Pakai Alat Bantu Napas, Begini Kisah Bocah Korban Kabut Asap

Reporter

Rabu, 30 September 2015 04:09 WIB

Pengendara sepeda motor melintasi jalan yang dipenuhi kabut asap kebakaran hutan dan lahan, di Pekanbaru, Riau, 14 September 2015. Akibat kabut asap jarak pandang di Pekanbaru tidak lebih dari 100 meter pada pagi hari. ANTARA/Rony Muharrman

TEMPO.CO, Pekanbaru - Bocah berusia 13 bulan, Gibran Doktora Deysra, terbaring lemah di ruang perawatan anak Rumah Sakit Santa Maria Pekanbaru. Mulut dan hidungnya dipasangi alat bantu pernapasan, sedangkan di tangannya terpasang infus. Gibran didiagnosis menderita radang paru akibat terpapar asap sisa kebakaran hutan dan lahan yang menyelimuti kota itu dalam dua bulan terakhir.

"Kondisi lingkungan yang buruk akibat asap boleh jadi pemicu penyakitnya," kata ayah sang bocah, Yusra Afdal Kahar, saat ditemui Tempo, di Rumah Sakit Santa Maria, Pekanbaru, Selasa, 29 September 2015.

Yusra sadar betul kabut asap pekat yang menyelimuti Riau dalam dua bulan terakhir ini berdampak buruk terhadap kesehatan. Ia khawatir kesehatan tiga buah hatinya terganggu akibat paparan asap.

Namun apa yang ditakutkan akhirnya terjadi: anak bungsunya mengalami demam tinggi dan sesak napas. Meski segala upaya telah dilakukan, dari menutup rapat pintu rumah, memasang kipas angin, bahkan sampai menyalakan AC sekalipun, asap tetap saja masuk melalui celah rumah. "Tidak semua fentilasi bisa kita tutup," ucapnya.

Ahad, 20 September 2015, Gibran mengalami demam tinggi disertai batuk. Yusra sempat memberikan obat penurun panas untuk anaknya. Namun, setelah tiga hari berselang, suhu panas badannya tidak kunjung turun, kondisinya kian memburuk diiringi batuk dan sesak napas. "Lalu saya bawa ke rumah sakit," kata warga Jalan Garuda Sakti KM 3 Pekanbaru ini.

Setiba di Rumah Sakit kata Yusra, dokter meminta agar Gibran dirawat inap. Hasil pemeriksaan dokter menyebutkan Gibran mengalami peradangan pada paru-paru sebelah kirinya. Yusra menduga lingkungan yang buruk membuat anaknya jatuh sakit akibat terpapar asap. "Kami di rumah tidak ada yang merokok, kami juga tidak ada riwayat penyakit sesak napas, tapi lingkungan di sekitar rumah sangat buruk akibat asap memicu kesehatannya tergganggu," Yusra menjelaskan.

Dokter spesialis anak Santa Maria Susprawitasari yang merawat Gibran menuturkan, pasien tiba di rumah sakit dalam kondisi demam tinggi disertai batuk dan sesak napas. Setelah dilakukan pemeriksaan fisik dan foto rongga dada (rontgen), diketahui terjadi infeksi saluran pernapasan menengah atau radang paru-paru. "Infeksinya sudah sampai ke cabang bronchus," katanya.

Susprawitasari mengatakan kondisi pasien sudah mulai membaik setelah dilakukan penangangan sistem penguapan untuk membantu pernapasannya. "Pasien berangsur pulih dan sudah mau makan," ujarnya.

Susprawitasari mengaku kabut asap menyelimuti Pekanbaru memperburuk kesehatan anak mengingat daya tahan tubuh anak dibawah umur belum sempurna. "Sistem imun anak belum sempurna sehingga mudah sakit," tuturnya.

RIYAN NOFITRA

Baca juga:
Kisah Salim Kancil Disetrum, Dibunuh: Ini Sederet Keanehan di Balik Tragedi
Ini Duit yang Dipakai Setya Novanto cs & Ahok: Siapa Boros?

