Kantor PT Sang Hyang Seri di kawasan Saharjo, Jakarta. TEMPO/Dian Triyuli Handoko
TEMPO.CO, Subang-Ratusan karyawan PT Sang Hyang Seri Sukamandi, Kabupaten Subang, Jawa Barat, berunjukrasa menuntut kepada manajemen agar segera membayarkan gaji mereka yang masih tertunggak.
"Gaji kami belum dibayarkan perusahaan selama lima bulan terakhir," kata salah seorang pengunjuk rasa, Agung Santoso, kepada Tempo di lokasi perusahaan Badan Usaha Milik Negara yang bergerak di bidang produksi pangan itu, Selasa, 4 Jului 2015.
Menurut Agung gaji yang belum dia terima terhitung sejak Maret hingga Juli 2015. Agung menduga ada kesalahan manajemen di tubuh perusahaan pelat merah itu. "Pihak manajemen tidur, mereka tak sesakit dan sepedih nasib kami," kata Agung.
Selain gaji yang terlambat, kata Agus, tunjangan hari raya pada Lebaran tahun ini juga hanya dibayar 30 persen. Adapun dana Badan Penyelenggaraan Jaminan Sosial (BPJS) yang dipotong dari gaji, ternyata tidak bisa digunakan jika ada karyawan sakit. "Ternyata kartu BPJS itu palsu, coba dicek," ujar Agung.
Tak hanya karyawan yang masih aktif saja, hak-hak karyawan yang sudah pensiun pun, kata dia, juga belum dibayarkan oleh manajemen. "Nasib mereka lebih menyakitkan," ucap Agung.
Agung mengancam akan kembali berunjuk rasa dengan jumlah massa lebih besar jika gajinya tetap belum dibayarkan hingga pekan depan. "Kami akan berunujuk rasa ke kantor pusat di Jakarta dan ke Kementerian BUMN," ujarnya.
Agung menambahkan gaji karyawan yang belum dibayarkan tersebut nilainya mencapai lebih dari Rp 5 miliar. "Perhitungan kami, untuk membayar tunggakan gaji selama dua bulan saja minimal dibutuhkan Rp 2 miliar," katanya.
Unjuk rasa yang berlangsung sejak pukul 08.00 tersebut tak mendapatkan respons dari pihak manajemen. Hingga aksi berakhir tak seorang pun perwakilan manajemen yang menemui pengunjuk rasa.
Dari informasi yang didapat Tempo, akibat miss management tersebut PT Sang Hyang Seri yang basis usahanya berada di Sukamandi tersebut juga memiliki utang kepada sejumlah kelompok penangkar benih yang nilainya mencapai puluhuhan juta.
Swasembada Gula dan Bioetanol, Kementerian BUMN Gabungkan Danareksa-Perhutani
3 hari lalu
Swasembada Gula dan Bioetanol, Kementerian BUMN Gabungkan Danareksa-Perhutani
Wakil Menteri Badan Usaha Milik Negara atau BUMN Kartika Wirjoatmodjo menjelaskan keterlibatan Kementerian BUMN dalam proyek percepatan swasembada gula dan bioetanol.