Lebaran, Tarif Bus Naik 20 Persen  

Reporter

Editor

Agung Sedayu

Kamis, 9 Juli 2015 16:57 WIB

Seorang penumpang berada di depan bus di Terminal Kampung Rambutan, Jakarta, 9 Juli 2015. Untuk mengantisipasi arus mudik dan balik 2015, Terminal Kampung Rambutan menyiapkan armada sebanyak 7.923 bus reguler dan 490 bus bantuan. TEMPO/Frannoto

TEMPO.CO, Bandung - Ketua Organisasi Angkutan Darat (Organda) Jawa Barat Dedeh T. Widarsih mengatakan tarif bus angkutan Lebaran naik. Pengusaha bus umum akan menerapkan tarif batas. “Kami pakai tarif batas atas,” kata dia saat dihubungi Tempo, Kamis, 9 Juli 2015.

Dedeh mengatakan, pengusaha angkutan sempat meminta pemerintah memberlakukan tuslah atau tambahan biaya karcis angkutan selama Lebaran. Tapi usul itu ditolak dan disarankan menggunakan tarif batas atas untuk tarif angkutan umum kelas ekonomi. “Naiknya dibandingkan dengan tarif biasa itu antara 15 persen sampai 20 persen. Tadinya dengan tuslah kami minta naiknya 25 persen,” kata dia.

Kepala Terminal Cicaheum, Kota Bandung, Abdul Haris mengatakan, tarif angkutan bus kelas ekonomi diatur pemerintah. Tarif bus antar-kota antar-provinsi tercantum dalam Surat Keputusan Menteri Perhubungan, sementara bus antar-kota dalam provinsi ada dalam Surat Keputusan Gubernur. “Ada batas atas dan batas bawah,” katanya.

Haris mengatakan, sementara tarif bus kelas bisnis dan eksekutif besarannya diserahkan pada pasar. “Dalam hal ini pihak perusahaan otobis menentukan sendiri atas rekomendasi Organda. Diperkirakan naiknya sekitar 25 persen,” kata dia.

Kepala Dinas Perhubungan Jawa Barat Dedi Taufik mengatakan, pihaknya akan mengawasi penggunaan tarif angkutan saat Lebaran. “Tiket kami awasi terutama kelas ekonomi,” kata dia. Ia juga meminta pengusaha otobus untuk memperhatikan kenyamanan pengguna jasa transportasi. ”Pastikan kendaraan layak jalan, pastikan supir dalam keadaan sehat, dan membawa kelengkapan administrasi seperti SIM, buku uji, dan lain sebagainya."

AHMAD FIKRI

Berita terkait

Harga BBM Naik, Pengusaha Bus Ungkap Dampaknya ke Okupansi

4 September 2022

Harga BBM Naik, Pengusaha Bus Ungkap Dampaknya ke Okupansi

Kenaikan harga BBM akan berdampak meningkatkan harga-harga barang dan membuat okupansi bus merosot.

Baca Selengkapnya

Pengusaha Bus Cerita Efek Pukulan Ganda Pasca-kenaikan Harga BBM

4 September 2022

Pengusaha Bus Cerita Efek Pukulan Ganda Pasca-kenaikan Harga BBM

Kenaikan harga BBM akan membuat tarif angkutan darat antar-kota antar-provinsi (AKAP) ikut terkerek naik 10-25 persen

Baca Selengkapnya

Bus Trayek Jakarta Batal Disetop, Organda: Penumpang Sudah Sepi

31 Maret 2020

Bus Trayek Jakarta Batal Disetop, Organda: Penumpang Sudah Sepi

Organda mengatakan penumpang bus sudah sepi sebelum adanya penyetopan trayek dari dan ke Jakarta.

Baca Selengkapnya

DKI Akan Setop Bus AKAP, Organda Minta BLT untuk Sopir dan Kernet

31 Maret 2020

DKI Akan Setop Bus AKAP, Organda Minta BLT untuk Sopir dan Kernet

SekJen DPP Organda Ateng Haryoni mengatakan seluruh perusahaan otobus menghentikan operasional armadanya khusus trayek Jakarta mulai Senin petang.

Baca Selengkapnya

Natal dan Tahun Baru, Pembatasan Angkutan Barang Berlaku 5 Hari

11 Desember 2019

Natal dan Tahun Baru, Pembatasan Angkutan Barang Berlaku 5 Hari

Pada masa libur Natal dan Tahun Baru, pemerintah akan memberlakukan pembatasan angkutan barang selama lima hari.

Baca Selengkapnya

DNI Sektor Perhubungan Darat Dihapus, Organda Minta Ini...

22 November 2019

DNI Sektor Perhubungan Darat Dihapus, Organda Minta Ini...

Pemerintah memutuskan untuk menghapus 14 Daftar Negatif Investasi (DNI), termasuk sektor usaha perhubungan darat.

Baca Selengkapnya

Organda Sebut Syarat Bus Zhong Tong Buat Transjakarta, Apa Saja?

19 Oktober 2019

Organda Sebut Syarat Bus Zhong Tong Buat Transjakarta, Apa Saja?

Organisasi Angkutan Darat DKI Jakarta meminta pemerintah provinsi DKI memastikan keamanan bus Zhong Tong buat armada Transjakarta.

Baca Selengkapnya

Kuota Solar Subsidi Menipis, Organda Minta Penyelewengan Diusut

4 Oktober 2019

Kuota Solar Subsidi Menipis, Organda Minta Penyelewengan Diusut

DPP Organda meminta pemerintah mengusut tuntas perkara penyelewengan Solar bersubsidi seiring dengan kian habisnya kuota BBM bersubsidi itu.

Baca Selengkapnya

Sukabumi Razia Stiker Pornografi dan Ujaran Kebencian di Angkot

18 Juni 2019

Sukabumi Razia Stiker Pornografi dan Ujaran Kebencian di Angkot

Dinas Perhubungan dan Organda Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, merazia angkot yang memiliki stiker atau gambar temper berbau pornografi.

Baca Selengkapnya

Organda Minta Bus Tak Ikut Sistem Satu Arah di Tol Trans Jawa

22 Mei 2019

Organda Minta Bus Tak Ikut Sistem Satu Arah di Tol Trans Jawa

Organda minta bus tak ikut sistem satu arah saat mudik lebaran di jalan tol Trans Jawa.

Baca Selengkapnya