca Selengkapnya

Letusan dan Awan Panas Gunung Semeru Terus Meningkat Sejak 2021, Ini Penjelasan Badan Geologi

18 hari lalu

Letusan dan Awan Panas Gunung Semeru Terus Meningkat Sejak 2021, Ini Penjelasan Badan Geologi

Aktivitas vulkanik Gunung Semeru terus meningkat selama empat tahun terakhir. Badan Geologi menjelaskan sejumlah gejalanya.

Baca Selengkapnya

Salip PKB dan PDIP, Partai Gerindra Raih Kursi Terbanyak di DPRD Kabupaten Lumajang

38 hari lalu

Salip PKB dan PDIP, Partai Gerindra Raih Kursi Terbanyak di DPRD Kabupaten Lumajang

Kursi Partai Gerindra di DPRD Kabupaten Lumajang dipastikan bertambah menjadi 11 dalam Pemilu 2024 ini. Sementara PKB dan PDIP tetap.

Baca Selengkapnya

Peringatan, Erupsi Gunung Semeru dan Marapi Siaga III

2 Maret 2024

Peringatan, Erupsi Gunung Semeru dan Marapi Siaga III

MAGMA Indonesia memperingatkan adanya Erupsi Gunung Semeru dan Marapi. Masyarakat diimbau tidak beraktivitas pada radius 5 kilometer.

Baca Selengkapnya

Kisah Kekeringan Melanda Lumajang, Pedihnya 3 Kali DAM Gambiran Jebol

2 Oktober 2023

Kisah Kekeringan Melanda Lumajang, Pedihnya 3 Kali DAM Gambiran Jebol

Bencana kekeringan pun melanda Lumajang.

Baca Selengkapnya

Ratusan Hektare Sawah di Kabupaten Lumajang Kekeringan, Ini Saran Khofifah Indar Parawansa

20 September 2023

Ratusan Hektare Sawah di Kabupaten Lumajang Kekeringan, Ini Saran Khofifah Indar Parawansa

Gubernur Jawa Timur meminta para petani di Kabupaten Lumajang belajar ke para petani di daerah Mataraman untuk mengatasi masalah kekeringan.

Baca Selengkapnya

Kekeringan di Lumajang Meluas, 86 Titik Dropping Air Bersih Tersebar di 7 Kecamatan

15 September 2023

Kekeringan di Lumajang Meluas, 86 Titik Dropping Air Bersih Tersebar di 7 Kecamatan

Sebanyak 17 desa di 7 Kecamatan Kabupaten Lumajang menjadi daerah terdampak kekeringan di musim kemarau tahun ini. BPBD beri bantuan air bersih.

Baca Selengkapnya

Pemerintah Kabupaten Lumajang Tetapkan Status Tanggap Darurat Usai Banjir Lahar Dingin dan Tanah Longsor

8 Juli 2023

Pemerintah Kabupaten Lumajang Tetapkan Status Tanggap Darurat Usai Banjir Lahar Dingin dan Tanah Longsor

Pemerintah Kabupaten Lumajang menetapkan status tanggap darurat untuk menghadapi bencana banjir lahar dingin dan tanah longsor.

Baca Selengkapnya

3 Orang Tewas Akibat Tanah Longsor di Lumajang

7 Juli 2023

3 Orang Tewas Akibat Tanah Longsor di Lumajang

Bencana tanah longsor memakan tiga korban jiwa di Dusun Sriti, Desa Sumberurip, Kecamatan Pronojiwo, Kabupaten Lumajang, Jawa Timur.

Baca Selengkapnya

Apa Maksud Jefri Nichol Unggah Potret Salim Kancil, Widji Thukul, Munir, dan Marsinah?

28 Maret 2023

Apa Maksud Jefri Nichol Unggah Potret Salim Kancil, Widji Thukul, Munir, dan Marsinah?

Aktor Jefri Nichol mengunggah foto tokoh korban pelanggaran HAM seperti Salim Kancil, Widji Thukul, Munir, dan Marsinah. Ini profil mereka.

Baca Selengkapnya