Forum Rektor 36 PTN Tuntut Kejelasan Status Pegawainya  

Reporter

Editor

Yuliawati

Jumat, 24 Juli 2015 18:53 WIB

Sekretaris Umum Panitia Nasional SBMPTN, Werry Darta Taifur menyatakan rata-rata persaingan di seleksi ujian tulis masuk kampus negeri tahun ini, mencapai 1:14 atau, satu kursi diperebutkan 14 peserta. (Komunika Online)

TEMPO.CO, YOGYAKARTA - Forum Rektor 36 Perguruan Tinggi Negeri (PTN) dari seluruh Indonesia mengeluhkan soal ketidakjelasan status kepegawaian ribuan dosen dan tenaga kependidikan. Forum mendesak Presiden Joko Widodo segera menerbitkan Peraturan Pemerintah sebagai dasar hukum terkait status kepegawaian dosen dan tenaga kependidikan.

Menurut Ketua Forum Rektor Bustami Rahman ketidakjelasan status sekitar 5000-an pegawai terjadi di 36 PTN yang baru berubah status menjadi kampus negeri. "Nasib status pegawai kami selama bertahun-tahun menggantung sejak 2010," kata Bustami kepada wartawan di Gedung Rektorat Universitas Pembangunan Nasional (UPN) Veteran Yogyakarta, pada Jumat, 24 Juli 2015.

Rektor Universitas Bangka Belitung tersebut menilai selama ini pemerintah telah mengalihkan status puluhan kampus swasta menjadi negeri tanpa persiapan matang. "Ibarat mau melahirkan anak, tapi setelah itu dibiarkan begitu saja," ujar dia.

Akibatnya, sekitar 36 kampus swasta menjadi negeri, tapi status ribuan dosen dan pegawainya, yang menerima gaji dari anggaran milik negara, tidak jelas. "Kami berharap, tahun ini masalah ini selesai," kata Bustami.

Menurut Bustami, sebagian besar dosen dan pegawai di kampus-kampus tersebut semula berstatus sebagai Pegawai Tetap Yayasan (PTY). Akan tetapi, setelah kampus-kampus itu berubah status menjadi negeri, para pegawai jenis ini tidak kunjung diangkat menjadi Pegawai Negeri Sipil (PNS).

Selama ini, pengelola 36 PTN baru menggaji para pegawai tetap yayasan itu dengan anggaran negara. Menurut Bustami, gaji itu diambil dari biaya kuliah mahasiswa yang termasuk kategori Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP). Sumber anggaran untuk gaji juga diambil dari Bantuan Operasional Perguruan Tinggi Negeri (BOPTN).

Menurut Bustami, Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (ASN) hanya mengenal dua jenis status kepegawaian. Keduanya ialah PNS dan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK). "Padahal, syarat jadi PNS maksimal usia 35 tahun, banyak pegawai dan dosen kami sudah berusia lebih tua," kata Bustami.

Peraturan Pemerintah (PP) tentang prosedur pengangkatan tenaga PPPK, yang menjadi turunan dari UU ASN, bisa memperjelas status kepegawaian. Sayangnya, perturan itu belum kunjung rampung. "Kabarnya, Oktober tahun ini aturan itu akan terbit, kami berharap benar-benar terlaksana," kata Bustami.

Pada Kamis malam kemarin, rektor-rektor 36 PTN baru dari seluruh Indonesia berkumpul membahas masalah ini di Hotel Inna Garuda Yogyakarta. Pertemuan itu juga dihadiri oleh Ketua Komisi Aparatur Sipil Negara, Sofyan Effendi. Direktur Jendral Sumber Daya Ilmu Pengetahuan, Teknologi dan Pendidikan Tinggi, Ali Ghufron Mukti juga datang di pertemuan itu.

Bustami mengatakan pertemuan tersebut menyimpulkan, solusi terbaik masalah kepegawaian di 36 PTN baru ialah dengan segera ada penerbitan PP mengenai pengangkatan PPPK. Jadi, bagi pegawai berusia di bawah 35 tahun bisa menjadi PNS dan yang lebih tua diangkat sebagai PPPK. "Draft PP itu sudah ada dan sedang mengalami harmonisasi di lintas kementerian," kata dia.

