Kekeringan, Petani Jual Bongkahan Tanah Sawah

Reporter

Editor

Raihul Fadjri

Kamis, 6 Agustus 2015 14:52 WIB

Areal tambak udang yang mengering di Desa Karangsong, Indramayu, Jawa Barat, 5 Juli 2015. Puluhan lahan tambak mengalami kekeringan sejak satu bulan terakhir sehingga petambak merugi puluhan juta rupiah. ANTARA/Dedhez Anggara

TEMPO.CO, Purwokerto - Petani di Kabupaten Banyumas dan Purbalingga, Jawa Tengah, mulai menjual bongkahan tanah di sawahnya yang mengering. Saat ini sudah tak ada air untuk kebutuhan menanam padi sehingga bongkahan tanah itu dijual untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari.

“Ratusan hektare sawah kami biarkan mengering karena sudah tak ada air,” kata Sarkoni, 45 tahun, petani Desa Brani, Kecamatan Rawalo, Banyumas, Kamis, 6 Agustus 2015.

Sarkoni mengatakan sebagian besar petani membiarkan sawahnya mengering karena untuk ditanami palawija saja tidak mungkin. Mereka pun terpaksa menjual bongkahan tanah sawah yang retak kepada pembuat batu bata.

Sarkoni mengungkapkan, harga tanah sawah sebesar Rp 100-200 ribu setiap truknya. “Kalau mobil pikap, harga tanahnya Rp 70 ribu. Sedangkan jika dengan menggunakan truk, harga bongkahan tanah kering mencapai Rp 100 ribu. Lumayan kalau dijual, karena saya tidak mendapatkan hasil pada musim kemarau sekarang ini,” katanya.

Sugianto, 50 tahun, petani di Desa Toyareka, Kemangkon, Purbalingga, melakukan hal yang sama. Tanah sawahnya terlihat retak-retak. Sudah sejak Juli lalu tanah sawah seluas 2.500 meter persegi itu sudah tak ia sentuh. Jangankan padi, rumput pun enggan tumbuh. Sawahnya sudah tak menghasilkan apa pun. “Daripada tanah dianggurkan, lebih baik saya gali dan dijual,” katanya.

Tanah digali dengan menggunakan linggis sedalam 50 sentimeter. Cangkul tak mampu menembus tanah yang sudah kelewat keras karena lama tak bersua dengan air. Setelah digali, tanah itu diangkut dengan truk. Jarak antara sawah dan truk sekitar 100 meter. Bolak-balik, Sugianto membawa tanah miliknya itu.

Mohammad Syafei, 50 tahun, pemilik usaha batu bata di desa yang sama, mengatakan banyak petani menjual tanahnya untuk pembuatan batu bata. “Kalau untuk bahan baku batu bata, pasokan melimpah,” kata Mohammad. Tapi, masalahnya, saat ini dia kesulitan memperoleh air untuk mengolah tanah itu menjadi batu bata.

ARIS ANDRIANTO

Berita terkait

Kominfo Siapkan Jaringan dalam World Water Forum, Harapkan Solusi Pengelolaan Air

40 hari lalu

Kominfo Siapkan Jaringan dalam World Water Forum, Harapkan Solusi Pengelolaan Air

Kominfo bertugas memastikan jaringan telekomunikasi di Forum Air Sedunia pada 18-25 Mei 2024 di Bali.

Baca Selengkapnya

Kajian Peneliti BRIN Ihwal Kekeringan Ekstrem di Kalimantan, Greenpeace: Dipicu Deforestasi

46 hari lalu

Kajian Peneliti BRIN Ihwal Kekeringan Ekstrem di Kalimantan, Greenpeace: Dipicu Deforestasi

Wilayah yang paling terdampak risiko kekeringan ekstrem, adalah Ibu Kota Negara atau Nusantara.

Baca Selengkapnya

Tentang Musim Kemarau yang Menjelang, BMKG: Mundur dan Lebih Basah di Banyak Wilayah

50 hari lalu

Tentang Musim Kemarau yang Menjelang, BMKG: Mundur dan Lebih Basah di Banyak Wilayah

Menurut BMKG, El Nino akan segera menuju netral pada periode Mei-Juni-Juli dan setelah triwulan ketiga berpotensi digantikan La Nina.

Baca Selengkapnya

Imbas Banjir dan Longsor, 874 Hektare Sawah di Jawa Barat Gagal Panen

52 hari lalu

Imbas Banjir dan Longsor, 874 Hektare Sawah di Jawa Barat Gagal Panen

Bencana akibat krisis iklim membuat 874 Ha sawah di Jawa Barat gagal panen pada musim tanam 2023/2024. Lahan tergerus banjir, kering, dan longsor.

Baca Selengkapnya

Destinasi Liburan di Spanyol Ini Terancam Mengalami Kekeringan

2 Maret 2024

Destinasi Liburan di Spanyol Ini Terancam Mengalami Kekeringan

Kepulauan Canary, khususnya Pulau Tenerife, di Spanyol menghadapi kekeringan parah yang semakin memburuk,

Baca Selengkapnya

Selain Indonesia, Ini Daftar Negara Lain yang Masih Alami El Nino

29 Februari 2024

Selain Indonesia, Ini Daftar Negara Lain yang Masih Alami El Nino

Berbagai pihak menyebut fenomena El Nino masih akan berlanjut. Berikut ini daftar negara yang masih mengalami El Nino, selain Indonesia.

Baca Selengkapnya

Meski El Nino Melemah, Tren Bulan-bulan Terpanas Tak Patah di Januari 2024

8 Februari 2024

Meski El Nino Melemah, Tren Bulan-bulan Terpanas Tak Patah di Januari 2024

Walau fenomena El Nino sudah melemah, peningkatan suhu permukaan laut global masih tercatat tinggi dan melampaui rekor global.

Baca Selengkapnya

Jokowi Beri Bantuan Rp 8 Juta per Hektare ke Petani Korban El Nino, Begini Penjelasan BNPB

24 Januari 2024

Jokowi Beri Bantuan Rp 8 Juta per Hektare ke Petani Korban El Nino, Begini Penjelasan BNPB

BNPB memberi penjelasan soal bantuan Jokowi sebesar Rp 8 juta per hektare yang diberikan untuk petani terdampak banjir dan El Nino.

Baca Selengkapnya

BMKG Prediksi 5 Wilayah Indonesia Kekeringan di 2024 akibat Curah Hujan Rendah

5 Januari 2024

BMKG Prediksi 5 Wilayah Indonesia Kekeringan di 2024 akibat Curah Hujan Rendah

Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika atau BMKG memprediksi di tahun 2024 curah hujan berada di kondisi normal.

Baca Selengkapnya

Kajian Save the Children, Kekeringan dan Rawan Pangan Ancam Anak di Indonesia Timur

22 Desember 2023

Kajian Save the Children, Kekeringan dan Rawan Pangan Ancam Anak di Indonesia Timur

Banyak anak di daerah yang terdampak itu mengalami infeksi saluran pernapasan akut selama kekeringan berkepanjangan.

Baca Selengkapnya