Ratusan skater mengikuti Bandung Go Skateboarding Day 2012 di skate park Lapang Saparua, Bandung, Jawa Barat, Kamis (21/6). Kegiatan ini diisi dengan kontes untuk mencari atlet skateboard potensial. TEMPO/Prima Mulia
TEMPO.CO, Bandung - Gedung dan lapangan olahraga di Jalan Saparua, Kota Bandung, kini tengah dipermak sebagai salah satu arena Pekan Olahraga Nasional XIX di Jawa Barat pada 9-21 September 2016. Komunitas yang biasa berkegiatan di tempat itu cemas setelah PON mereka tak bisa kembali memakai lapangan olahraga tersebut.
Penggiat di komunitas sepeda Bandung BMX Apep mengatakan pihaknya telah mendapat surat dari pengelola gedung dan lapangan Saparua untuk mengosongkan tempat. Waktunya seperti tertera di surat mulai April hingga Desember 2015. “Peralatan main diminta untuk dibereskan dan diangkut,” ujarnya, Selasa, 11 Agustus 2015.
Menurut Apep, komunitas sepeda Bandung BMX belum memindahkan peralatan seperti kayu-kayu melengkung tempat pesepeda bisa beraksi sambil meluncur. Dari pantauan Tempo, peralatan itu masih ditumpuk di dekat lapangan basket. “Kami minta kepastian dulu dari pengelola, setelah diangkut boleh balik lagi tidak ke lapangan Saparua,” kata dia.
Lewat media sosial, mereka meminta dukungan agar tempat itu terbuka bagi siapa pun sebagai ruang publik. Komunitas sepeda itu sudah berlatih di sana sejak 2010 dan menghasilkan sederet prestasi di berbagai kompetisi. Pada 2013, Pemerintah Kota Bandung mengalihkan aset itu ke Pemerintah Provinsi Jawa Barat.
Apep berharap komunitas sepeda dan kelompok lain bisa kembali latihan dan berkegiatan di lapangan Saparua setelah PON 2016 selesai. Selain sepeda BMX, komunitas yang biasa berkumpul di tempat itu adalah skateboard, inline skate, bike trail, panjat dinding, mobil remote control, dan parkour.
Kepala Dinas Olahraga dan Pemuda Provinsi Jawa Barat Yudha M. Saputra mengatakan perbaikan tempat dilakukan untuk memenuhi persyaratan sebagai arena berstandar PON. “Setelah selesai, akan difungsikan seperti semula untuk memenuhi kebutuhan masyarakat,” ujarnya.
Sebagai sarana publik, kata Yudha, pemerintah harus memfasilitasi agar kreativitas dan kebugaran masyarakat meningkat. Ia mempersilakan warga untuk menikmati pemakaian gedung dan lapangan olahraga di Jalan Saparua itu sambil ikut memelihara aset yang ada.
Menteri Pemuda dan Olahraga, Dito Ariotedjo memberikan sejumlah catatan dalam penyelenggaraan PON selama 20 tahun terakhir. Fokus pada pembenahan kesiapan pelaksanaan, keberlanjutan venue, dan penyederhanaan cabang olahraga.