ADDI MAWAHIBUN IDHOM

Berita terkait

BPKD DKI Tepis Isu Heru Budi Pangkas Penerima KJMU untuk Potong Anggaran Pendidikan

50 hari lalu

BPKD DKI Tepis Isu Heru Budi Pangkas Penerima KJMU untuk Potong Anggaran Pendidikan

Kepala BPKD DKI Jakarta membantah adanya instruksi Heru Budi untuk memotong anggaran pendidikan karena ada kebijakan baru pemadanan penerima KJMU.

Baca Selengkapnya

JPPI Minta Anggaran Program Makan Siang Gratis Tak Ambil dari Alokasi untuk Pendidikan

5 Maret 2024

JPPI Minta Anggaran Program Makan Siang Gratis Tak Ambil dari Alokasi untuk Pendidikan

JPPI mengatakan program makan siang gratis tidak boleh mengambil anggaran pendidikan yang saat ini sudah sangat terbebani.

Baca Selengkapnya

Janji Anies Baswedan Bentuk Pos Anggaran Pendidikan Khusus Disabilitas dan Kelompok Rentan

24 Januari 2024

Janji Anies Baswedan Bentuk Pos Anggaran Pendidikan Khusus Disabilitas dan Kelompok Rentan

Anies Baswedan Komitmen akan Bentuk Pos Anggaran Pendidikan Khusus Disabilitas dan Kelompok Rentan

Baca Selengkapnya

Jokowi Soroti Perlunya Kenaikan Anggaran Pendidikan untuk Hadapi Bonus Demografi

16 Januari 2024

Jokowi Soroti Perlunya Kenaikan Anggaran Pendidikan untuk Hadapi Bonus Demografi

Jokowi menyatakan bahwa Indonesia harus mengejar ketimpangan pendidikan dengan negara lain.

Baca Selengkapnya

Jokowi Ingin Anggaran dan Jumlah Penerima LPDP Ditambah hingga 5 Kali Lipat

16 Januari 2024

Jokowi Ingin Anggaran dan Jumlah Penerima LPDP Ditambah hingga 5 Kali Lipat

Jokowi mengatakan anggaran untuk pendidikan perlu ditambah, termasuk untuk Beasiswa LPDP.

Baca Selengkapnya

Untuk Apa Saja Anggaran Pendidikan RAPBN 2024 Rp 660,8 Triliun?

17 Agustus 2023

Untuk Apa Saja Anggaran Pendidikan RAPBN 2024 Rp 660,8 Triliun?

Presiden Joko Widodo mengatakan Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) 2024 menganggarkan dana pendidikan sebesar Rp 660,8 triliun.

Baca Selengkapnya

APBN 2023 Rp3.061,2 Triliun, Anggaran Ketahanan Pangan Terkecil

1 Desember 2022

APBN 2023 Rp3.061,2 Triliun, Anggaran Ketahanan Pangan Terkecil

Alokasi APBN 2023 itu terdiri dari belanja pemerintah pusat Rp2.246,5 triliun rupiah, dan transfer ke daerah sebesar Rp814,7 triliun.

Baca Selengkapnya

Komisi VIII DPR Sepakat Perjuangkan Aspirasi Madrasah dan Pesantren

23 September 2022

Komisi VIII DPR Sepakat Perjuangkan Aspirasi Madrasah dan Pesantren

HNW meminta agar Pesantren menjadi Direktorat Jenderal, serta proporsionalitas anggaran bagi madrasah swasta, evaluasi sistem pengangkatan guru madrasah, sosialisasi UU Pesantren, dan realisasi Dana Abadi Pesantren.

Baca Selengkapnya

Perkuat Dana Abadi, Alumni ITS Sumbang Rp 1 Miliar

17 Agustus 2022

Perkuat Dana Abadi, Alumni ITS Sumbang Rp 1 Miliar

Ikatan Alumni ITS menyumbang Rp 1 miliar untuk dana abadi. Dana tersebut digunakan untuk mendukung kegiatan Tri Dharma kampus.

Baca Selengkapnya

Jokowi: Anggaran Pendidikan 2023 Direncanakan Rp 608,3 Triliun

16 Agustus 2022

Jokowi: Anggaran Pendidikan 2023 Direncanakan Rp 608,3 Triliun

Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyampaikan bahwa pemerintah menyiapkan anggaran pendidikan sebesar Rp 608,3 triliun.

Baca Selengkapnya