Sukses Pertahankan Hutan, Orang Dayak Dapat Penghargaan PBB  

Reporter

Editor

Bobby Chandra

Selasa, 22 September 2015 07:24 WIB

Kawasan Hutan Taman Nasional Kutai daerah Kaba, Kalimantan Timur. TEMPO/ Rizal Effendi

TEMPO.CO, Jakarta - Masyarakat adat dayak Benuaq di Kampung Muara Tae, Kutai Barat, Kalimantan Timur, mendapat penghargaan Equator Prize dari Badan Program Pembangunan Perserikatan Bangsa-Bangsa atau UNDP di Sekretariat PBB di New York, Senin, 21 September 2015. Penghargaan itu diberikan karena keberhasilan masyarakat adat Muara Tae mempertahankan, melindungi, serta memulihkan hutan dan wilayah adat mereka dari hak pengusahaan hutan (HPH).

"Ini bukti bahwa perjuangan kami tidak salah, bahkan menjadi teladan. Tuduhan bahwa kami menghambat pembangunan ternyata tidak terbukti. Inilah inti dari penghargaan ini bagi kami di Muara Tae," kata pemimpin masyarakat adat Muara Tae, Petrus Asuy, dalam pernyataannya, Selasa, 22 September 2015.

BERITA MENARIK
Ribuan Hewan Mati Misterius, Ini Sinyal Kiamat 28 September?
Aksi Manusia Jelek Sedunia Bikin Mulas, Lihat Tampangnya

Dalam pernyataannya, Petrus menyebutkan masyarakat Muara Tae berhasil mempertahankan 4.000 hektare dari 11 ribu wilayah adat sebagai sumber penghidupan. Saat ini, sisa wilayah adat itu masih diperebutkan berbagai perusahaan sebagai wilayah bisnis. Dalam 20 tahun terakhir, Muara Tae kehilangan sebagian besar wilayahnya akibat HPH tambang dan sawit.

Selama itu pula, Muara Tae tidak pernah menyerahkan wilayah adat mereka kepada para pengusaha. Mereka selalu melawan, meski kerap menerima kekerasan, intimidasi, serta kriminalisasi. "Muara Tae adalah contoh nyata penyelamat hutan. Upaya seperti inilah yang harus mendapatkan dukungan dari dunia internasional, khususnya perlindungan negara," kata Sekretaris Jenderal AMAN Abdon Nababan.

Beberapa usaha Muara Tae untuk merehabilitasi hutannya di antaranya mendirikan pondok jaga, melakukan pembibitan, dan penanaman pohon kembali atau reboisasi. Muara Tae menargetkan rehabilitasi wilayah adat mencapi 700 hektare. Petrus menegaskan, ada tidaknya penghargaan Muara Tae akan tetap mempertahankan dan memulihkan wilayah adatnya.

"Kita harus mendukung masyarakat yang seperti Muara Tae, mereka lah ahli sebenarnya," kata juru kampanye Environmental Investigation Agency (EIA) Tomasz Johnson.

DEWI SUCI RAHAYU

BACA JUGA
Bocah Kelas II SD Tewas Dirisak, Disdik DKI: Gurunya di Mana?
Lulung Lunggana: Saya Ogah Diadu Lagi dengan Ahok

Berita terkait

Greenpeace Sebut Pembukaan Lahan Hutan untuk Sawit Pemicu Utama Deforestasi

2 hari lalu

Greenpeace Sebut Pembukaan Lahan Hutan untuk Sawit Pemicu Utama Deforestasi

Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia atau GAPKI mengklaim ekspor ke luar negeri turun, terutama di Eropa.

Baca Selengkapnya

Terpopuler: Zulhas Revisi Permendag Barang Bawaan Impor, Teten Evaluasi Pernyataan Pejabatnya soal Warung Madura

4 hari lalu

Terpopuler: Zulhas Revisi Permendag Barang Bawaan Impor, Teten Evaluasi Pernyataan Pejabatnya soal Warung Madura

Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan atau Zulhas merevisi lagi peraturan tentang barang bawaan impor penumpang warga Indonesia dari luar negeri.

