Mantan Ketua Nahdlatul Ulama, KH Hasyim Muzadi. TEMPO/Prima Mulia
TEMPO.CO, Jombang - Dua hari menjelang pembukaan Muktamar Nahdlatul Ulama (NU), bekas Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Hasyim Muzadi, dan bekas Ketua PBNU KH Salahudin Wahid atau Gus Solah mengumpulkan ribuan peserta Muktamar NU ke-33 di Pondok Pesantren Tebuireng, Jombang, Kamis, 30 Juli 2015.
Pertemuan terbuka di masjid pondok setempat itu bertajuk ramah tamah muktamirin–sebutan peserta muktamar-dengan KH Hasyim Muzadi dan KH Salahudin Wahid. Pertemuan ini di luar agenda muktamar yang dijadwalkan panitia.
Pertemuan ini bisa disebut sebagai bagian dari konsolidasi kubu Hasyim-Gus Solah untuk mencalonkan sebagai Rais Aam dan Ketua Umum PBNU periode mendatang. Gus Solah terlebih dulu didaulat memberi sambutan selamat datang pada muktamirin.
Gus Solah hanya memberi ucapan selamat datang dan tidak sampai mengeluarkan pernyataan minta dukungan. “Saya ucapkan selamat datang dan mohon maaf jika ada kekurangan kami melayani peserta dan kami sudah berusaha keras mempersiapkan,” katanya.
Sementara Hasyim banyak mengingatkan peserta muktamar akan keselamatan NU ke depan. “Muktamar kali ini beda dengan sebelumnya. Kita tidak hanya memilih siapa tapi juga menjaga supaya NU tidak bengkok dari manhaj-nya (kaidah),” kata Pengasuh Pondok Pesantren Al Hikam, Malang, ini.
Pertemuan tersebut juga dijadikan pemanasan pada peserta muktamar untuk mengkritisi sejumlah agenda dan materi dalam muktamar yang dianggap perlu diluruskan. Sejumlah kiai dan ustad ditunjuk untuk memberikan pemikiran-pemikiran tentang ancaman paham lain terhadap paham Ahlussunnah wal Jamaah yang dikembangkan NU sampai masalah keorganisasian.
“Kita akan membahas satu per satu sampai besok,” kata salah satu fasilitator, Nasihin. Bahkan fasilitator yang lain juga sempat menyebut dan meminta doa bagi Hasyim Muzadi dan Gus Solah sebagai calon Rais Aam dan calon Ketua Umum PBNU.
Muktamar NU ke-33 di Jombang akan dilaksanakan 1-5 Agustus 2015. Agenda pembukaan, pemilihan Rais Aam dan Ketua Umum PBNU sampai penutupan dilaksanakan di Alun-Alun Jombang. Sedangkan sidang komisi-komisi dilaksanakan di empat pondok pesantren antara lain Pondok Pesantren Mambaul Ma’arif di Desa Denanyar, Kecamatan Jombang; Tebuireng di Desa Cukir, Kecamatan Diwek; Bahrul Ulum di Desa Tambakrejo, Kecamatan Jombang; dan Darul Ulum di Desa Rejoso, Kecamatan Peterongan.