PNS Kota Yogyakarta Belum Berani Bongkar Kasus Korupsi  

Reporter

Jumat, 7 Agustus 2015 10:33 WIB

Warga berebut gunungan saat Grebeg 1 Syawal 1436 H di halaman Masjid Gede Kauman, Yogyakarta, 18 Juli 2015. Grebeg Syawal merupakan simbol rasa syukur Keraton Yogyakarta atas segala limpahan rejeki dan keselamatan dari Tuhan. ANTARA/Andreas Fitri Atmoko

TEMPO.CO, Yogyakarta - Inspektorat Kota Yogyakarta menyatakan pegawai negeri di lingkungan Pemerintah Kota Yogyakarta belum berani bertindak sebagai pelapor adanya dugaan upaya tindak korupsi. Sejak diluncurkan setahun lalu, program whistle blower system dinilai tidak berjalan. Para pegawai belum memanfaatkan sistem tersebut untuk mengawasi sekaligus melaporkan adanya upaya tindakan korupsi di lingkungan pemerintah.

Menurut Inspektorat Kota Yogyakarta Wahyu Widayat, tidak berjalannya whistle blower system tersebut karena tidak adanya dukungan yang memadai bagi para pelapor. Karena menghadapi sejumlah risiko, menurut dia, selayaknya ada kompensasi yang diberikan kepada pegawai negeri yang berani sebagai pembocor informasi atas adanya upaya korupsi. “Perlu diusulkan anggaran kompensasi bagi mereka yang berani menjadi whistle blower, sehingga ada keberanian,” katanya Wahyu, Kamis 6 Agustus 2015.

Whistle blower system diluncurkan Pemerintah Kota Yogyakarta pada Desember tahun lalu menjelang peringatan Hari Anti-Korupsi. Sejumlah lembaga ikut mendukung pelaksanaan sistem tersebut, seperti Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP), serta Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK).

Belakangan, sejumlah kasus korupsi yang melibatkan jajaran pegawai negeri di lingkungan Pemerintah Kota Yogyakarta mulai menjadi sorotan publik. Misalnya pengadaan fasilitas peneduh pergola senilai Rp 5,3 miliar yang membuat Kepala Badan Lingkungan Hidup nonaktif, Irfan Saosilo, ditahan Kejaksaan Tinggi Daerah Istimewa Yogyakarta. Demikian pula kasus dana bergulir program ekonomi wilayah yang menyeret seorang staf pegawai Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi.

“Sejauh ini pelapor dugaan penyimpangan di lingkungan birokrasi hanya berani bicara tanpa identitas melalui layanan aduan yang sulit ditindaklanjuti karena minim bukti,” ujar Wahyu. Layanan yang menampung aduan itu yakni Unit Pelayanan Informasi dan Keluhan (UPIK) Kota Yogyakarta.

Inspektorat Kota Yogyakarta sedang mengupayakan cara lain dengan mengenalkan program Klinik Konsultasi Tata Kelola Keuangan kepada seluruh instansi agar tidak terjadi penyelewengan anggaran. “Para kepala dinas dan pejabatnya, bisa mengkonsultasikan lebih dulu proyek yang diduga rentan bermasalah agar tak berlanjut menjadi temuan,” ujar Wahyu.

Sebab, belajar dari kasus dugaan korupsi fasilitas peneduh pergola, Inspektorat mensinyalir, kasus tersebut muncul karena adanya ketidaktahuan birokrat atas proyek yang ditangani secara bersama dengan perusahaan rekanan. “Misalnya ketika terjadi spesifikasi tak sesuai standar, mereka malah membiarkan,” ujarnya.

Wakil Ketua Badan Anggaran DPRD Kota Yogyakarta M. Ali Fahmi tak setuju adanya kompensasi khusus bagi pelaku whistle blower di lingkungan birokrasi Kota Yogyakarta. DPRD menyatakan sulit untuk mengalokasikan anggaran khusus untuk kompensasi bagi para pembongkar kasus, karena tak ada aturan yang jadi landasan untuk alokasi anggaran tersebut.

