Freeport dan Arun Sumber Keuangan Utama Bagi TNI

Reporter

Editor

Jumat, 1 Agustus 2003 11:08 WIB

TEMPO Interaktif, Jakarta:Koordinator Kontras, Munir, mengatakan bahwa perusahaan-perusahaan pertambangan di daerah-daerah konflik adalah penyumbang utama bagi pemasukan dana ke TNI. Saya kira, pembayar terbesar TNI adalah perusahaan pertambangan di daerah konflik, seperti di Aceh (Arun) dan Papua (PT Freeport), kata Munir kepada Tempo News Room bersama wartawan Rakyat Merdeka di kantornya di Jakarta, Rabu (19/3) siang. Munir memaparkan, dari seluruh anggaran TNI, sekitar 70 persen bukan berasal dari dana pemerintah. Menurutnya, dana tersebut berasal dari dari bisnis-bisnis yang dijalankan oleh TNI, yang meliputi bisnis militer, bisnis keamanan, dan bisnis illegal. Hal itu, menurut Munir, menyebabkan negara sulit melakukan fungsi kontrol terhadap TNI. Akibat lain dari terjadinya perkawinan antara pemodal dan militer, adalah terjadinya penyalah gunaan kekuasaan, melemahnya unsur politik atas militer, dan pelanggaran hukum. Misalnya kasus Marsinah, kekerasan terhadap buruh, dan masyarakat di sekitar tambang, ungkapnya. Selain itu, kegiatan bisnis itu dapat berakibat pada terjualnya public domain (kepentingan publik). Keamanan public domain. Kok hak publik untuk memperoleh keamanan harus didapat dengan membayar (kepada TNI), ujarnya. Oleh karena itu, lanjutnya, pembayar pajak tidak secara otomatis mendapatkan pelayanan keamanan. Munir mengatakan, seharusnya sesuai dengan UU tahun 1999, peneriman negara bukan pajak diberikan melalui Departemen Keuangan. Jadi tidak bisa TNI terima sendiri-sendiri, kata Munir. Untuk itu, Munir menyarankan agar dana off budget TNI (dana yang diperoleh dari layanan keamanan), disahkan dengan jalan menaikkan pajak kepada perusahaan-perusahaan yang bersangkutan, sehingga dana itu resmi masuk ke kas negara. Selama ini, kan pemerintah malu-malu untuk menaikkan pajak, ujarnya. Munir juga mengkhawatirkan, adanya pemberian dana dari perusahaan pertambangan dan perkebunan di daerah konflik kepada TNI justru tidak akan menyelesaikan konflik yang sudah ada. Artinya, sebenarnya apa yang dipertarungkan di Aceh dan Papua bisa jadi bukan semata-mata soal menghadapi gerakan kemerdekaan, tetapi juga avonturisme ekonomi, tandasnya. Lalu, Munir menyebutkan soal keterlibatan aparat TNI yang berada di balik kasus illegal logging di Kalimantan. Munir mengatakan, bahwa penerimaan dana TNI dari dana di luar anggaran yang ditetapkan, sudah terjadi sejak lama, seiring dengan sejarah TNI sendiri. Sejak dari perjanjian Meja Bundar, Renville, budget-budget negara kepada TNI terus mengalir, kata Munir. Sampai akhirnya pada awal tahun 1980-an hal itu sudah menjadi kerangka sistem yang dapat diterima. Masalah itu, sebenarnya justru menghambat terciptanya sikap profesional TNI. Munir mengatakan bahwa 90 persen dari seluruh anggaran TNI digunakan untuk membiayai aparat TNI yang jumlahnya sangat banyak. Seharusnya, menurut dia, berdasarkan analisa keamanan, TNI dapat menentukan perkiraan situasi keamanan nasional, yang kemudian dengan analisa itu dapat memproyeksikan jumlah personil yang proporsional dan lebih ramping. Dengan demikian, mereka dapat memiliki kemampuan dan keahlian yang lebih baik dan profesional. Indra Darmawan Tempo News Room

Berita terkait

Hasil Final Piala Uber 2024: Fadia / Ribka Kalah, Indonesia Tertinggal 0-2 dari Tuan Rumah Cina

2 menit lalu

Hasil Final Piala Uber 2024: Fadia / Ribka Kalah, Indonesia Tertinggal 0-2 dari Tuan Rumah Cina

Fadia / Ribka yang turun sebagai ganda pertama kalah melawan Chen / Jia di pertandingan Indonesia melawan Cina dalam laga final Piala Uber 2024.

