Muktamar NU, Jatim Dukung Pemilihan Ketua Lewat Musyawarah
Editor
Zed abidien
Kamis, 30 Juli 2015 17:47 WIB
TEMPO.CO, Surabaya - Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama Jawa Timur mendukung proses pemilihan Ketua Umum PBNU dilakukan secara ahlul halli wal aqdi (AHWA) atau melalui metode musyawarah. “PWNU Jawa Timur sudah jelas sepakat untuk mengambil cara AHWA,” ujar Rois Syuriah PWNU Jawa Timur Miftahul Akhyar kepada wartawan di Surabaya, Kamis, 30 Juli 2015.
Keputusan ini diambil oleh PWNU Jawa Timur setelah melalui proses pleno bersama pengurus PCNU se-Jawa Timur. Bahkan Miftahul mengklaim telah mengantongi 22 nama ulama di seluruh Tanah Air yang mendukung proses pemilihan Ketua Umum PBNU menggunakan metode AHWA.
Di antaranya adalah KH Maimoen Zubair dari Sarang, KH Anwar Mansyur (Lirboyo), KH Abullah Kafabihi Machrus (Lirboyo), KH Zainuddin Djazuli (Ploso), KH Mas Mansur Thalhah (Surabaya), KH Miftahul Akhyar (Surabaya), dan KH Nurul Huda Djazuli (Ploso).
Juga KH Idris Hamid dari Pasuruan, KH Mujib Imron (Pasuruan), KH Mas Ahmad Subadar (Pasuruan), KH Masbuchin Faqih (Gresik), KH Jakfar Yusuf (Sampang), KH Syafiuddin Wahid (Sampang), KH Mahrus Malik (Sampang), KH Syafruddin Syarif (Probolinggo), KH Suyuthi Thoha (Banyuwangi), KH Nasiruddin (Tuban), KH Romadhon Khatib (Malang), KH Abdullah (Batu), KH Anwar Iskandar (Kediri), KH Abdul Qadirn Syamsul Arifin, dan KH Cholil As’ad Syamsul Arifin.
Menurut dia, metode AHWA sudah dilakukan oleh para ulama nahdliyin dari masa ke masa. “Aslinya, jati diri NU ya itu (AHWA). Kalau voting, itu kan nanti ada yang mengaku-aku, jadinya menimbulkan sifat riya," tuturnya. Apalagi, kata dia, metode AHWA juga diwajibkan, baik dalam agama, akidah, maupun keorganisasian Islam. Karena dasar itu, ujar Miftahul, PWNU Jawa Timur memutuskan mengambil metode AHWA.
Proses ini juga diklaim telah termaktub dalam Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga NU. Sedangkan untuk ketentuan siapa saja ulama yang ditunjuk untuk bisa melakukan musyawarah pemilihan Ketua Umum PBNU, Miftahul menyebut itu akan dibahas dalam Sidang Tata Tertib Muktamar NU Ke-33 yang akan berlangsung di Jombang pada 1-5 Agustus 2015.
Lebih lanjut, dia mengatakan mendapatkan dukungan dari beberapa PWNU. Namun dia tidak merinci PWNU mana saja yang dia maksud. Dia hanya mengaku telah mendapat dukungan dari Nusa Tenggara Barat, Medan, Makassar, dan sejumlah daerah lain.
AVIT HIDAYAT