Harga Susu Naik, Peternak Sapi Perah Semeru Bergairah

Reporter

Minggu, 30 Agustus 2015 04:29 WIB

Seorang pengrajin memerah susu yang akan dibuat Dangke di desa sossok, kecamatan Anggeraja, Sulawesi Selatan, 29 Desember 2014. Dangke merupakan makan khas Enrekang yang terbuat dari susu kerbau atau susu sapi. TEMPO/Iqbal Lubis

TEMPO.CO , Lumajang: Para peternak sapi perah di kawasan Gunung Semeru di Kecamatan Senduro kembali bergairah menyusul harga susu yang dinilai cukup tinggi. Harga susu sapi per liter saat ini di tingkat peternak antara Rp 4.500 hingga Rp 4.800 perliter.

"Dari hasil susu saja sudah mencukupi pakan, peternak sudah untung di anak sapi," kata Kepala Bidang Bina Usaha Tani Kantor Peternakan Kabupaten Lumajang Wiwin Kuswintarsih, Sabtu, 29 Agustus 2015. Setelah harga susu naik dari Rp 2.800 per liter menjadi Rp 4.500 sampai Rp 4.800

Wiwin mengatakan peternak sapi perah pernah mengalami masa-masa terburuk sekitar dua tahun lalu ketika harga susu jatuh hingga Rp 2.800 per liter dengan jumlah produksi hingga 30 ribu liter susu per hari dan jumlah populasi sekitar 6.500 sapi perah. "Saat itu harga susu turun dan harga pakan naik," katanya. Saat itu peternak banyak yang rugi.

Saat itu, populasi sapi perah sempat turun menjadi 3 ribu ekor waktu harga pakan naik. "Sekarang naik kembali sekitar 5 ribu lebih," kata Wiwin.

Saat ini sudah jarang orang jual sapi perah. Ketika harga susu jatuh sedangkan harga pakan naik, peternak tidak bersemangat. "Peternak selalu butuh tambahan dana, akhirnya ketika ada anak sapi langsung dijual. Sedang sapi tambah tua, otomatis produksi susu berkurang," katanya.

Situasinya berubah pada saat ini. "Mereka berusaha memperbanyak sendiri. Pangsa pasarnya juga menjanjikan," kata dia.

Kalau dulu hanya ada Nestle saja yang membeli susu peternak sapi perah Lumajang, tetapi sekarang ada Indolacto. "Yang berani ambil lebih tinggi daripada Nestle," katanya. Produksi susu di Senduro saat ini antara 24 ribu hingga 25 ribu liter perhari.
<!--more-->
Di tengah bergairahnya peternak sapi perah, Wiwin mengatakan pihaknya memberikan bantuan modal ke peternak. "Kami tambah modal bibit, bantuan dari APBN," katanya.

Bagi peternak yang sudah memiliki modal, pemerintah juga memberi bantuan bunga bank. "Jika mengajukan ke bank, kami bantu bunga sehingga hanya bayar 6 persen setahun dengan bunga menurun. Misalkan pinjam Rp 300 juta, dia boleh mengangsur pertama setelah tenggang waktu 6 bulan baru mengangsur," katanya.

Namun, kata dia, ada agunannya sekitar 60 persen. "Bank yang survei, kami cuma membantu. Bunga komersil hampir 12 persen pertahun," ujarnya.

Pihaknya menargetkan jumlah populasi sapi perah menjadi 6 ribu ekor. Wiwin mengatakan memelihara sapi perah itu sama dengan memiliki bayi. Butuh peternak yang ulet. Peternak sapi perah setiap hari harus bangun jam tiga pagi, kemudian memandikan ternak dan membersihkan kandang, mengasih pakan dan memerah susu. Kemudian, jam lima pagi harus setor susu maksimal.

"Jam 7 pagi mencari rumput hingga jam 12 siang, kemudian tidur sebentar, dan jam 2 siang bangun untuk memandikan lagi serta memerah dan pukul 3 harus setor," katanya.

Seekor sapi perah ini rata-rata memproduksi 11 liter perhari sepanjang 265 hari setiap tahunnya. Usia produktif 2 tahun dan bisa hingga 8 tahun. Sedangkan puncak produksinya ketika anak kedua, bulan ketiga.