Baca Selengkapnya

RI - Inggris Berkomitmen Perkuat Kerja Sama Ekonomi dan Perdagangan

12 menit lalu

RI - Inggris Berkomitmen Perkuat Kerja Sama Ekonomi dan Perdagangan

Pemerintah Indonesia bertemu dengan Menteri Perdagangan Inggris Greg Hands MP untuk membahas sejumlah kerja sama di bidang ekonomi dan perdagangan.

Baca Selengkapnya

Badai di Rio Grande do Sul Brasil Menewaskan 55 Orang dan Puluhan Korban Hilang

19 menit lalu

Badai di Rio Grande do Sul Brasil Menewaskan 55 Orang dan Puluhan Korban Hilang

Hujan lebat di Rio Grande do Sul, Brasil telah menewaskan setidaknya 55 orang tewas dan 74 orang masih dinyatakan hilang.

Baca Selengkapnya

Tanpa Musik, Chen EXO Nyanyi Diiringi Tepuk Tangan Penonton Saranghaeyo Indonesia

22 menit lalu

Tanpa Musik, Chen EXO Nyanyi Diiringi Tepuk Tangan Penonton Saranghaeyo Indonesia

Chen EXO meminta penonton mengiringinya bernyanyi dengan tepuk tangan karena music recorder sempat bermasalah.

Baca Selengkapnya

AHY Tinjau Lahan untuk Relokasi Pengungsi Erupsi Gunung Ruang, Pastikan Administrasi Tak Bermasalah

22 menit lalu

AHY Tinjau Lahan untuk Relokasi Pengungsi Erupsi Gunung Ruang, Pastikan Administrasi Tak Bermasalah

Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN) Agus Harimurti Yudhoyono atau AHY berangkat ke Bandara Gorontalo, Sulawesi Utara pada Ahad dini hari, 5 Mei 2024. AHY akan mengunjungi calon lahan relokasi warga pengungsi yang terdampak semburan abu vulkanik Gunung Ruang, Tagulandang, Sulawesi Utara.

Baca Selengkapnya

TPNPB-OPM Tanggapi Rencana TNI-Polri Kerahkan Pasukan Tambahan di Intan Jaya

23 menit lalu

TPNPB-OPM Tanggapi Rencana TNI-Polri Kerahkan Pasukan Tambahan di Intan Jaya

Menurut Sebby Sambom, penambahan pasukan itu tak memengaruhi sikap TPNPB-OPM.

Baca Selengkapnya

Microsoft Investasi Rp 35,6 triliun di Malaysia, Berikut Sejarah Raksasa Teknologi AS Itu

27 menit lalu

Microsoft Investasi Rp 35,6 triliun di Malaysia, Berikut Sejarah Raksasa Teknologi AS Itu

Microsoft investasi Rp 35,6 triliun di Malaysia, begini sejarah raksasa teknologi AS Itu.

Baca Selengkapnya

Catat, 5 Tips Lolos Wawancara Kerja Babak Terakhir

29 menit lalu

Catat, 5 Tips Lolos Wawancara Kerja Babak Terakhir

Sudah takukah Anda ada beberapa tips agar lolos wawancara kerja terakhir untuk suatu perusahaan?

Baca Selengkapnya

Sidang Etik Nurul Ghufron 14 Mei, Dewas KPK Pastikan Tak Akan Ditunda Lagi

29 menit lalu

Sidang Etik Nurul Ghufron 14 Mei, Dewas KPK Pastikan Tak Akan Ditunda Lagi

Dewas KPK memastikan tak akan menunda lagi sidang etik terhadap Nurul Ghufron.

Baca Selengkapnya

Vivo Y18 Resmi Diluncurkan di India, Ini Spesifikasinya

30 menit lalu

Vivo Y18 Resmi Diluncurkan di India, Ini Spesifikasinya

Vivo Y18 ditenagai chipset MediaTek Helio G85.

Baca Selengkapnya