Papua Nugini Ultimatum Penyandera Bebaskan 2 WNI Hari Ini

Reporter

Selasa, 15 September 2015 10:16 WIB

Ilustrasi. windowstorussia.com

TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah Papua Nugini memberikan batas waktu sampai hari ini, 15 September 2015, kepada penyandera untuk membebaskan dua warga Indonesia. Dua warga Indonesia disandera oleh orang tidak dikenal di wilayah Skouwtiau, Distrik Kerom, Papua Nugini, sejak 12 September 2015.

"Tadi malam kami terima informasi dari Konsulat Indonesia di Vanimo untuk negosiasi masih diberi kesempatan satu hari, yakni hari ini, untuk membebaskan dua warga Indonesia," kata Kepala Penerangan Kodam XVII/Cenderawasih Letkol Teguh Puji Rahardjo kepada Tempo pagi ini.

Menurut Teguh, pemerintah Papua Nugini telah memerintahkan angkatan bersenjatanya untuk melakukan negosiasi pembebasan dua warga Indonesia hingga pukul 12 siang waktu setempat. Namun Teguh berharap negara jiran ini tidak melakukan tindakan represif setelah batas waktu terlewati. "Kami berharap negosiasi tetap dilakukan tanpa represif. Itu lebih baik," ujar Teguh.

Sejauh ini, menurut Teguh, belum ada informasi resmi tentang siapa penyandera dua warga Indonesia itu. Mereka menyandera dua karyawan perusahaan kayu saat menebang kayu di dalam hutan. Diduga keduanya masih berada di dalam hutan. Mereka adalah Sudirman, 28 tahun, dan Badar, 20 tahun.

Seorang korban lainnya yang ditembak oleh penyandera berhasil melarikan diri. Kuba, nama korban itu, kini dalam perawatan di Rumah Sakit Bhayangkara, Jayapura, Papua.

Mengutip penjelasan Kuba, Teguh mengatakan pelaku penembakan terhadap Kuba dan dua warga negara Indonesia lain yang masih disandera menggunakan senjata api laras panjang. Selain membawa senjata api laras panjang, pelaku membawa panah dan berpakaian hitam bercampur putih. Adapun ciri-ciri fisik pelaku adalah memiliki rambut dan warna kulit seperti ras Melanesia.

Sebelumnya, Direktur Perlindungan WNI dan Badan Hukum Indonesia Kementerian Luar Negeri M. Iqbal mengatakan komunikasi dengan pemerintah Papua Nugini intens dilakukan, terutama dengan militer yang ada di sekitar lokasi kejadian. “Dalam beberapa hari ke depan diharapkan upaya penyelamatan tersebut membuahkan hasil yang baik,” tuturnya.

Iqbal juga menyatakan di wilayah tersebut memang terdapat ribuan WNI yang bekerja di perusahaan kayu. Mereka direkrut secara resmi oleh agen-agen penyalur tenaga kerja. “Kondisi keamanan mereka menjadi perhatian kita karena lokasi kerja mereka di hutan pedalaman yang sulit dicapai,” ucap Iqbal.

MARIA RITA

Berita terkait

TNI-Polri Evakuasi Jenazah Warga Sipil yang Dibunuh TPNPB-OPM di Kampung Pogapa

10 jam lalu

TNI-Polri Evakuasi Jenazah Warga Sipil yang Dibunuh TPNPB-OPM di Kampung Pogapa

Aleksander Parapak tewas ditembak kelompok bersenjata TPNPB-OPM saat penyerangan Polsek Homeyo, Intan Jaya, Papua

Baca Selengkapnya

Usai Serangan TPNPB-OPM, Polda Papua Tambah Personel dan Kirim Helikopter untuk Pengamanan di Intan Jaya

12 jam lalu

Usai Serangan TPNPB-OPM, Polda Papua Tambah Personel dan Kirim Helikopter untuk Pengamanan di Intan Jaya

Polda Papua akan mengirim pasukan tambahan setelah penembakan dan pembakaran SD Inpres oleh TPNPB-OPM di Distrik Homeyo Intan Jaya.

Baca Selengkapnya

Kopassus dan Brimob Buru Kelompok TPNPB-OPM Setelah Bunuh Warga Sipil dan Bakar SD Inpres di Papua

13 jam lalu

Kopassus dan Brimob Buru Kelompok TPNPB-OPM Setelah Bunuh Warga Sipil dan Bakar SD Inpres di Papua

Aparat gabungan TNI-Polri kembali memburu kelompok TPNPB-OPM setelah mereka menembak warga sipil dan membakar SD Inpres di Intan Jaya Papua.

Baca Selengkapnya

Ketua KPU Akui Sistem Noken di Pemilu 2024 Agak Aneh, Perolehan Suara Berubah di Semua Partai

1 hari lalu

Ketua KPU Akui Sistem Noken di Pemilu 2024 Agak Aneh, Perolehan Suara Berubah di Semua Partai

Ketua KPU Hasyim Asy'ari mengakui sistem noken pada pemilu 2024 agak aneh. Apa sebabnya?

Baca Selengkapnya

Komnas HAM Papua Rekomendasikan Pasukan Tambahan ke Intan Jaya Bukan Orang Baru

1 hari lalu

Komnas HAM Papua Rekomendasikan Pasukan Tambahan ke Intan Jaya Bukan Orang Baru

Komnas HAM Papua berharap petugas keamanan tambahan benar-benar memahami kultur dan struktur sosial di masyarakat Papua.

Baca Selengkapnya

5 Fakta Bentrok TPNPB-OPM vs TNI-Polri di Intan Jaya, SD Dibakar Hingga Warga Pogapa Diusir

1 hari lalu

5 Fakta Bentrok TPNPB-OPM vs TNI-Polri di Intan Jaya, SD Dibakar Hingga Warga Pogapa Diusir

TPNPB-OPM mengaku bertanggung jawab atas pembakaran SD Inpres Pogapa di Distrik Homeyo, Intan Jaya pada Rabu lalu,

Baca Selengkapnya

Kondisi Paniai Usai TPNPB-OPM Serang Patroli TNI, Kapolres: Relatif Aman

1 hari lalu

Kondisi Paniai Usai TPNPB-OPM Serang Patroli TNI, Kapolres: Relatif Aman

Kapolres Paniai mengatakan, warga kampung Bibida yang sempat mengungsi saat baku tembak OPM dan TNI, sudah pulang ke rumah.

Baca Selengkapnya

Usai Penembakan oleh OPM, Polda Papua: Situasi Paniai Sudah Aman

1 hari lalu

Usai Penembakan oleh OPM, Polda Papua: Situasi Paniai Sudah Aman

Polda Papua menyatakan situasi di Kabupaten Paniai kembali aman paska penembakan OPM terhadap anggota TNI yang berpatroli.

Baca Selengkapnya

Kata Komnas HAM Papua soal Permintaan TPNPB-OPM Warga Sipil Tinggalkan Kampung Pogapa: Wajar Demi Keselamatan

2 hari lalu

Kata Komnas HAM Papua soal Permintaan TPNPB-OPM Warga Sipil Tinggalkan Kampung Pogapa: Wajar Demi Keselamatan

Komnas HAM Papua menyatakan permintaan TPNPB-OPM bukan sesuatu yang berlebihan.

Baca Selengkapnya

Jepang Kucurkan Bantuan untuk Petani Skala Kecil di Papua

2 hari lalu

Jepang Kucurkan Bantuan untuk Petani Skala Kecil di Papua

Bantuan Jepang ini ditujukan untuk meningkatkan kehidupan petani skala kecil dan usaha perikanan di Papua

Baca Selengkapnya