Baca Selengkapnya

Gapki Tanggapi Target Pemerintah soal Pemutihan Lahan Sawit pada September 2024

4 hari lalu

Gapki Tanggapi Target Pemerintah soal Pemutihan Lahan Sawit pada September 2024

Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia atau Gapki tanggapi soal target pemerintah menyelesaikan pemutihan hutan di lahan sawit September 2024.

Baca Selengkapnya

Sawit PT RAP Diduga Masuk Kawasan Hutan Kapuas Hulu

4 hari lalu

Sawit PT RAP Diduga Masuk Kawasan Hutan Kapuas Hulu

Perkebunan sawit PT Riau Agrotama Plantation (PT RAP), anak perusahaan Salim Group diduga merambah hutan Kapuas Hulu, Kalimantan Barat.

Baca Selengkapnya

Kebun Sawit Anak Usaha Sinarmas Diduga Terabas Cagar Alam Kelautku Kalimantan Selatan

4 hari lalu

Kebun Sawit Anak Usaha Sinarmas Diduga Terabas Cagar Alam Kelautku Kalimantan Selatan

Kebun sawit PT SKIP Senakin Estate, anak usaha Sinarmas, diduga menerabas hutan Cagar Alam Kelautku, Kalimantan Selatan.

Baca Selengkapnya

Ratusan Ribu Hektare Sawit Ilegal Kalimantan Tengah akan Diputihkan, Dinas Perkebunan Mengaku Tidak Dilibatkan

4 hari lalu

Ratusan Ribu Hektare Sawit Ilegal Kalimantan Tengah akan Diputihkan, Dinas Perkebunan Mengaku Tidak Dilibatkan

Lebih dari separo lahan sawit di Kalimantan Tengah diduga berada dalam kawasan hutan. Pemerintah berencana melakukan pemutihan sawit ilegal.

Baca Selengkapnya

12 Ribu Kebun Darmex Group Diduga Terobos Kawasan Hutan Riau, Akan Diputihkan

4 hari lalu

12 Ribu Kebun Darmex Group Diduga Terobos Kawasan Hutan Riau, Akan Diputihkan

Riau menjadi provinsi dengan kebun sawit bermasalah paling luas di Indonesia. Berdasarkan catatan Greenpeace sekitar 1.231.614 hektare kebun kelapa sawit di Riau berada di kawasan hutan. Salah satu perusahaan kelapa sawit yang diduga melakukan perambahan kawasan hutan adalah PT Palma Satu, anak perusahaan Darmex Group.

Baca Selengkapnya

22 Ribu Hektare Lahan Sawit PT SCP Diduga Berada dalam Kawasan Hutan, Kerap Memicu Kebakaran

4 hari lalu

22 Ribu Hektare Lahan Sawit PT SCP Diduga Berada dalam Kawasan Hutan, Kerap Memicu Kebakaran

22 ribu hektare perkebunan sawit PT Suryamas Cipta Perkasa (PT SCP) masuk kawasan hutan hidrologis gambut di Kalimantan Tengah.

Baca Selengkapnya

Polemik Pemutihan Lahan Sawit Ilegal di Kawasan Hutan, Ini Penjelasan Menteri Airlangga

37 hari lalu

Polemik Pemutihan Lahan Sawit Ilegal di Kawasan Hutan, Ini Penjelasan Menteri Airlangga

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menjelaskan alasan pemerintah memutihkan lahan sawit ilegal di kawasan hutan.

Baca Selengkapnya

365 Perusahaan Ajukan Pemutihan Lahan Sawit Ilegal di Kawasan Hutan

37 hari lalu

365 Perusahaan Ajukan Pemutihan Lahan Sawit Ilegal di Kawasan Hutan

Ratusan perusahaan pemilik lahan sawit ilegal di kawasan hutan mengajukan pemutihan.

Baca Selengkapnya