Rupiah Anjlok, PHK Jatim Melonjak dan 156 Perusahaan Kolaps  

Reporter

Rabu, 2 September 2015 18:47 WIB

Polisi berjaga di dekat massa buruh yang akan berdemo menuju Istana di depan Gedung Sapta Pesona, Jalan Thamrin, Jakarta, 1 September 2015. TEMPO/Subekti

TEMPO.CO, Surabaya - Dampak melemahnya nilai tukar rupiah dirasakan kalangan industri sejak sebelum dolar AS menembus angka Rp 14.000. Dinas Tenaga Kerja, Transmigrasi, dan Kependudukan Jawa Timur mencatat kenaikan pemutusan hubungan kerja (PHK) usai Lebaran 2015.

“Sebelum Lebaran kemarin jumlah PHK sekitar 1.275 orang. Setelah Lebaran sampai akhir Agustus lalu menjadi 3.400-an orang,” kata Kepala Disnakertransduk Jatim Sukardo di Balai Pemuda, Rabu, 2 September 2015.

Sukardo mengungkapkan, kenaikan angka PHK itu, merupakan dampak dari melemahnya nilai tukar rupiah. Hal itu diperberat dengan tuntutan kenaikan Upah Minimum Kota (UMK) kabupaten/kota di Jatim oleh buruh. “Kondisi di ring I bahkan nilai UMK per bulan Rp 2,7 juta lebih. Tentu dari perusahaan kadang-kadang merasa berat,” katanya.

Akibat kenaikan UMK yang terjadi tiap tahun itu, kata dia, sebagian perusahaan meminta penangguhan. Sejumlah perusahaan memindahkan pabriknya ke lokasi di kabupaten/kota yang memiliki nilai UMK lebih rendah. “Contohnya Gresik dan Lamongan, selisih UMK-nya sampai Rp 1,4 juta. Akhirnya pabrik dari Gresik geser ke Lamongan. Begitu juga dengan Mojokerto, akhirnya banyak pabrik yang pindah ke Jombang atau Nganjuk,” ujarnya.

Tak sedikit pula perusahaan yang akhirnya kolaps karena kesulitan perekonomian. Sukardo menyebutkan, terdapat kenaikan jumlah perusahaan yang gulung tikar tahun ini. Tahun 2014 lalu, ada 58 perusahaan besar yang tutup. “Sekarang ada 156 perusahaan, meskipun dari sisi jumlah PHK relatif tertahan. Sebagian besar perusahaan yang tutup dari industri elektronik,” tuturnya.

Pemerintah provinsi berharap ada solusi antara kedua belah pihak, pengusaha dan buruh, untuk menghadapi permasalahan ini. “Kami berharap serikat buruh untuk mengerti dengan kondisi seperti ini. Jangan menuntut berlebihan, nanti makin banyak perusahaan yang tutup dan akhirnya terjadi PHK,” ujarnya.

Wakil Ketua Asosasi Pengusaha Indonesia (APINDO) Jatim Heribertus Gunawan enggan menyebutkan jumlah pasti pekerja yang di-PHK maupun perusahaan anggotanya yang kolaps. “Kami tidak ingin berpolemik dengan serikat pekerja dan pemerintah. Yang penting cooling down dan mencoba menyelesaikan dengan tripartid saja dulu,” katanya saat dihubungi Tempo.

Heribertus menambahkan, pengusaha tengah berusaha agar tidak terjadi PHK secara besar-besaran. “Teman-teman di Apindo mengajak pekerja untuk berunding bersama untuk memahami kondisi perekonomian yang berdampak pada dunia usaha. Kami ini juga dibebani regulasi pajak dan bunga bank. Pekerja kan, tidak tahu,” tuturnya.

