Gelombang Imigran Pertama Belanda dari Maluku  

Reporter

Senin, 29 Juni 2015 21:57 WIB

Keadaan Royal Palace di Dam Square Belanda, saat hari perayaan tulip nasional. Ribuan orang menghadiri acara tersebut, dan para pengunjung berhak mengambil tulip-tulip tersebut secara gratis, 17 Januari 2015. Michel Porro/Getty Images

TEMPO.CO, Jakarta - Meski Belanda tidak mengenal migrasi pekerja rumah tangga perempuan, tapi selama beberapa dekade negeri itu menerima banyak migran. Terutama didominasi oleh para pendatang dari bekas koloninya, misalnya Suriname dan Indonesia, para pekerja migran asal Maroko dan Turki, juga pencari suaka asal Somalia, Iran, Irak, Afganistan, dan Suriah.

"Repatriasi warga Belanda-Indonesia dan sekelompok besar orang Maluku adalah kelompok imigran kolonial pertama usai Perang Dunia Kedua pada masa 50-an dan 60-an," kata Nico Schermers, Kepala Departemen Politik Kedutaan Besar Belanda di Jakarta, saat membuka diskusi publik Menuju Masyarakat ASEAN Pasca-2015 yang Berpihak pada Buruh Migran di Erasmus Huis, Jakarta, Senin, 29 Juni 2015.

Gelombang kedua terjadi pada 1975, pasca-kemerdekaan Suriname. Lalu disusul pada 1990-an, warga dari luar Belanda, Antilles dan Aruba, juga masuk ke Belanda untuk belajar atau mencari pekerjaan.

Pada 1960-an, pertumbuhan ekonomi dan kebutuhan tenaga kerja di Belanda, menyebabkan aliran gelombang pertama pekerja migran asal Italia, Spanyol, Turki, dan Maroko. "Sebagian dari mereka bekerja dan tinggal di Belanda, lalu mengajak keluarga mereka," kata Schermers.

Sejak perluasan Uni Eropa, lebih banyak lagi pekerja dari Polandia, Bulgaria, dan Rumania masuk ke Belanda. "Terbukanya perbatasan menyebabkan tenaga kerja juga bebas bergerak," tambah dia. Tantangan serupa, menurutnya, dialami juga di ASEAN yang pekerja rumah tangga Indonesia mencari kerja di negara-negara ASEAN lainnya, demikian pula sebaliknya.

Kelompok migran ketiga terdiri atas para pencari suaka. Terutama dari Irak, Iran, Somalia, Sri Lanka, Afganistan, dan bekas Uni Soviet. Para pencari suaka tersebut masuk ke Belanda mulai 1990-an hingga sekarang. Schermers mengatakan, setelah sempat mereda, para pencari suaka kembali marak pada 2014 akibat konflik di Suriah dan Eritrea.

NATALIA SANTI

Berita terkait

Lindungi Buruh Migran, Polri Bentuk Tim Khusus Pidana Ketenagakerjaan

3 hari lalu

Lindungi Buruh Migran, Polri Bentuk Tim Khusus Pidana Ketenagakerjaan

Polri menyoroti keselamatan buruh hingga sengketa buruh vs pengusaha, sehingga dirasa perlu pendampingan dari polisi.

Baca Selengkapnya

Debat Capres Soal Ketenagakerjaan Prabowo Setuju Anies Baswedan, Begini Respons Aktivis Pekerja Migran Indonesia

5 Februari 2024

Debat Capres Soal Ketenagakerjaan Prabowo Setuju Anies Baswedan, Begini Respons Aktivis Pekerja Migran Indonesia

"Pemerintah tak mampu bekerja sendiri memberikan perlindungan terhadap PMI baik dari hulu ke hilir," kata Maizidah Salas aktivis PMI usai debat capres

Baca Selengkapnya

Aturan Impor Barang Pekerja Migran Diteken, Kemenkeu Jelaskan Latar Belakangnya

12 Desember 2023

Aturan Impor Barang Pekerja Migran Diteken, Kemenkeu Jelaskan Latar Belakangnya

Direktur Jenderal Bea dan Cukai Kemenkeu, Askolani menjelaskan latar belakang terbitnya aturan itu, yakni karena Pekerja Migran Indonesia mempunyai kontribusi signifikan terhadap perekonomian.

Baca Selengkapnya

Kisah Anak Pekerja Migran Indonesia di Malaysia Raih Beasiswa, Ingin Bawa Orang Tua Pulang

16 Oktober 2023

Kisah Anak Pekerja Migran Indonesia di Malaysia Raih Beasiswa, Ingin Bawa Orang Tua Pulang

Kemendikbudristek memberikan beasiswa bagi anak-anak pekerja migran Indonesia.

Baca Selengkapnya

Inpres Tata Kelola Pekerja Migran Akan Disusun, Menaker: Merinci Tugas Kementerian sampai Desa

28 September 2023

Inpres Tata Kelola Pekerja Migran Akan Disusun, Menaker: Merinci Tugas Kementerian sampai Desa

Pemerintah segera menyusun instruksi presiden (inpres) yang berisi perbaikan tata kelola penempatan dan pelindungan pekerja migran.

Baca Selengkapnya

Bea Cukai Jatim Bongkar Modus Penyelundupan Narkotika Senilai Rp 96,6 Miliar

13 September 2023

Bea Cukai Jatim Bongkar Modus Penyelundupan Narkotika Senilai Rp 96,6 Miliar

Ditjen Bea Cukai (DJBC) Kanwil Jawa Timur membongkar modus-modus penyelundupan barang jenis Narkotika, Psikotropika, dan Prekursor (NPP) ke Indonesia.

Baca Selengkapnya

7 Juta Pekerja Migran di ASEAN, Menaker: Berdampak Besar bagi Perekonomian dan Kemajuan Kawasan

9 September 2023

7 Juta Pekerja Migran di ASEAN, Menaker: Berdampak Besar bagi Perekonomian dan Kemajuan Kawasan

Menaker Ida Fauziyah menyampaikan bahwa Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ASEAN ke-43 menghasilkan dua dokumen penting di bidang ketenagakerjaan.

Baca Selengkapnya

Tanda Tanya Kajian Amdal Proyek IKN

30 Juni 2023

Tanda Tanya Kajian Amdal Proyek IKN

Pemerintah menolak membuka informasi tentang kajian lingkungan atau Amdal proyek ibu kota negara atau IKN.

Baca Selengkapnya

Pengiriman Buruh Migran Ilegal ke Timur Tengah Melonjak di Masa Moratorium

3 Juni 2023

Pengiriman Buruh Migran Ilegal ke Timur Tengah Melonjak di Masa Moratorium

Pengiriman buruh migran ke Timur Tengah tetap tinggi meski dalam masa moratorium sejak 2015.

Baca Selengkapnya

Bareskrim Sebut Total WNI Korban TPPO ke Myanmar Bertambah Jadi 25 Orang

16 Mei 2023

Bareskrim Sebut Total WNI Korban TPPO ke Myanmar Bertambah Jadi 25 Orang

Bareskrim menyatakan 5 korban terakhir TPPO ke Myanmar telah berhasil diamankan di KBRI Bangkok.

Baca Selengkapnya