Pengungsi Gunung Sinabung beristirahat di posko pengungsian sementara di Kaban Kabanjahe, Karo, Sumatra Utara, 3 Juni 2015. Sedikitnya 2.555 warga dari empat desa diungsikan di tempat tersebut terkait status Gunung Sinabung yang dinaikan dari siaga level tiga menjadi awas level empat. ANTARA/Zabur Karuru
TEMPO.CO , Karo: Semenjak ditingkatkannya status Gunung Sinabung dari Siaga (Level 3) menjadi Awas (Level 4) sejak 2 Juni 2015, membuat ribuan penduduk diungsikan dari kampungnya masing-masing. (Baca: Status Gunung Sinabung Masih Awas)
Ada empat desa yang diungsikan, masing-masing dari Desa Gurukinayan, Tiga Pancur, Pintu Besi, dan Beras Tepu. Pemindahan warga empat desa tersebut dilakukan karena berada dalam radius 7 kilometer dari kaki Gunung Sinabung.
Berdasarkan data terakhir per 7 Juni 2015, penduduk yang mengungsi terbagi di empat lokasi penampungan sementara, yaitu di Jambur Lau Buah-Desa Batu Karang sebanyak 832 orang, di Paroki Katolik Kabanjahe sebanyak 929 jiwa, di Gedung KNPI sebanyak 249 jiwa, dan di GBKP simpang enam sebanyak 453 jiwa. Total jumlah pengungsi ada sekitar 2.489 jiwa.
Jumlah itu, menurut Koordinator Pengungsi di Paroki Katolik Bastanta Purba, terus bertambah. Ada pertambahan pengungsi di lokasinya. “ Saat ini ada sekitar 953 jiwa yang ada di sini. Pengungsi di sini berasal dari Desa Tiga Pancur, karena lokasi pengungsian dibagi per asal desanya,” ujar Bastanta ketika dihubungi Senin, 8 Juni 2015.
Walaupun berada di pengungsian, Koordinator Pengungsi di GBKP Simpang Enam Zulkarnaen Tarigan mengatakan, kebanyakan warga memilih tetap bertani ke ladang masing-masing.
“Warga masih kembali ke ladangnya, pagi berangkat, sore pulang kemari,” kata Zulkarnaen.
Ada juga warga yang minta agar tetap tinggal di rumah.” Kemarin ada 2 orang warga yang stroke ringan. Lantaran penyakitnya, dia minta untuk tinggal di rumah saja. Nanti kalau ada perkembangan situasi, dia minta dikabari secepatnya,” tambah Zulkarnaen.