Jusuf Kalla Akan Pidato Pembangunan di Sidang Umum PBB  

Reporter

Sabtu, 26 September 2015 13:45 WIB

Jusuf Kalla. TEMPO/Imam Sukamto

TEMPO.CO, New York - Wakil Presiden Jusuf Kalla akan berbicara pada Konferensi Tingkat Tinggi Pembangunan Berkelanjutan 2015 di Markas PBB, New York, Sabtu, 26 September 2015, pukul 10.15-11.00, waktu setempat, atau pukul 22.15, waktu Indonesia barat.

Konferensi ini diikuti ratusan kepala negara atau pemerintahan. Jusuf Kalla menjadi pembicara di urutan ke-14. “Saya akan menyampaikan bagaimana pelaksanaan agenda Tujuan Pembangunan Berkelanjutan di Indonesia,” kata Kalla kepada wartawan di New York, Jumat, 25 September 2015.

Para pemimpin dunia akan mengesahkan agenda Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (Sustainable Development Goals/SDG) 2030. Agenda ini bertujuan mengisi kesenjangan, melengkapi dan meneruskan Tujuan Pembangunan Milenium (Millenium Development Goal/MDG) 2015 yang belum selesai. Misalnya program mengentaskan rakyat miskin, menghargai hak asasi manusia, memberdayakan perempuan/anak-anak, dan pelbagai agenda baru dari ekonomi, sosial, dan lingkungan.

Menurut Jusuf Kalla, yang terbang ke New York menggunakan pesawat komersial, paradigma pembangunan kita harus berubah. Misalnya dalam hal kesehatan di mana fokusnya pada kesehatan masyarakat dan membangun gerakan masyarakat untuk mencegah ancaman penyakit.

Yang jelas, ujarnya, pembangunan berkelanjutan sudah masuk dalam program pembangunan nasional. Contohnya program pengurangan kemiskinan.

Terkait dengan kelembagaan, Jusuf Kalla meminta lembaga swadaya masyarakat ikut terlibat dalam sekretariat bersama. Dia meminta peran aktif Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) yang kini diketuai Sofyan Jalil.

Ada enam fondasi SDG yaitu manusia, perdamaian, planet, kesejahteraan, keadilan, dan kemitraan. SDG terdiri dari 17 goals terbagi menjadi 169 target dan 300 indikator (sesuai kebutuhan masing-masing negara dan masih dalam proses pembahasan).

Ke-17 tujuan itu terbagi menjadi 169 target. Memang itu tujuan yang ideal dan bakal mengalami kesulitan direalisasikan, terutama bagi negara-negara berkembang dan tertinggal. Hal itu merujuk pada pencapaian MDG 2015 yang belum optimal.

Faktanya, pada 2011, jumlah orang yang hidup dengan uang di bawah US$ 2 per hari mencapai 2,2 miliar orang. Kondisi ini cukup jauh berbeda dari negara-negara maju.

UNTUNG WIDYANTO (NEW YORK)

Berita terkait

Menlu India Tak Terima Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

39 menit lalu

Menlu India Tak Terima Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

Menteri Luar Negeri India menolak komentar Presiden AS Joe Biden bahwa xenofobia menjadi faktor yang menghambat pertumbuhan ekonomi negaranya.

Baca Selengkapnya

Kronologi Pemberangusan Demo Mahasiswa Amerika Pro-Palestina

2 jam lalu

Kronologi Pemberangusan Demo Mahasiswa Amerika Pro-Palestina

Kepolisian Los Angeles mengkonfirmasi bahwa lebih dari 200 orang ditangkap di LA dalam gejolak demo mahasiswa bela Palestina. Bagaimana kronologinya?

Baca Selengkapnya

Hamas: Netanyahu Berusaha Gagalkan Kesepakatan Gencatan Senjata di Gaza

3 jam lalu

Hamas: Netanyahu Berusaha Gagalkan Kesepakatan Gencatan Senjata di Gaza

Pejabat senior Hamas mengatakan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu berupaya menggagalkan kesepakatan gencatan senjata di Gaza.

Baca Selengkapnya

Israel Berencana Usir Warga Palestina dari Rafah ke Pantai Gaza

4 jam lalu

Israel Berencana Usir Warga Palestina dari Rafah ke Pantai Gaza

Israel berencana mengusir warga Palestina keluar dari Kota Rafah di selatan Gaza ke sebidang tanah kecil di sepanjang pantai Gaza

Baca Selengkapnya

Detektif Swasta Israel Ditangkap di London, Dicari AS atas Dugaan Peretasan

5 jam lalu

Detektif Swasta Israel Ditangkap di London, Dicari AS atas Dugaan Peretasan

Seorang detektif swasta Israel yang dicari oleh Amerika Serikat, ditangkap di London atas tuduhan spionase dunia maya

Baca Selengkapnya

Belgia Kecam Intimidasi Israel dan AS terhadap ICC

6 jam lalu

Belgia Kecam Intimidasi Israel dan AS terhadap ICC

Kementerian Luar Negeri Belgia mengatakan pihaknya "mengutuk segala ancaman dan tindakan intimidasi" terhadap Pengadilan Kriminal Internasional (ICC)

Baca Selengkapnya

Hamas dan CIA Bahas Gencatan Senjata Gaza di Kairo

6 jam lalu

Hamas dan CIA Bahas Gencatan Senjata Gaza di Kairo

Para pejabat Hamas dan CIA dijadwalkan bertemu dengan mediator Mesir di Kairo untuk merundingkan gencatan senjata di Gaza.

Baca Selengkapnya

Kanada Tuntut Tiga Tersangka Pembunuhan Pemimpin Sikh, Diduga Terkait India

7 jam lalu

Kanada Tuntut Tiga Tersangka Pembunuhan Pemimpin Sikh, Diduga Terkait India

Polisi Kanada pada Jumat menangkap dan mendakwa tiga pria India atas pembunuhan pemimpin separatis Sikh Hardeep Singh Nijjar tahun lalu.

Baca Selengkapnya

WHO: Rencana Darurat Tak Bisa Cegah Kematian jika Israel Lakukan Serangan Darat di Rafah

10 jam lalu

WHO: Rencana Darurat Tak Bisa Cegah Kematian jika Israel Lakukan Serangan Darat di Rafah

WHO mengatakan tidak ada rencana darurat yang dapat mencegah "tambahan angka kematian" di Rafah jika Israel menjalankan operasi militernya di sana.

Baca Selengkapnya

Top 3 Dunia: Turki Hentikan Ekspor Impor ke Israel

11 jam lalu

Top 3 Dunia: Turki Hentikan Ekspor Impor ke Israel

Berita Top 3 Dunia pada Jumat 3 Mei 2024 diawali oleh Turki menghentikan semua ekspor impor dari dan ke Israel.

Baca Selengkapnya