DAVID PRIYASIDHARTA

Berita terkait

Susu Sapi Vs Susu Kerbau: Mana yang Lebih Sehat?

5 hari lalu

Susu Sapi Vs Susu Kerbau: Mana yang Lebih Sehat?

Memilih antara susu sapi dan susu kerbau bergantung pada preferensi individu, kebutuhan nutrisi, dan pertimbangan pola makan.

Baca Selengkapnya

Sungai Meluap Akibat Lahar Dingin Gunung Semeru, 32 Keluarga di Lumajang Mengungsi

15 hari lalu

Sungai Meluap Akibat Lahar Dingin Gunung Semeru, 32 Keluarga di Lumajang Mengungsi

Lahar dingin dari Gunung Semeru meningkatkan debot air daerah Sungai Regoyo di Lumajang. Warga sekitar mengungsi mandiri.

Baca Selengkapnya

Letusan dan Awan Panas Gunung Semeru Terus Meningkat Sejak 2021, Ini Penjelasan Badan Geologi

18 hari lalu

Letusan dan Awan Panas Gunung Semeru Terus Meningkat Sejak 2021, Ini Penjelasan Badan Geologi

Aktivitas vulkanik Gunung Semeru terus meningkat selama empat tahun terakhir. Badan Geologi menjelaskan sejumlah gejalanya.

Baca Selengkapnya

5 Tanda-tanda Kucing akan Melahirkan

35 hari lalu

5 Tanda-tanda Kucing akan Melahirkan

Setidaknya ada lima tanda-tanda kucing akan melahirkan. Di antaranya terjadi perubahan perilaku dan nafsu makan.

Baca Selengkapnya

Salip PKB dan PDIP, Partai Gerindra Raih Kursi Terbanyak di DPRD Kabupaten Lumajang

38 hari lalu

Salip PKB dan PDIP, Partai Gerindra Raih Kursi Terbanyak di DPRD Kabupaten Lumajang

Kursi Partai Gerindra di DPRD Kabupaten Lumajang dipastikan bertambah menjadi 11 dalam Pemilu 2024 ini. Sementara PKB dan PDIP tetap.

Baca Selengkapnya

3 Resep Olahan Susu untuk Sahur dan Berbuka Puasa

41 hari lalu

3 Resep Olahan Susu untuk Sahur dan Berbuka Puasa

Susu pilihan yang sempurna untuk memenuhi kebutuhan nutrisi selama puasa karena mengandung protein, kalsium, vitamin D, dan nutrisi penting lainnya.

Baca Selengkapnya

5 Manfaat Susu untuk Kesehatan Tubuh

42 hari lalu

5 Manfaat Susu untuk Kesehatan Tubuh

Selama ribuan tahun, susu telah menjadi bagian dari diet global, terutama susu yang berasal dari sapi, domba, dan kambing.

Baca Selengkapnya

Bebelac Hadirkan Pojok Susu di 3001 Gerai Alfamart

50 hari lalu

Bebelac Hadirkan Pojok Susu di 3001 Gerai Alfamart

Pojok Susu di Flagship Store Alfamart dihadirkan untuk memberikan pengalaman belanja yang menyenangkan dan premium bagi si Kecil dan Ibu

Baca Selengkapnya

Peringatan, Erupsi Gunung Semeru dan Marapi Siaga III

2 Maret 2024

Peringatan, Erupsi Gunung Semeru dan Marapi Siaga III

MAGMA Indonesia memperingatkan adanya Erupsi Gunung Semeru dan Marapi. Masyarakat diimbau tidak beraktivitas pada radius 5 kilometer.

Baca Selengkapnya

Program Makan Siang Gratis Berpotensi Kerek Harga Kebutuhan Pokok, Ini Alasannya

25 Februari 2024

Program Makan Siang Gratis Berpotensi Kerek Harga Kebutuhan Pokok, Ini Alasannya

Program makan siang gratis dianggap bisa berpotensi meningkatkan harga sejumlah barang kebutuhan pokok. Mengapa?

Baca Selengkapnya