Berita terkait

Malaysia Batalkan RUU Polusi Asap Lintas Batas, Pilih Diplomasi dengan Indonesia

7 November 2023

Malaysia Batalkan RUU Polusi Asap Lintas Batas, Pilih Diplomasi dengan Indonesia

Malaysia membatalkan rencana usulan rancangan undang-undang polusi asap lintas batas.

Baca Selengkapnya

Palangka Raya Perpanjang PJJ Dampak Kabut Asap, Bagaimana Nasib Siswa Ikuti ANBK?

9 Oktober 2023

Palangka Raya Perpanjang PJJ Dampak Kabut Asap, Bagaimana Nasib Siswa Ikuti ANBK?

Dinas Pendidikan Kota Palangka Raya, Provinsi Kalimantan Tengah (Kalteng), memperpanjang kebijakan pembelajaran jarak jauh (PJJ) akibat kabut asap.

Baca Selengkapnya

Greenpeace Nilai Penegakan Hukum Karhutla Lemah: Sudah Divonis, Belum Bayar Denda

7 Oktober 2023

Greenpeace Nilai Penegakan Hukum Karhutla Lemah: Sudah Divonis, Belum Bayar Denda

Dia mengatakan, ketiga negara saling terkait dalam penanggulangan karhutla tak hanya karena lokasinya berdekatan.

Baca Selengkapnya

Greenpeace Bantah Klaim Menteri KLHK Tak Ada Asap Karhutla Lintas Batas ke Malaysia

7 Oktober 2023

Greenpeace Bantah Klaim Menteri KLHK Tak Ada Asap Karhutla Lintas Batas ke Malaysia

Asap karhutla, kata dia, sampai ke negara tetangga ketika karhutla sedang mencapai puncaknya.

Baca Selengkapnya

Asap Tebal Kebakaran Hutan, Siswa PAUD hingga SMP di Jambi Belajar dari Rumah Mulai Hari Ini

2 Oktober 2023

Asap Tebal Kebakaran Hutan, Siswa PAUD hingga SMP di Jambi Belajar dari Rumah Mulai Hari Ini

Hal itu dilakukan lantaran kabut asap tebal akibat kebakaran hutan dan lahan masih menyelimuti daerah tersebut.

Baca Selengkapnya

Dikepung Kabut Asap Kebakaran Hutan, Palangka Raya Pangkas Waktu Belajar di Sekolah

28 September 2023

Dikepung Kabut Asap Kebakaran Hutan, Palangka Raya Pangkas Waktu Belajar di Sekolah

Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Palangka Raya, Kalimantan Tengah (Kalteng), mengundurkan jam masuk sekolah bagi peserta didik karena dikepung asap.

Baca Selengkapnya

Karhutla Masih Landa Riau, Manggala Agni dan TNI Lanjutkan Pemadaman

29 Agustus 2023

Karhutla Masih Landa Riau, Manggala Agni dan TNI Lanjutkan Pemadaman

Manggala Agni dan TNI masih melanjutkan pemadaman kebakaran lahan dan hutan atau karhutla di Desa Tarai Bangun, Kabupaten Kampar, Riau, yang meluas.

Baca Selengkapnya

Teknologi Modifikasi Cuaca di Riau Buahkan Hasil, Tambah Curah Hujan

21 Agustus 2023

Teknologi Modifikasi Cuaca di Riau Buahkan Hasil, Tambah Curah Hujan

KLHK melaporkan kegiatan teknologi modifikasi cuaca untuk mengendalikan kebakaran hutan dan lahan telah membuahkan hasil pada area penyemaian awan d

Baca Selengkapnya

Kebakaran Hutan di Kalimantan Meningkat, Walhi Sebut Pemerintah Tak Serius Mengatasinya

20 Agustus 2023

Kebakaran Hutan di Kalimantan Meningkat, Walhi Sebut Pemerintah Tak Serius Mengatasinya

Walhi menyebut kebakaran hutan di Kalimantan yang terus terulang karena pemerintah tidak serius mengurus Sumber Daya Alam (SDA).

Baca Selengkapnya

Prioritas Membangun Kota Bertuah

15 Agustus 2023

Prioritas Membangun Kota Bertuah

Penjabat Wali Kota Pekanbaru Muflihun, memprioritaskan pembangunan yang dibutuhkan warga. Menyiapkan generasi untuk Indonesia Emas 2045.

Baca Selengkapnya