Terjerat Korupsi, Bareskrim Periksa Lagi Stadion Gedebage

Reporter

Kamis, 20 Agustus 2015 19:26 WIB

Stadion Gelora Bandung Lautan Api di Gedebage, Bandung, Jawa Barat, 17 Mei 2015. Stadion Gedebage terancam tidak bisa digunakan karena konstruksi stadion tersebut amblas akibat dari kontur tanah yang basah. TEMPO/Prima Mulia

TEMPO.CO, Bandung - Tim penyidik Badan Reserse Kriminal Polri kembali melakukan pengecekan terhadap bangunan Stadion Gelora Bandung Lautan Api (GBLA), Gedebage, Kota Bandung, Kamis, 20 Agustus 2015. Hal tersebut dilakukan untuk melanjutkan penyidikan dugaan tindak pidana korupsi dalam proyek arena olahraga senilai Rp 1,1 triliun itu.

"Intinya sekarang untuk penuntasan kasus aja. Mengambil sampling-sampling terhadap gedung dan bangunan. Untuk menambah proses penyidikan. Supaya clear semuanya," ujar Kepala penyidik Bareskrim AKBP Rosmaynda kepada wartawan di Stadion GBLA, Kamis, 20 Agustus 2015.

Kendati demikian, ia belum bisa memberi tahu ihwal hasil penyidikan yang telah dilakukan oleh tim ahli dari Bareskrim. Ia mengatakan, sampling-sampling yang dibawa kembali akan dibawa ke laboratorium untuk diuji lebih lanjut. "Sampai saat ini belum ada hasil, nanti kami sampaikan," ujar dia.

Tim penyidik Bareskrim tiba di stadion GBLA sekitar pukul 10.00. Hingga pukul 17.00 rombongan penyidik yang berjumlah lebih dari 15 orang belum juga keluar. Salah satu petugas keamanan stadion mengatakan, rombongan penyidik tersebut melakukan pengecekan ke setiap sudut stadion dan melakukan rapat di sebuah ruangan di dalam stadion.

Sebelumnya, Kepala Bareskrim Polri Komisaris Jenderal Budi Waseso--di media kerap disebut sebagai "Buwas"--sudah dua kali mendatangi stadion yang terletak di ujung timur Kota Bandung itu. Buwas menyampaikan stadion tetsebut belum laik untuk digunakan pada event besar, karena hasil penyidikan tim ahli mengatakan ada sejumlah kerusakan di sejumlah titik bangunan stadion.

Kasus dugaan korupsi Stadion GLBA mengemuka setelah Kepolisian RI menetapkan salah satu pejabat Pemerintah Kota Bandung sebagai tersangka dugaan korupsi pembangunan stadion itu. Stadion yang memakan biaya sebesar Rp 1,1 triliun tersebut diduga mengalami gagal konstruksi setelah ditemukan beberapa titik mengalami ambles.

IQBAL T. LAZUARDI S.

Berita terkait

Cara Kerja Teknologi Pengintai Asal Israel yang Masuk Indonesia: Palsukan Situs Berita

7 jam lalu

Cara Kerja Teknologi Pengintai Asal Israel yang Masuk Indonesia: Palsukan Situs Berita

Sejumlah perusahaan asal Israel diduga menjual teknologi pengintaian atau spyware ke Indonesia. Terungkap dalam investigasi gabungan Tempo dkk

Baca Selengkapnya

Braga Free Vehicle Akhir Pekan ini di Bandung, Begini Tata Tertib Pengunjung dan Lokasi Parkir

18 jam lalu

Braga Free Vehicle Akhir Pekan ini di Bandung, Begini Tata Tertib Pengunjung dan Lokasi Parkir

Pengunjung atau wisatawan di jalan legendaris di Kota Bandung itu hanya bisa berjalan kaki karena kendaraan dilarang melintas serta parkir.

Baca Selengkapnya

Rencana Jalan Braga Bandung Bebas Kendaraan saat Akhir Pekan Dibayangi Masalah

21 jam lalu

Rencana Jalan Braga Bandung Bebas Kendaraan saat Akhir Pekan Dibayangi Masalah

Pemerintah Kota Bandung ingin menghidupkan kembali Jalan Braga yang menjadi ikon kota sebagai tujuan wisata.

Baca Selengkapnya

Syarat Penerimaan Polri Lengkap 2024 dan Cara Daftarnya

23 jam lalu

Syarat Penerimaan Polri Lengkap 2024 dan Cara Daftarnya

Berikut ini syarat penerimaan SIPSS, Taruna Akpol, Bintara, dan Tamtama Polri 2024 serta tata cara pendaftarannya yang perlu diketahui.

Baca Selengkapnya

Amnesty Desak DPR dan Pemerintah Buat Aturan Ketat Impor Spyware

1 hari lalu

Amnesty Desak DPR dan Pemerintah Buat Aturan Ketat Impor Spyware

Amnesty mendesak DPR dan pemerintah membuat peraturan ketat terhadap spyware yang sangat invasif dan dipakai untuk melanggar HAM

Baca Selengkapnya

Investigasi Tempo dan Amnesty International: Produk Spyware Israel Dijual ke Indonesia

1 hari lalu

Investigasi Tempo dan Amnesty International: Produk Spyware Israel Dijual ke Indonesia

Investigasi Amnesty International dan Tempo menemukan produk spyware dan pengawasan Israel yang sangat invasif diimpor dan disebarkan di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Soal Kematian Brigadir RAT, Kompolnas Ungkap Sejumlah Kejanggalan

1 hari lalu

Soal Kematian Brigadir RAT, Kompolnas Ungkap Sejumlah Kejanggalan

Kompolnas menilai masih ada sejumlah kejanggalan dalam kasus kematian Brigadir RAT.

Baca Selengkapnya

Kata Komnas HAM Papua soal Permintaan TPNPB-OPM Warga Sipil Tinggalkan Kampung Pogapa: Wajar Demi Keselamatan

2 hari lalu

Kata Komnas HAM Papua soal Permintaan TPNPB-OPM Warga Sipil Tinggalkan Kampung Pogapa: Wajar Demi Keselamatan

Komnas HAM Papua menyatakan permintaan TPNPB-OPM bukan sesuatu yang berlebihan.

Baca Selengkapnya

Korlantas Polri Tegaskan Pelat Dinas Berkode ZZ Harus Patuhi Aturan Ganjil Genap

2 hari lalu

Korlantas Polri Tegaskan Pelat Dinas Berkode ZZ Harus Patuhi Aturan Ganjil Genap

Korlantas Polri memastikan pelat nomor khusus kendaraan dinas berkode 'ZZ' harus tetap mematuhi aturan ganjil genap.

Baca Selengkapnya

Korlantas Ungkap Banyak Lembaga Negara Buat Pelat Dinas Tapi Tak Tercatat di Database Polri

2 hari lalu

Korlantas Ungkap Banyak Lembaga Negara Buat Pelat Dinas Tapi Tak Tercatat di Database Polri

Korlantas Polri mengungkap, terdapat banyak lembaga negara yang membuat pelat kendaraan dinas dan STNK khusus sendiri.

Baca Selengkapnya