TEMPO Interaktif, Sukoharjo:Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Sukoharjo menarik ratusan kartu kompensasi BBM (KKB) yang diduga salah sasaran. Hingga sepekan sejak diterimanya KKB di daerah tersebut, sedikitnya 165 kartu yang kembali berada di tangan BPS. "Ada yang ditarik oleh BPS tetapi ada pula karena kesadaran si penerima karena merasa mereka tidak sepantasnya menerima KKB," kata Sugito Kepala BPS Sukoharjo, Selasa (18/10)Lilis Setiyono (38), warga yang tergolong mampu danmengembalikan KKB, mengatakan di daerah tempat tinggalnya, Dukuh Talang, Desa Banaran, Kecamatan Grogol, ada sejumlah warga secara ekonomis kecukupan tapi mendapat KKB. Ia mengaku sukarela mengembalikan KKB karena merasa masih banyak orang yang membutuhkan bantuan. "Kalau ditanya mau atau tidak uang Rp 100 ribu per bulan secara cuma-cuma ya jelas mau, tapi kan masih banyak orang yang lebih membutuhkan tetapi justru tidak memperoleh," katanya. Sugito mengatakan, meski sudah ratusan KKB ditarik tapi kemungkinan masih ada warga yang tidak memenuhi kriteriamasih memegang KKB. Pihaknya akan terus membenahi agar dana kompensasi tersebut benar-benar sampai kepada yang berhak. Kartu yang ditarik tidak akan dibagikan kepada siapapun meski setiap hari pihaknya menerima pengaduan atau pelaporan warga yang mengakui miskin. "Kami kembalikan ke negara," tukasnya.Sementara itu, Hampir setiap hari, keluarga miskin diberbagai daerah mendatangi kantor kelurahan dan BPSuntuk mendaftarkan dirinya agar didata sebagai wargamiskin. Di kelurahan Banaran, misalnya, ratusan orangyang sebagian besar merupakan buruh PT Danliris yangterkena PHK mendaftarkan diri dengan harapan akanmendapat dana kompensasi pada periode berikutnya. "Di desa itu memang terdata sebanyak 432 keluarga miskintetapi pusat hanya menyetujui 378 keluarga saya yangdapat KKB," ujar Sugito. Imron Rosyid