Ibu angkat Angeline, Margriet Christina Megawe menjadi tersangka kasus pembunuhan Angeline di Markas Polresta Denpasar, Bali, 30 Juni 2015. TEMPO/Johannes P. Christo
TEMPO.CO,Denpasar - Warga sekitar rumah kontrakan Margriet Christina Megawe berkerumun untuk menyaksikan rekonstruksi perkara pembunuhan Angeline di Jalan Sedap Malam, Denpasar. Mereka emosional mengikuti proses rekonstruksi yang sempat tertunda hingga satu jam itu.
Koresponden Antara di lokasi rekonstruksi itu, Senin, 6 Juli 2015, melaporkan bahwa teriakan ratusan warga yang berisi caci-maki terdengar saat dua tersangka kasus ini, Margriet Christina Megawe dan Agus Tay Hamba May (Agustinus Tai Hamdani), tiba pada pukul 10.05 Wita. Teriakan itu juga terdengar saat tim kuasa hukum Margriet tiba sekitar pukul 12.00 Wita.
Ratusan warga berjalan kaki untuk mendatangi lokasi rekonstruksi. Banyak di antara mereka yang sampai memanjat pohon untuk melihat proses itu. Mereka berteriak ketika Margriet Megawe dan Agus dibawa mobil berlapis baja untuk dihadirkan dalam rekonstruksi pembunuhan Angeline.
Kedua tersangka yang mengenakan baju oranye bertuliskan "TAHANAN" itu memasuki rumah "angker" tersebut dengan tangan diborgol. Margriet, ibu angkat Angeline, tampak tertunduk didampingi polisi wanita saat memasuki rumahnya yang kini menjadi sorotan publik itu. "Tembak saja Margriet. Lempar pakai tahi ayam," pekik salah seorang warga.
Pelaksanaan rekonstruksi dimulai pada pukul 10.10 Wita, atau terlambat sekitar satu jam dari jadwal semula. Sedikitnya 150 polisi dari Satuan Samapta Bhayangkara, Pengendali Massa, dan Lalu Lintas Kepolisian Resor Kota Denpasar dengan dibantu Kepolisian Daerah Bali dikerahkan untuk menjaga lokasi rekonstruksi.
Selain petugas kepolisian, puluhan petugas keamanan adat khas Bali atau pecalang dari Banjar (dusun) Kebon Kuri dan Kesiman serta aparat Badan Pembina Desa TNI turut mengamankan tempat kejadian perkara pembunuhan itu.