ARTIKA RACHMI FARMITA

Berita terkait

Seribu Orang Kena PHK Efek Korupsi Timah

2 hari lalu

Seribu Orang Kena PHK Efek Korupsi Timah

PJ Gubernur Bangka Belitung menyebut sekitar seribu pekerja di lima smelter yang terkait korupsi timah terkena PHK

Baca Selengkapnya

Terpopuler: Tim Kereta Cepat Jakarta-Surabaya Segera Dibentuk, AirAsia Tebar Promo Tiket 28 Rute Internasional Mulai Kemarin

11 hari lalu

Terpopuler: Tim Kereta Cepat Jakarta-Surabaya Segera Dibentuk, AirAsia Tebar Promo Tiket 28 Rute Internasional Mulai Kemarin

Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan Indonesia dan Tiongkok telah sepakat untuk membentuk tim ihwal penggarapan proyek Kereta Cepat Jakarta-Surabaya.

Baca Selengkapnya

Kisruh Google Lakukan PHK yang Diprotes Tentang Kerjasama yang Dukung Israel, Pekerja Buka Suara

12 hari lalu

Kisruh Google Lakukan PHK yang Diprotes Tentang Kerjasama yang Dukung Israel, Pekerja Buka Suara

Salah satu karyawan Google pun buka suara terkait PHK yang dilakukan Google terhadap 28 karyawan.

Baca Selengkapnya

Perusahaan Lakukan PHK Karyawan, Simak Ketentuan Hak dan Kewajiban yang Harus Ditaati

12 hari lalu

Perusahaan Lakukan PHK Karyawan, Simak Ketentuan Hak dan Kewajiban yang Harus Ditaati

Perusahaan yang melakukan PHK perlu memperhatikan beberapa ketentuan mengenai hak dan kewajibannya terhadap karyawan.

Baca Selengkapnya

Google Kembali Melakukan PHK, Ini Alasannya

14 hari lalu

Google Kembali Melakukan PHK, Ini Alasannya

Dalam beberapa bulan terakhir Google telah melakukan PHK sebanyak 3 kali, kali ini berdampak pada 28 karyawan yang melakukan aksi protes.

Baca Selengkapnya

Alasan Tesla, Google, dan Amazon Kembali PHK Karyawan

15 hari lalu

Alasan Tesla, Google, dan Amazon Kembali PHK Karyawan

Raksasa teknologi Tesla, Google, dan Amazon melakukan PHK karyawan. Apa alasannya?

Baca Selengkapnya

Cerita Pilu RM, Mahasiswi Universitas Jambi Kerja Paksa di Jerman dari Sortir Buah hingga Kuli Bangunan

34 hari lalu

Cerita Pilu RM, Mahasiswi Universitas Jambi Kerja Paksa di Jerman dari Sortir Buah hingga Kuli Bangunan

Hingga detik ini, RM, mahasiswa Universitas Jambi itu menyimpan kisah pilu ferienjob dengan kedok magang mahasisw dengan tidak memberitahu keluarga.

Baca Selengkapnya

Terkini: PUPR Sebut Pembangunan IKN Gerudukan dan Was-was Diperiksa BPK, KFC dan Burger King hingga Popeyes Tebar Promo Paket Berbuka Puasa

43 hari lalu

Terkini: PUPR Sebut Pembangunan IKN Gerudukan dan Was-was Diperiksa BPK, KFC dan Burger King hingga Popeyes Tebar Promo Paket Berbuka Puasa

Direktur Bina Penataan Bangunan Kementerian PUPR Cakra Nagara mengatakan pembangunan IKN dilakukan gerudukan dan khawatir dengan pemeriksaan BPK.

Baca Selengkapnya

Bos Unilever Beberkan Alasan Pisahkan Unit Bisnis Es Krim dan PHK 7.500 Pekerja

43 hari lalu

Bos Unilever Beberkan Alasan Pisahkan Unit Bisnis Es Krim dan PHK 7.500 Pekerja

Unilever membeberkan alasan melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) terhadap 7.500 karyawannya di seluruh dunia.

Baca Selengkapnya

Unilever Akan PHK 7.500 Karyawan, Begini Penjelasan Lengkap CEO Hein Schumacher

44 hari lalu

Unilever Akan PHK 7.500 Karyawan, Begini Penjelasan Lengkap CEO Hein Schumacher

Unilever bakal melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) terhadap sekitar 7.500 karyawannya di seluruh dunia. Begini penjelasan lengkap CEO Unilever

Baca Selengkapnya