PRIBADI WICAKSONO

Berita terkait

KPK Tahan Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor sebagai Tersangka Kasus Korupsi BPPD

1 jam lalu

KPK Tahan Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor sebagai Tersangka Kasus Korupsi BPPD

KPK resmi menahan Bupati Sidoarjo Ahmad Muhdlor Ali alias Gus Muhdlor sebagai tersangka kasus pemotongan insentif ASN BPPD

Baca Selengkapnya

Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor Tiba di KPK, Jalani Pemeriksaan sebagai Tersangka Kasus Korupsi BPPD Sidoarjo

6 jam lalu

Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor Tiba di KPK, Jalani Pemeriksaan sebagai Tersangka Kasus Korupsi BPPD Sidoarjo

Bupati Sidoarjo Ahmad Muhdlor Ali alias Gus Muhdlor memenuhi panggilan pemeriksaan penyidikan Komisi Pemberantasan Korupsi atau KPK.

Baca Selengkapnya

Bekas Hakim Agung Gazalba Saleh Didakwa Terima Gratifikasi dan TPPU Miliaran Rupiah, Ini Rinciannya

7 jam lalu

Bekas Hakim Agung Gazalba Saleh Didakwa Terima Gratifikasi dan TPPU Miliaran Rupiah, Ini Rinciannya

Jaksa KPK mengatakan eks Hakim Agung Gazalba Saleh berupaya menyembunyikan uang hasil korupsi dengan cara membeli mobil, rumah, hingga logam mulia.

Baca Selengkapnya

Warga Panama Selenggarakan Pemilihan Umum

2 hari lalu

Warga Panama Selenggarakan Pemilihan Umum

Warga Panama pada Minggu, 5 Mei 2024, berbondong-bondong memberikan hak suaranya dalam pemilihan umum untuk memilih presiden

Baca Selengkapnya

Beredar Video Harvey Moeis Jalan-Jalan Meski Ditahan, Kuasa Hukum: Itu Nyebar Fitnah

3 hari lalu

Beredar Video Harvey Moeis Jalan-Jalan Meski Ditahan, Kuasa Hukum: Itu Nyebar Fitnah

Kuasa hukum Harvey Moeis dan istrinya Sandra Dewi, Harris Arthur Hedar, membantah kliennya berkeliaran di salah satu pusat pembelanjaan di Jakarta.

Baca Selengkapnya

Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor Mangkir tanpa Alasan, KPK: Praperadilan Tak Hentikan Penyidikan

4 hari lalu

Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor Mangkir tanpa Alasan, KPK: Praperadilan Tak Hentikan Penyidikan

KPK mengatakan, kuasa hukum Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor seharusnya berperan mendukung kelancaran proses hukum.

Baca Selengkapnya

KPK Sita Kantor NasDem di Sumatera Utara dalam Kasus Korupsi Bupati Labuhanbatu

4 hari lalu

KPK Sita Kantor NasDem di Sumatera Utara dalam Kasus Korupsi Bupati Labuhanbatu

KPK menyita kantor Partai NasDem di Labuhanbatu, Sumatera Utara, dalam perkara korupsi yang menjerat Bupati Erik Atrada Ritonga.

Baca Selengkapnya

Fakta-Fakta Sidang SYL: Duit Kementerian Dipakai Buat Sunatan, Bangun Kafe, hingga Cicil Alphard

5 hari lalu

Fakta-Fakta Sidang SYL: Duit Kementerian Dipakai Buat Sunatan, Bangun Kafe, hingga Cicil Alphard

Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo alias SYL acapkali menggunakan uang Kementan untuk keperluan pribadi.

Baca Selengkapnya

Profil Hendry Lie, Bos Sriwijaya Air yang Ditetapkan Tersangka Kasus Timah

5 hari lalu

Profil Hendry Lie, Bos Sriwijaya Air yang Ditetapkan Tersangka Kasus Timah

PT Sriwijaya Air didirikan oleh Chandra Lie, Hendry Lie, Johannes Bunjamin, dan Andy Halim pada 28 April 2003.

Baca Selengkapnya

Sidang Perdana Praperadilan Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor Melawan KPK Akan Digelar Hari Ini

5 hari lalu

Sidang Perdana Praperadilan Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor Melawan KPK Akan Digelar Hari Ini

Gugatan praperadilan Bupati Sidoarjo itu akan dilaksanakan di ruang sidang 3 Pengadilan Negeri Jakarta Selatan pukul 09.00.

Baca Selengkapnya